Fitur-fitur Baru yang Diharapkan di FIFA 18

Video Games

by Dex Glenniza 40140

Dex Glenniza

Your personal football analyst. Contributor at Pandit Football Indonesia, head of content at Box2Box Football, podcaster at Footballieur, writer at Tirto.ID, MSc sport science, BSc architecture, licensed football coach... Who cares anyway! @dexglenniza

Fitur-fitur Baru yang Diharapkan di FIFA 18

Lanjutan dari halaman sebelumnya

Transfer, konferensi pers, dan masalah di tim akademi

Hal yang tidak realistis juga sering terjadi saat perpindahan pemain. Teorinya sederhana, jika satu kesebelasan memiliki uang yang cukup banyak, mereka bisa membeli siapa saja yang mereka inginkan.

Masalahnya, kadang hal itu terjadi dengan tidak realistis, seperti Cristiano Ronaldo yang tiba-tiba berseragam Southampton, memakai nomor punggung 21 pula (nomor 7 masih milik Shane Long). Atau Manchester United yang membeli banyak penyerang. Di career mode saya, mereka membeli Antoine Griezmann (cukup realistis), Alexandre Lacazette, Thomas Müller, dan Andrea Belotti... tapi malah memainkan James Wilson sebagai penyerang tunggal pada pertandingan melawan kesebelasan saya. Well, Mourinho, you’re a real genius.

Konferensi pers juga terlihat tidak ada manfaatnya, tidak ada artinya, dan membosankan. Bahkan, apakah kamu sadar kalau ada konferensi pers di career mode?

Konferensi pers yang monoton di FIFA 17

Setidaknya konferensi pers di The Journey, yang sama-sama di dalam satu gim yang sama, lebih menarik. Apa susahnya diaplikasikan juga di career mode? Tidak usah memakai cut scene juga tidak apa-apa, yang penting bisa lebih bervariasi dan lebih bermanfaat.

Isu lainnya ada di pengaturan tim muda (youth) yang seperti “ada dan tiada”. Sangat sulit mempromosikan tim muda ke tim utama tanpa trial atau latihan, kecuali kamu hanya ingin menumpuk pemain di skuat, atau lebih parah, mengontrak mereka untuk kemudian merilis/memecat mereka karena menilai mereka kurang oke.

FIFA 18 perlu mempertimbangkan adanya liga untuk tim reserve atau U23, atau setidaknya sesi latihan bersama tim utama yang bisa kita mainkan, untuk kita mengetes kemampuan para pemain muda. Apalagi ada desakan yang tidak realistis dari petinggi kesebelasan (board expectations) untuk mempromosikan dua atau tiga pemain muda ke tim utama (oke) untuk kemudian dimainkan dalam 50% dari seluruh pertandingan di musim tersebut (tidak oke sama sekali).

Berkarier sebagai manajer sekaligus pelopor kesebelasan baru

Kita tidak bisa melupakan begitu saja era Master League di kompetitor FIFA, yaitu PES. Hal yang menarik dari PES yang dahulu pernah ada adalah kehadiraan “kesebelasan palsu” yang seolah menjadi kesebelasan lain.

Bahkan hadirnya nama-nama pemain fiktif seperti Ximelez, Minanda, Ettori, atau Van Boraad membuat kita, sebagai pemain gim, merasa seperti memainkan kesebelasan baru.

FIFA mungkin bisa mencontek ini di career mode dengan mempersilakan para gamer untuk membuat kesebelasan sendiri dan memulai liga dari level terbawah kompetisi (bisa level fiktif dengan kumpulan kesebelasan fiktif seolah bermain di liga semi-pro) sambil mempersilakan mereka untuk mengikuti kompetisi piala (Piala FA, DFB-Pokal, Coupe de France, dll) untuk mengetes kemampuan menghadapi kesebelasan papan atas.

Merancang seragam kesebelasan di fitur Pro Clubs di FIFA 17

Dengan begitu, para gamer juga dipersilakan untuk merancang nama kesebelasan, perkembangan pembangunan stadion dan fasilitas latihan, kostum, logo, sampai sponsor. Meskipun kurang realistis, tapi hal ini sangat menarik.

Di versi FIFA sebelumnya sebenarnya ada Pro Clubs yang mirip dengan yang sudah dijelaskan di atas. Tapi Pro Clubs membutuhkan para pemain online dan lawan-lawan yang juga fiktif.

Sementara itu, kembali ke masalah di career mode, beberapa masalah lainnya juga bisa kita daftarkan di sini:

  • Pemain yang homesick sebaiknya pindah ke negara asal mereka atau tidak pindah ke negara yang sama dengan kesebelasan saat itu.
  • Meminjamkan pemain untuk kemudian memanggilnya kembali bukanlah cara yang tepat untuk me-reset otak mereka (tadinya tidak betah kemudian jadi betah, tadinya tidak mau perpanjang kontrak tapi kemudian mau).
  • Foto atau gambar pemain buatan (regen) harus sama dengan gambar mereka di dalam gim. Apa sulitnya coba? Di gambar pemain ia berambut kribo dan berparas putih, tapi di dalam gim ia berambut cepak dan berparas coklat.
  • Pahami ketika gelar juara sudah didapat, maka detail-detail seperti penyerahan piala, cut scene kesedihan ketika kalah atau imbang, sampai misalnya guard of honour, harus lebih diperhatikan.
  • Pengaturan jadwal harus lebih realistis. Pada satu kesempatan, bisa saja kesebelasanmu memainkan tiga sampai empat pertandingan dalam satu pekan, apalagi jika kamu memakai kesebelasan League One atau League Two di mana kamu bisa memainkan sampai lima kompetisi: liga, Piala FA, Piala Liga Inggris, Trofi EFL (Checkatrade Trophy), dan sepakbola Eropa (jika kamu lolos via Piala FA atau Piala Liga di musim sebelumnya).
  • Tidak ada manajer yang ditawari pekerjaan ganda untuk menjadi manajer kesebelasan dan manajer tim nasional di musim pertama ketika ia belum bisa membuktikan apa-apa selain gelar piala pra-musim atau Community Shield.
  • Custom avatar untuk manajer yang mewakili gamer di career mode.
  • Berkarier sebagai wasit? Boleh juga, tuh.

Berkarier sebagai wasit di FIFA 18 (sumber: FIFA VIP)

Beberapa tambahan lainnya yang ingin kita lihat di FIFA 18

Musim lalu, FIFA 17 menambahkan di antaranya J1 League (Jepang) sebagai liga baru yang ditampilkan di dalam gim. Tapi aspek ini kurang realistis saat FIFA 17 tidak memasukkan tim nasional Jepang sehingga sepertinya tidak ada satupun pemain J1 League yang dipanggil ke timnas.

Beberapa liga juga ditambahkan seperti Liga Turki, Argentina, Cile, dan masih banyak lagi. Salah satu liga yang mungkin kita nantikan, selain Liga 1 Indonesia yang sudah memiliki banyak “pemain bintang”, tentunya adalah Liga Super Tiongkok yang memiliki banyak pemain bintang (beda, ya, yang ini tanpa tanda kutip).

Banyak gim yang sudah bisa menampilkan virtual reality (VR). FIFA 18 mungkin ingin memulainya untuk gim sepakbola yang membuat gamer seolah menjadi pemain sepakbola di atas lapangan, misalnya seperti video 360o iklan Nike berikut ini:

Atau setidaknya jika itu sulit, VR bisa disimulasikan untuk penonton di tribun, manajer di bench, pembawa kamera di pinggir lapangan, atau spider cam (yang melayang di atas lapangan). Simulasinya bisa dilihat kurang-lebih seperti video di bawah ini:

Terakhir, permainan mini soccer (7 lawan 7) maupun futsal (5 lawan 5) sampai sepakbola pantai juga bisa dipertimbangkan untuk ditampilkan. FIFA 97 dan FIFA 98 pernah menampilkan sepakbola indoor (tanpa out) yang membuat kita selalu ingin bernostalgia (tergantung usia kamu).

Bermain di indoor stadium di FIFA 97

Kemudian, beberapa kemajuan yang bisa FIFA 18 lakukan adalah mengenai chant, baik untuk kesebelasan maupun untuk pemain tertentu, komentator yang tidak ngomong itu-itu saja (terutama mengomentari pemilihan formasi), serta tendangan bebas dan tendangan penalti yang lebih diperjelas.

***

Beberapa gamer sudah tidak sabar memainkan FIFA 18, bahkan beberapa sudah ada yang berharap akan banyak perubahan di FIFA 18 nanti jika dibandingkan dengan FIFA 17, seperti yang kamu baca di tulisan ini. Atau kamu punya keinginanmu sendiri? Mungkin bisa disampaikan setidaknya di kolom komentar di bawah ini.

Detail-detail terbaru untuk FIFA 18 sendiri rencananya akan diumumkan saat acara EA PLAY pada 10 Juni 2017 nanti di Los Angeles.

Gambar fitur: @FifaFeatures

Komentar