Di Serie A, Juventus sekali lagi mendominasi kompetisi teratas liga Italia tersebut dengan menjadi pemuncak klasemen. Sempat mendapat perlawanan sengit dari AS Roma yang duduk di peringkat dua dengan jarak satu poin, Juve kini berlari semakin kencang meninggalkan para pesaingnya dalam perburuan tahta scudetto.
Defisit tujuh poin dengan Roma dan 11 poin dengan Napoli, peringkat tiga, saat ini menjadi bukti nyata bahwa Juve masih terlalu kuat bagi kesebelasan-kesebelasan Italia. Jumlah kebobolan yang hanya sembilan gol dari 21 pertandingan pun menjadikan Juve sebagai kesebelasan paling minim kebobolan kedua di lima liga top Eropa, Bayern Munich yang paling minim kemasukan pun (8 gol) baru menjalani 18 pertandingan.
Di satu sisi, ini menjadi pertanda baik bagi Juventus untuk menambah trofi scudetto-nya. Namun di sisi lain, keterlambatan kesebelasan Serie A lain untuk memberi perlawanan pada Juve membuat Si Nyonya Tua bisa merugi di kompetisi Eropa.
Merugi dalam hal ini maksudnya Juve kurang mendapatkan ujian berat sebelum berlaga di Liga Champions, kompetisi Eropa yang mereka ikuti. Ya, tak seperti Bayern Munich di Bundesliga, performa Juve di liga dan di kompetisi Serie A tak berbanding lurus. Pada babak grup A Liga Champions musim ini, Juve nyaris terlempar lagi ke Europe League jika saja pada laga terakhir tak mendapatkan poin kala melawan Atletico Madrid.
Di Serie A, performa Juventus memang terus menanjak dari tahun ke tahun, sejak kembali dari Serie B pada musim 2007-2008. Namun peningkatan performa Juve ini tak dibarengi dengan peningkatan kualitas kesebelasan lain yang cenderung berjalan lebih lambat. Juve pun sekarang berada di puncak klasemen memperbesar kans mereka meraih trofi Serie A keempat dalam empat musim terakhir.
Baca juga:Kebangkitan Sepakbola Italia Sudah di Depan Mata
Tentang Juventus, Calciopoli, dan Wajah Buruk Sepakbola Italia
Untungnya pada bursa transfer musim panas ini kesebelasan-kesebelasan Serie A lain menyadari bahwa mereka perlu memperkuat kualitas skuatnya. Perpindahan pemain pun banyak terjadi pada jendela transfer musim dingin ini.
Roma saingan terdekatnya, mendatangkan Mapou Yanga-Mbiwa dari Newcastle United dan Victor Ibarbo dari Cagliari. Perlu diingat, Ibarbo adalah pemain yang juga sempat diincar Juventus. Aksinya yang cukup diingat adalah ketika penyerang asal Kolombia ini berhasil mencetak gol ke gawang Gianluigi Buffon, saat Cagliari menahan imbang Juve dengan skor 1-1.
Sama halnya dengan Roma, Napoli pun demikian. Manolo Gabbiadini yang baru didatangkan Januari ini  dari Sampdoria ini merupakan pemain yang beberapa waktu lalu berhasil membobol gawang Juve. Golnya ke gawang Buffon pun membuat Juve gagal meraih poin penuh karena harus bermain imbang 1-1.
Kehilangan Gabbiadini, bukan berarti kekuatan Sampdoria yang kini berada di peringkat lima klasemen akan berkurang. Allenatore Sampdoria, Sinisa Mihajlovic, mendapatkan pengganti yang sepadan, Luis Muriel. Bahkan blucherciari pun mendapatkan penyerang berpengalaman dalam diri Samuel Etoâo dari Everton.
Kesebelasan-kesebelasan Serie A memang cukup aktif pada bursa transfer musim panas ini. Fiorentina pun tak main-main dalam menjaga kansnya untuk kembali bermain di kompetisi Eropa musim depan dengan mendatangkan Alberto Gilardino, Alessandro Diamanti, dan Mohammed Salah.
Sementara itu, jangan lupakan juga aktivitas transfer duo Milan. Tertatih di papan tengah klasemen membuat keduanya benar-benar berbenah pada Januari ini.
Davide Santon dan Marcelo Brozovic akan menambah kekuatan Inter yang sebelumnya telah menggaet Lukas Podolski dan Xherdan Shaqiri untuk enam bulan ke depan. Sedangkan AC Milan, mengakhiri perburuan pemain setelah berhasil mendatangkan Salvatore Bocchetti, Luca Antonelli, Gabriel Paletta, Mattia Destro, Alessio Cerci dan Suso.
Meski performa para pemain baru tersebut belum teruji dengan kesebelasan barunya, setidaknya geliat transfer kesebelasan-kesebelasan di atas menunjukkan keseriusan kesebelasan-kesebelasan Serie A untuk meningkatkan kualitasnya.
Bagi Juventus, yang saat ini tengah mendominasi Serie A, aktivitas transfer musim dingin di Italia ini akan membuat mereka akan lebih kerepotan menjalani sisa musim 2014/2015. Kesebelasan-kesebelasan di bawahnya siap menjadi pengganggu bagi Si Nyonya Tua dalam meraih scudetto musim ini.
Sanggup atau tidaknya Juve bertahan di puncak klasemen hingga akhir musim akan memperlihatkan kekuatan Juve yang tampak telah sempurna ini (terlihat dari tak ada nama besar yang direkrut). Sehingga sang pelatih, Massimiliano Allegri, mengetahui sektor mana yang perlu dibenahi untuk musim depan agar kebesaran Juventus di Italia bisa sama besarnya ketika mengarungi Liga Champions musim depan.
Di sisi lain, makin menguatnya kesebelasan-kesebelasan kompetitor, tentu saja memang akan makin menyulitkan Juve. Tapi jika Si Nyonya Tua bisa tetap juara dengan lawan-lawan yang terus menguat, maka dengan sendirinya Juve juga akan lebih teruji lagi dan lagi. Makin kompetitif di liga domestik, boleh jadi akan makin kuat juga penampilan Juventus di Eropa.
Sebab, seperti kata Nietzsche, apa yang tak bisa membunuhmu, justru akan membuatmu semakin kuat.
Komentar