Liga Primer Inggris sedang mendapat sorotan khusus terkait kinerja para wasitnya. Beberapa kesalahan fatal dilakukan para pengadil tersebut beberapa pekan terakhir. Mulai dari laga antara Liverpool melawan Southampton dimana paling tidak ada tiga kejadian yang seharusnya diberi perhatian. Ketiganya merupakan pelanggaran yang layak diberi hadiah penalti, namun wasit malah bergeming.
Selanjutnya juga ada tekel keras Ashley Barnes ke Nemanja Matic saat Chelsea menghadapi Burnley pekan lalu. Tidak ada kartu yang keluar dari saku wasit Martin Atkinson untuk Barnes. Hukuman akhirnya justru jatuh ke  Matic yang terpanding emosi dan memukul Barnes.
Tindakan Atkinson sebenarnya sudah benar saat mengusir Matic karena di sepakbola membalas apalagi dengan tindakan seperti itu memang tak diperbolehkan. Yang menjadi aneh adalah tidak adanya hukuman untuk Barnley, padahal tekelnya dapat membahayakan karir pemain andalan Chelsea tersebut.
Kasus paling baru adalah salah usir di duel Manchester United melawan Sunderland. Kejadian ini bermula saat Falcao dijatuhkan oleh John OâShea di kotak penalti. Padahal Falcao tinggal berhadapan dengan kiper dan punya peluang besar mencetak gol sehingga OâShea layak dikartu merah. Tetapi wasit Roger East justru mengusir Wes Brown.
Melalui Professional Game Match Officials Limited (PGMOL)Â sang wasit membuat pembelaan dengan mengatakan pada posisinya ia melihat OâShea dan Brown melakukan kontak dengan Falcao. Sehingga menurut pandangannya kartu merah memang bisa saja dijatuhkan ke Brown. Roger East juga sempat berdiskusi dengan para asistennya terkait hal tersebut, hasilnya tidak ada yang mempunyai pandangan baik untuk menilai.
Selain itu, masih ada satu kasus lagi saat tindakan keras Maynor Figueroa yang menghantam kaki Stephen Ireland. Butuh 12 jahitan untuk menutupi luka terbuka Ireland akibat kejadian tadi. Tetapi juga tidak ada kartu yang keluar dari wasit Neil Swarbrick.
O'Shea dan West Brown tetap membantu Man United meski sudah berganti seragam
Lalu benarkah kualitas wasit Liga Primer sedang menurun? Jawabannya bisa beragam sudut pandang. Menjadi wasit di Liga Inggris memang salah satu pekerjaan berat, dengan sorotan dari seluruh dunia kompensasi yang didapat ternyata tak seberapa.
Tentang beban berat pengadil yang tidak sesuai dengan kompensais yang didapatkan, kami pernah membahasnya di sini.
PGMOL selaku penanggung jawab sebenarnya juga tak tinggal diam. Evaluasi adalah barang wajib sehari-hari yang mereka lakukan bahkan tanpa ada kejadian khusus sekali pun. Hanya saja tuntutan yang datang semakin lama justru semakin tinggi.
Pada sepakbola modern sekarang suporter memang punya banyak sumber daya untuk menjadi lebih âpintarâ. Tayangan ulang semakin jelas dapat dinikmati di layar kaca dengan kualitas yang mumpuni. Mengambil contoh kejadian West Brown di atas, dimana wasit dan asistennya mengaku hanya mempunyai sudut pandang sempit. Bandingkan dengan para penonton di rumah yang bahkan bisa memiliki minimal 3 sudut pandang, tanpa terhalangi pemain, dan gambar yang diperbesar.
Itu hanya dari penonton awam, beberapa lainnya bahkan sekarang dapat mengakses aturan dan beragam analisis terkait Laws of The Game dengan sangat mudah.
Baca juga:Apakah Tendangan Bebas Tanpa Menunggu Peluit Wasit Dibolehkan?
Apakah Tendangan Penalti Boleh Diumpan?
Analisa: Kenapa Wasit Final UCL Memberi Tambahan Waktu 5 Menit?
Saat ini, seolah-olah tidak ada lagi ruang bagi wasit untuk berbuat kesalahan sekecil apapun. Howard Webb, salah satu wasit terbaik yang dimiliki Inggris, berkomentar.
"Sepakbola modern sangat kacau, dengan insiden yang terjadi di tempat yang berbeda secara bersamaan," katanya kepada The Times.
"Anda berlari melintasi lapangan, jantung berdetak pada 170 denyut per menit, dan harus menggunakan penilaian Anda untuk fokus pada hal yang benar, dengan menggunakan pengetahuan dan insting seefektif mungkin.â
"Tapi tidak peduli seberapa baik Anda, tidak peduli seberapa termotivasi, Anda akan membuat kesalahan. Kami adalah manusia. Dan kami hanya memiliki sepasang mata.â Ujar wasit yang telah pensiun tahun lalu tersebut menambahkan.
Howard Webb memang menjadi wasit asal Inggris terakhir yang memiliki reputasi internasional. Sejak era Howard Webb, belum ada lagi wasit Inggris berhasil meraih reputasi sebaiknya. Webb bahkan menjadi manusia pertama yang memimpin laga final Liga Champions dan Piala Dunia pada tahun yang sama di 2010.
Meski begitu, Webb pun tidak lepas dari kontroversi yang melekat di benar suporter sepakbola. Bahkan, wasit berkepala plontos ini justru lebih dikenal dengan keputusan-keputusan kontroversialnya. Ketika Howard Webb memimpin pertandingan, terutama pertandingan Manchester United atau yang berkaitan, orang akan dengan mudah menjadikannya sebagai kambing hitam. Keputusan Webb yang dianggap menguntungkan United, akan langsung mengundang curiga banyak orang.
Pembahasan tentang hubungan Webb dan Manchester United tidak benar pernah kami bahas di sini.  Pada kesempatan lainnya bahkan Webb mengaku bahwa benar ia adalah penggemar United, tapi bukan Manchester United.
Sebenarnya masih ada nama lain wasit Inggris yang dapat diandalkan seperti Mark Clattenburg yang menjadi pengadil di laga final Olimpiade 2012. Tetapi namanya belum mampu menyaingi pesona Howard Webb. Sedangkan Michael Oliver wasit yang digadang-gadang salah satu yang berbakat di Inggris dengan menjadi wasit termuda yang memimpin Liga Primer masih belum membuktikan kualitasnya. Di usianya yang menginjak 30 tahun, kesempatan itu mungkin akan datang jika ia mampu menujukan performa baik di Euro 2016 nanti.
Howard Webb sebenarnya tidak benar-benar pensiun dari dunia wasit sepakbola. Ia kini menjabat sebagai direktur teknik di PGMOL. Tetapi aksinya langsung di lapangan hijau mulai dirindukan. Bukan hanya karena kualitasnya. Tetapi para penggemar Liga Inggris akhir-akhir ini mulai mengeluh kualitas wasit tetapi kesulitan menghafal siapa nama wasit yang dikeluhkan tadi.
Komentar