Pada 4 Mei lalu Boca Juniors memantapkan posisi puncak klasemen sementara Divisi Primera Liga Argentina. Berada di peringkat pertama semakin membanggakan karena posisi puncak itu diraih kesebelasan berjuluk Genoese tersebut dengan menaklukan River Plate, rival abadinya di Liga Argentina.
Tentunya pertandingan  tajuk Derby Superclasico tersebut tetap memakai keamanan tingkat tinggi walau suporter tamu dilarang datang untuk mendukung langsung ke stadion kubu berseberangan. Kala itu kapasitas Stadion Alberto J Armando (La Bombonera) markas Boca yang berkapasitas 49 ribu penonton tersebut dipenuhi pendukung tuan rumah dari berbagai kalangan. Lutut mereka pun saling berhimpitan karena stadion penuh sesak dan warna biru kuning mendominasi La Bombanera.
Tibalah River datang setelah melalui jalan-jalan berdebu Kota Benos Aires bagian selatan. Lalu mereka memasuki kawasan La Bombonera dengan sambutan "paduan suara" penghinaan. Bahkan membutuhkan waktu yang cukup lama bagi seluruh elemen Los Millonarios, julukan River, masuk ke lorong pemain. Marcelo Gallardo, pelatih River, harus dilindungi tameng kepolisian untuk menghindari lemparan-lemparan dari para suporter Boca.
Kisah-kisah lain tentang sengitnya pertandingan derby lainnya dari berbagai macam negara bisa disimak di sini.
Sedikit intrik pada pertandingan Superclasico yang berakhir 2-0 untuk kemenangan Genoese tersebut merupakan bagian pertama dari trilogy rivalitas paling klasik di Buenos Aires, Argentina ini. Ketegangan pun kembali berlanjut kala teror suporter Boca hadir pada leg kedua babak 16 besar Copa Libertadores di stadion yang sama, pada Jumat (15/5) pagi hari tadi waktu Indonesia.
Pertemuan kali ini merupakan pertandingan ketiga dalam 12 hari selama duel rivalitas abadi Buenos Aires. Setelah Boca mengalahkan 2-0 pada pada kompetisi Divisi Primera, empat hari kemudian River mengalahkan Boca dengan skor 1-0 di Stadiom Monumental kandang Los Millonarios.
Pada Derby Superclasico jilid tiga musim ini rupanya teror para suporter Boca kepada kubu River lebih mengerikan dibandingkan pertemuan pertama. Diduga salah satu suporter Genoese berhasil mengelabui pengaman pertandingan lalu menembus ke terowongan pemain. Setelah berhasil masuk, suporter Boca ini kabarnya melepaskan gas air mata atau semprotan merica kepada para pemain River yang tengah bersiap menuju lapangan untuk menjalani pertandingan babak kedua.
Atas kejadian ini, setidaknya enam anak asuh Marcelo Gallardo tersebut langsung kocar kacir. Sebagian berlari ke dalam lapangan, sebagian lain kembali ke ruang ganti sambil menangis akibat mata yang perih karena merica tersebut. Air adalah hal pertama yang mereka ari untuk menetralisir kepedihan yang menyerang mata mereka.
"Seluruh tubuhku sakit. Mereka melempar yang aku tidak yakin itu apa kepada kami, tapi sepertinya semprotan merica," ujar Leonardo Ponzio, salah satu pemain River, seperti yang dikutip ESPN.
Setelah insiden itu para panitia pelaksana pertandingan langsung melakukan perundingan sekitar selama satu jam. Pihak keamanan pertandingan pun memeriksa jersey-jersey para pemain River sebagai bukti jika penyerangan dari suporter Boca itu benar terjadi. Bukti tersebut betul adanya karena terdapat noda pada jersey Los Millinarios yang bewarna putih tersebut.
Alhasil laga yang masih dalam kedudukan 0-0 ditangguhkan untuk sementara. "Pertandingan antara #BocaJuniors dan #RiverPlate telah ditunda. Babak kedua tidak dapat dimulai kembali," bunyi sebuah pernyataan dari Konfederasi sepakbola Amerika Conmebol.
Tentunya kejadian tersebut menambah catatan kekerasan atau ancaman kekerasan endemik di hampir setiap pertandingan sepakbola Argentina. Akhir-akhir ini pun Asosiasi Sepakbola Argentina (AFA) sering mendapatkan kritik karena masalah kekerasan sepakbola. "Ini menyedihkan. Sulit dipercaya apa yang terjadi," imbuh Gallardo pelatih River.
Gallardo memang mengungkapkan rasa sedihnya atas penundaan pertandingan akibat ulah suporter Boca kepada para pemain River. Tapi sisi lain mengatakan jika itulah situasi yang ditakdirkan pada Derby Clasico yang sudah mengakar sejak 24 Agustus 1913 lampau.
Beberapa pengamat sepakbola mengungkapkan jika Super Clasico tidak semegah El Clasico antara Barcelona dengan Real Madrid. Tapi keliaran Superclasico Agentina ini merupakan yang klasik dari yang terklasik.
Menurut sebuah survey, hampir 3/4 dari seluruh warga Argentina merupakan pendukung Boca Juniors atau River Plate. Lebih tepatnya, 40% pendukung sepakbola di Argentina adalah pendukung Boca Juniors. Sementara River Plate memiliki dukungan warga Argentina sebesar 33%..
Masing-masing kesebelasan memiliki latar belakang pendukung berbeda yang menjadi alasan kenapa atmosfer panas Derby Superclasico lebih panas dari Derby Old Firm (Glasgow Celtic VS Glasgow Rangers) sekalipun.
River berasal dari pusat kawasan elit di Argentina bagian utara. Terlihat dari banyaknya universitas dan apartemen mewah yang membuahkan anggapan jika River merupakan dukungan dari kaum elit dan terpelajar. Los Millionarios, julukan River, memiliki arti milyuner.
Sementara itu, di area pelabuhan, Buenos Aires menjadi cikal bakal berdirinya Boca yang berasal dari kata La Boca. Daerah ini sendiri merupakan menjadi tujuan bagi para imigran dari Italia. Dari pertukaran budaya tersebut tentunya membuat bahasa dari La Boca berlogat seperti orang Italia. Maka cukup mudah membedakan kedua suporter jika bertemu dilihat dari logat bahasa kedua kubu tersebut.
Konflik antara kedua pendukung memang sering terjadi hampir di setiap pertemuan. Lebih gilanya, perseteruan kedua rival tersebut tidak melihat kalangan. Seorang ibu pernah dipukuli segerombolan pendukung garis keras Boca ketika sedang berjalan dari Stadion El Monumental markas River.
Kekerasan-kekerasan di luar lapangan Derby Superclasico tersebut merupakan sisi lain dari rivalitas tanpa adanya batas. Kendati demikian beberapa kejadian di dalam lapangan saat pertandingan tentunya lebih menarik untuk dipertontonkan. Ya tidak jarang para pemain kedua kesebelesana saling ngotot untuk menjadi pemenang dalam Derby Superclasico, salah satu pertandingan satu kota yang wajib kalian tonton minimal satu kali seumur hidupmu.
Komentar