Newcastle United seolah dejavu pada Liga Primer Inggris musim ini. Kesebelasan berjuluk The Magpies tersebut hampir mengulangi cerita buruk mereka di kompetisi domestik musim 2008/2009. Kala itu Newcastle ditukangi sang legenda Alan Shearer, sebagai manajer, namun tidak bisa menyelamatkan The Magpies dari degradasi ke divisi Championship Liga Inggris.
Pada musim 2014/2015 Newcastle mengalami nasib yang sama seperti enam tahun silam. Hampir saja Fabricio Collocini menelan pil pahit turun ke divisi yang lebih rendah andai saja tidak mampu mengalahkan West Ham United pada partai terakhir Liga Primer Inggris musim ini.
Pada pekan ke-38, kesebelasan yang dibesut John Carver tersebut berhasil mengalahkan West Ham dengan skor  2-0 di Stadion St James Park Sabtu (24/5) pekan lalu. Padahal 10 laga sebelumnya The Magpies tidak pernah meraih satu pun kemenangan. Sembilan kali mengalami kekalahan dan satu pertandingan berakhir imbang.
Penunjukan Carver sebagai caretaker pasca pengunduran diri Alan Pardew dianggap sebagai kesalahan besar bagi para penggemar Newcastle United. Akibat rentetan hasil buruk membuat Collocini dkk sempat terdampar di peringkat 17 klasemen sementara. Satu posisi di mulut degradasi menuju Championship musim depan.
Maka laga terakhir melawan West Ham merupakan penentuan bagi Carver serta perkembangan cacian kepada Mike Ashley selaku pemilik kesebelasan. Jika kalah dan Hull City menang melawan Manchester United maka Newcastla akan terdegradasi. Protes para penggemar kepada Ashley tentu akan semakin dahsyat.
Tapi wajah Carver dan Ashley diselamatkan pemain yang tidak terduga. Pasalnya kemenangan 2-0 dari West Ham merupakan panggung bagi Jonas Gutierrez, sayap kiri The Magpies yang sempat menepi lama karena kanker testikel atau yang lebih dikenal testis.
Jonas baru hadir kembali di rumput hijau Liga Primer Inggris ketika menghadapi Manchester United 5 Maret lalu. Laga tersebut merupakan penampilan perdananya sejak melawan West Bromwich Albion pada 5 April 2014 ketika dipinjamkan ke Norwich City.
Perjalanan panjang pria 31 tahun tersebut melawan kanker dijawab pada penampilan gemilangnya saat mengalahkan West Ham. Dirinya menyelamatkan Newcastle sekaligus wajah Carver dan Ashley dengan satu gol dan satu asist yang disumbangkan olehnya. Hasilnya adalah : Newcastle dipastikan selamat dari degradasi.
Aksi paling menonjol pertama Jonas ketika pertandingan saat itu ketika melepaskan umpan silang yang dikonversi menjadi gol Moussa Sissoko pada menit ke-54. Kemudian panggung pertunjukan utama pemain bernomor 18 tersebut hadir ketika menyumbangkan satu gol pada menit ke-85.
Sepakan datar Jonas tidak mampu dihalau Adrian, kiper West Ham. Kemudian gol dirayakan pemain Argentina tersebut dengan membuka kostum kesebelasan sehingga tato di lengannya sebagai luapan kesembuhan kanker testis pun terlihat.
"Saya hidup kembali. Lebih hidup daripada seluruh hidup saya," tulis tato yang ia tulis setelah divonis sembuh dari penyakitnya.
Tidak cuma mencetak gol dan menyumbang asist, selama 90 menit laganya Jonas melepaskan dua umpan kunci, lima umpan silang dan delapan dribel sukses.
Harapan Kosong Mike Ashley
Musim ini Newcastle menjalani perjalanan naik dan turun. Tujuh laga pertama Liga Primer Inggris 2014/2015 yang kala itu masih dibesut Alan Pardew, Newcastle tidak mampu meraih kemenangan satu pun.
Selanjutnya Collocini dkk terus mengumpulkan tiga poin mulai pekan ke delapan Liga Primer Inggris hingga lima pekan beruntun, Tottenham Hostpurs dan Liverpool menjadi korban amukan Newcastle.
Memasuki bursa transfer Januari 2015 masalah kembali terjadi. Sebelumnya, pada Desember 2014 Pardew menyodorkan beberapa nama pemain yang dirasa dibutuhkan untuk direkrut pada bursa transfer musim dingin saat itu. Akan tetapi Ashley justru menolak. Pria yang juga memiliki saham di Glasgow Rangers tersebut malah berencana menjual beberapa pemain bintang Newcastle salah satunya Sissoko.
Pardew pun berang sehingga tidak kerasan lagi di kesebelasan dari daerah Tyne tersebut. Dirinya pun menyebrang ke Crystal Palace dan berhasil mengangkat Palace ke papan tengah Liga Inggris.
Atas ketidakharmonisan tersebut semakin membuktikan jika Ashley sebagai salah satu pemilik kesebelasan yang sangat pelit. Beberapa kalangan menilai jika Ashley abai kepada Newcastle dan hanya memikirkan keuntungan semata.
Usai pengunduran diri Pardew Ashley tidak mencari manajer baru kendati beberapa nama disodorkan seperti Tony Pulis, Tim Sherwood, Steve Bruce, hingga Frank de Boer. Justru malah Carver yang terus dipaksakan dengan pemain seadanya karena tidak ada pemain tambahan saat bursa transfer musim dingin.
Para penggemar Newcastle kerap berbondong-bondong melakukan protes termasuk menuntut Ashley agar mundur dari jabatan pemilik kesebelasan. Setelah Sackpardew.com kemudian muncul Sackashley.com.
Aksi protes sebetulnya juga sudah deras sejak Liga Primer Inggris musim lalu. Ketika menghadapi Cardiff City pada 3 Mei 2014 kursi penonton dibiarkan kosong sebagai protes kepada Ashley agar lekas meninggalkan The Magpies.
Kepemilikan kesebelasan di Liga Inggris tidak sepelik di Liga Italia karena memiliki artian yang penting. Memang ada alternatif diadakan kepemilikan ketiga tapi itu tidak menjamin menjadi kaya raya, atau justru malah bikin tambah ruwet.
Tetapi sampai sekarang pun Ashley masih tetap bertahan bahkan menegaskan tidak akan menjual The Magpies dalam beberapa waktu ke depan sampai berhasil meraih tropi. Padahal beberapa jajak pendapat menyarankan agar Newcastle dijual Ashley setelah berhasil selamat dari degradasi agar keburukan musim ini tidak terulang pada kompetisi selanjutnya.
"Pastilah untuk memenangkan sesuatu. Tapi sementara itu saya tidak akan menjualnya dengan harga apapun. Ketika saya memenangkan sesuatu, jika kita mendapatkan posisi yang kita mendapatkan tempat di Liga Champions dan memenuhi syarat memenangkan sesuatu," ujar Ashley seperti yang dilansir Daily Mail.
Nampaknya Ashley salah mengartikan kontribusi yang diberikan Jonas. Seorang pemain yang pernah mengaku jika selama pengobatan kanker testis di Argentina tidak diberikan dana dari pihak kesebelasan. Kontribusi pemberiannya merupakan rasa cinta kepada kesebelasan agar tidak mengulang layaknya musim 2008/2009.
Bagi para suporter The Magpies menghindari jurang degradasi merupakan jauh dari mimpi abal-abal seorang Ashley karena pahlawan sesungguhnya adalah Jonas. Sekali lagi, Fuerza Jonas!.
Komentar