Jika kita ingin memperbaiki sebuah rumah, mana yang menjadi prioritas utama kita? Memperbaiki atap atau fondasi terlebih dahulu?
Analogi ini dapat langsung kita aplikasikan pada kebijakan transfer Manchester United di awal musim ini. Louis van Gaal memang sudah merekrut 5 pemain baru, dua di antaranya adalah pemain di lini belakang, yaitu Matteo Darmian sebagai bek kanan dan Sergio Romero sebagai penjaga gawang.
Namun, jika lini belakang dianalogikan sebagai fondasi sementara lini depan itu adalah atap, posisi mana sebenarnya yang paling dibutuhkan oleh Van Gaal untuk ia perkuat atau ia âperbaikiâ?
âSatu-satunya hal yang paling mengejutkan untuk saya adalah ketika Louis [van Gaal] memulainya dari atap,â kata Ruud Gullit, senada dengan analogi di atas. âPadahal ia butuh untuk memperkuat fondasinya. Itu lah yang akan menghantuinya sepanjang musim nanti. Saya selalu berpikir bahwa fondasi [pertahanan] adalah hal terpenting.â
Pernyataan Gullit di atas lebih terdengar sebagai seorang arsitek atau ahli struktur daripada seorang mantan pemain sepakbola. Tapi sejujurnya, kami lebih cenderung setuju dengan pernyataan Gullit di atas.
Kami masih berpikir bahwa Van Gaal belum memiliki fondasi kesebelasan yang bagus, terutama soal bek tengah. Ini terbukti dengan Daley Blind, seorang pemain berposisi alami sebagai gelandang, yang dimainkan sebagai bek tengah saat melawan Tottenham Hotspur kemarin.
Selain Marcos Rojo (belum fit) dan Phil Jones (cedera), United sebenarnya masih memiliki Jonny Evans, Tyler Blackett, dan Patrick McNair untuk diduetkan bersama Chris Smalling.
Bermainnya Blind sebagai bek tengah ini menegaskan bahwa Van Gaal membutuhkan bek tengah yang bisa mengontrol bola dan membangun serangan dari belakang, serta satu lagi: berkaki kidal. Jika Rojo sudah fit, seharusnya Rojo yang mengisi posisi tersebut secara reguler.
Tapi, dari permasalahan âfondasiâ di atas, sebenarnya kami akan lebih membahas mengenai âatapâ yang sudah Van Gaal perkuat.
4-2-3-1 atau 4-3-3?
Mari kita lihat susunan pemain United sepanjang musim yang baru ini. Setan Merah baru memainkan satu pertandingan di Liga Primer Inggris, tapi sebelumnya mereka sudah memainkan beberapa pertandingan pra-musim.
Dari pertandingan-pertandingan tersebut, sudah lumayan jelas bahwa Van Gaal hampir selalu menurunkan skuat terbaiknya dalam formasi dasar 4-2-3-1, atau 4-5-1 dengan dua gelandang bertahan. Dari formasi di atas, ada satu pemain baru yang juga selalu dilibatkan, ia adalah Memphis Depay.
Depay direkrut dari PSV Eindhoven sebagai top skor Eredivisie Belanda dengan 22 gol, jadi patut dinantikan bahwa ia adalah seorang mesin gol, hampir sama dengan ketika dulu United merekrut Ruud van Nistelrooy dari kesebelasan yang sama, yaitu PSV.
Kita sah-sah saja untuk berharap, tapi kita juga harus sadar jika Depay dan Van Nistelrooy adalah dua tipikal pemain yang berbeda. Depay bermain sebagai penyerang sayap kiri dalam formasi 4-3-3 di PSV, sementara Van Nistelrooy adalah ujung tombak.
Pada seluruh pertandingan United sejauh musim ini, Depay selalu ditempatkan sebagai pemain No. 10 dalam formasi 4-2-3-1, yaitu di belakang striker Wayne Rooney.
Apakah ini posisi terbaik Depay? Hanya Van Gaal yang tahu. Tapi, kami akan mencoba menganalisisnya.
Depay bermain lebih maksimal di kiri
Di kesebelasan negara Belanda di Piala Dunia 2014, yang juga diasuh oleh Van Gaal, Depay bukan lah pemain No. 10. Ia hampir selalu bermain di sisi kiri, entah sebagai gelandang maupun penyerang sayap. Van Gaal pasti sudah menyadarinya.
Bagi Memphis, posisi barunya ini di Setan Merah berarti ia harus bermain di tengah, bukan melebar, meskipun bisa saja ia sesekali melebar. Padahal menurut kami, pemain asal Belanda itu punya kemampuan yang sempurna untuk bermain melebar, terutama di sayap kiri United.
Musim lalu di PSV, Memphis diberikan peran yang bebas (free role) di sayap kiri karena kemampuan meyerang yang luar biasa dari Jetro Willems sebagai full-back kiri dan juga pergerakan penyerang mereka, Luuk de Jong, yang sangat rajin.
Di United, Depay harus sadar diri bahwa permainan kesebelasannya kali ini (kemungkinan besar) tidak akan berpusat kepada dirinya. Oleh karena itu lah, jika Depay bermain di kiri, ia dinilai akan lebih bisa maksimal.
Posisi sayap yang memotong ke tengah (cutting inside) lekat dengan peran seorang Inverted Winger. Simak cara kerjanya di link berikut:Â Inverted Winger Sebagai Penentu Permainan
Kemudian jika kita simak baik-baik juga, Depay adalah tipikal pemain yang cepat, kuat, dan berteknik. Ia gemar menggiring bola dengan tingkat kesuksesan mencapai 54% di PSV musim lalu, sama seperti Ãngel Di MarÃa juga. Bedanya, Di MarÃa bukan merupakan pemain yang kuat, sehingga beberapa kali ia kalah duel dengan lawannya, terutama di Liga Primer yang lebih mengandalkan fisik.
Sebagai buktinya, musim lalu Depay memenangkan 57% duelnya selama di PSV. Sedangkan saat melawan Spurs, ia memenangkan 67% duelnya dari posisi yang lebih terpusat.
Bayangkan Depay yang dikombinasikan dengan kemampuan overlap Luke Shaw, kita sebenarnya bisa melihat sayap kiri United musim ini sangat mengerikan. Ia bisa melakukan cut inside ke tengah, mengirim umpan ke dalam dengan kaki kanannya, ataupun memanfaatkan Shaw untuk melakukan umpan silang ke tengah memakai kaki kirinya.
Asalkan ia diberikan waktu dan kebebasan yang cukup, ditambah dengan rasa percaya dirinya melalui nomor punggung 7 dan tattoo âDream Chaserâ yang terpampang di dadanya, ia dapat menjadi pemain sayap kiri mematikan untuk Van Gaal. Apalagi Van Gaal juga sudah mengecap Ashley Young, pemain sayap kiri andalannya saat ini, kurang kreatif dan âNothing like Neymar.â
Kelemahan jika Depay bermain di tengah
Popularitas pemain sayap dengan kemampuan cut inside juga sudah dimainkan oleh Van Gaal dengan Young (berkaki alami kanan) di kiri dan Juan Manuel Mata (berkaki alami kiri) di kanan. Asalkan di belakang mereka ada full-back yang kaki alaminya sesuai, maka serangan kesebelasan pun akan sangat bervariasi.
Di United dan juga kesebelasan lain secara umum, full-back memang disesuikan dengan kaki alami mereka. Darmian dan Luis Antonio Valencia sebagai full-back kanan berkaki alami kanan, begitupun Shaw di kiri.
Depay yang bermain di tengah, di belakang striker, bisa kita maklumkan dengan anggapan bahwa Van Gaal ingin agar serangannya lebih dalam. Ini tidak menjadi masalah sebenarnya, karena Depay memiliki skill yang dibutuhkan untuk menjadi pemain No. 10 atau bahkan penyerang.
Hanya saja, kami merasa kemampuan maksimalnya akan muncul jika ia bermain sebagai sayap kiri, seperti di PSV dan sangara Belanda.
Masalah utama United jika Depay bermain di tengah rasanya akan muncul jika United melawan kesebelasan yang bertahan dalam dan mengandalkan serangan balik. Kenapa ini akan menjadi masalah? Karena ruang yang bisa Depay eksploitasi akan sangat-sangat terbatas.
Van Gaal pastinya ingin memaksimalkan keunggulan Memphis dan meminimalisasi kelemahannya.
Cara memaksimalkan Depay
Jika Setan Merah ingin memakai 4-2-3-1, susunan pemain seperti saat melawan Spurs kemarin bisa jadi pilihan. Sementara jika mereka ingin memakai 4-3-3, Depay tentunya akan lebih maksimal bermain di sayap kiri,
Nah, tapi jika Van Gaal yang terkenal sangat fleksibel, ingin senantiasa mengubah 4-2-3-1-nya yang lebih kuat tapi kaku menjadi 4-3-3 yang lebih menyerang tapi rentan diserang balik, maka memainkan Depay di kiri adalah jawabannya.
Jika mengacu pada formasi di atas, 4-2-3-1 bisa bertransformasi kapanpun menjadi 4-3-3, dan juga sebaliknya.
Menggunakan formasi dasar 4-2-3-1 dengan Depay di kiri dan Ander Herrera di belakang striker, maka para pemain di atas bisa bertransformasi tanpa adaptasi yang terlalu sulit. Herrea bisa langsung mundur ke tengah, sementara dua gelandang bertahan United dapat langsung membentuk trisula di lini tengah bersama Herrera.
Bayangkan jika Depay yang mengisis posisi di belakang striker, jika 4-2-3-1 bertransformasi menjadi 4-3-3, kemana Depay harus beralih? Apakah mundur untuk menjadi salah satu dari tiga pemain tengah? Rasanya ini bukan keputusan yang baik.
Kemudian juga, apakah Herrera punya kemampuan yang mumpuni sebagai pemain No. 10? Di atas kertas dan atas nama statistik, jawabannya adalah ya. Herrera bisa mencetak 6 gol, 4 asist, dan 22 operan kunci di musim lalu. Ditambah dengan kesuksesan operannya yang mencapai 89%, 76% dribel sukses, dan juga 50% menang duel, ia sangat berpotensi menjadi pemain No.10 ideal untuk United.
Baca jugaMembayangkan Solidnya Lini Tengah Man United Bersama Schweinsteiger
Kalaupun Van Gaal masih belum percaya dengan Herrera, ia bisa menempatkan Rooney sebagai pemain posisi No. 10, tapi dengan catatan United harus memiliki penyerang target man. Javier âChicharitoâ Hernández atau James Wilson bukanlah tipikal pemain seperti di atas, kami pernah membahasnya sebelumnya.
Kalau Van Gaal masih bersikeras untuk tidak membeli penyerang baru, ia bisa menggunakan Marouane Fellaini sebagai target man, posisinya pun bisa saling bertukar dengan Rooney. Jadi, sebenarnya United bisa sangat fleksibel, tapi dengan susunan pemain yang tepat. Dan menurut kami: memainkan Depay di kiri adalah cara yang tepat.
Sejak Cristiano Ronaldo pergi pada 2009, suporter Setan Merah sudah merindukan pemain sayap yang cepat, cerdik, dan pandai mencetak gol. Pemain-pemain seperti Young, Valencia, Gabriel Obertan, Wilfried Zaha, Di MarÃa, dan bahkan Nani, sudah dicap gagal sebagai penerus Ronaldo.
Namun, rasanya Memphis mampu meneruskan kesuksesan Ronaldo ini, apalagi ia juga memakai nomor punggung 7. Usianya yang baru 21 tahun dan juga rekannya di belakang, Shaw, yang baru berusia 20 tahun; dengan penanganan yang tepat, keduanya bisa saja menjadi dua raja di sisi kiri Manchester United dalam satu dekade ke depan.
Komentar