Visi dan Misi Sinisa Mihajlovic untuk membawa AC Milan mencuri poin di Juventus Stadium pada Minggu (22/11) dini hari tadi tak terwujud. Usai pertandingan, Mihajlovic kembali ke tipikal lamanya, yaitu secara blak-blakan mengkritik para pemainnya sendiri. Padahal dalam beberapa pertandingan ke belakang, ucapan pedas kepada para anak asuhnya sudah sekuat mungkin ditahan agar tidak dilontarkannya.
Tapi jika melihat cuma melepaskan dua tendangan tepat ke arah gawang lawan, merupakan sebuah fakta dari Milan pada pertandingan yang berakhir kekalahan dengan skor 1-0 tersebut. Selama laga berlangsung, Ricardo Montolivo dkk nampak lebih bersemangat agar tidak kebobolan. Mereka lebih memilih bermain aman daripada mencoba untuk memenangkan pertandingan pekan ke-12 Serie-A 2015/2016.
Permainan serangan balik yang dijalani Milan hanya terlihat mampu dimotori Giacomo Bonaventura saja. Setidaknya ia adalah yang paling menonjol secara positif ketika Milan melancarkan serangan, selain upaya-upaya dari Carlos Bacca yang harus bekerja keras karena minim mendapatkan pelayanan di lini depan. Bacca dijadikan pemain terakhir di lini depan karena ketika formasi bertahan membentuk formasi 4-5-1.
Sementara sisanya, semakin memperkeruh keadaan lini depan klub berjuluk I Rossoneri tersebut. Milan memang bermain sangat baik ketika bertahan. Kordinasi lini belakang membuat Juventus kesulitan masuk ke dalam kotak penalti pertahanan mereka. M'Baye Niang sebagai penyerang sayap rajin membantu Luca Antonelli bertahan di sisi kiri. Begitu juga dengan Juraj Kucka terkadang turun meringankan tugas pertahanan Ignazio Abate di sektor kanan. Juventus terpaksa cuma mentok sampai melepaskan tendangan-tendangan jarak jauh saja. Tercatat mereka melepaskan empat tendangan jarak jauh yang mampu dihalau Gianluigi Donnarumma.
Baca juga tentang Gianluigi Donnarumma sebagai kiper muda yang digadang-gadang sebagai Gianluigi Buffon Baru.
Tapi Ricardo Montolivo dkk memang buruk ketika menyerang, "Pertahanan bermain bagus. Saya merasa serangan kami banyak membuat kesalahan konyol," keluh Mihajlovic dikutip dari Forza Italian. "Dia (Niang) memang bagus ketika bertahan. Tapi sebagai striker seharusnya ia melakukan lebih baik ketika menyerang."
Begitu juga dengan sisi penyerangan sebelah kanan. Padahal Alessio Cerci yang menempati sektor itu lebih banyak mendapatkan aliran bola dari Bacca, mengingat kecenderungannya untuk bertahan lebih minim daripada Niang. Tapi sayangya Cerci lebih sering kehilangan bola. Entah itu berhasil direbut lawan atau salah mengoper si kulit bundar.
Pemain pinjaman dari Atletico Madrid itu juga kesulitan melewati penjagaan dari Patrice Evra dan Giorgio Chiellini, atau melewati Alex Sandro yang masuk menggantikan Evra pada menit ke-29, "Aku marah kepadanya (Cerci). Dia selalu menerima bola tanpa melakukan apapun. Seharusnya melakukan perubahan untuk mengalahkan bek lawan," cetus Mihajlovic.
Sangat disayangkan memang jika melihat Milan sebetulnya memiliki materi pemain cukup baik. Seharusnya Rossoneri bisa mengatasi para pemain-pemain Juventus yang saat itu sedikit frustasi menembus pertahanan mereka. Sementara itu bagi Mihajlovic sendiri sebagai pelatih, seharusnya ia mampu mengubah permainan Milan.
Pada pertandingan tersebut justru Massimiliano Allegri yang selangkah lebih responsif terkait perubahan strateginya ketika sedang buntu. Perubahan strategi intruksi Mihajlovic baru terjadi ketika beberapa menit setelah kebobolan oleh Paulo Dybala. Pelatih asal Serbia itu mengubah formasi dari 4-3-3 menjadi 4-4-2. Dirinya memasukan Luiz Adriano untuk menggantikan Kucka.
Lantas mengapa bukan Cerci yang ditarik keluar? pertimbangnya karena permainannya mulai sedikit berkembang ketika Juventus mulai mengubah formasi menjadi tiga bek dan bermain cukup tinggi. Saat itu Leonardo Bonucci ditugaskan melepaskan umpan-umpan jarak jauh dari lapangan tengah. Sehingga di sisi lain, Cerci beberapa kali berhasil menerobos celah antara Chiellini dengan Sandro yang menjadi lebar dampak dari garis pertahanan tinggi Juventus.
Namun secara garis besar, Milan memang pantas kalah pada pertandingan tersebut. Montolivo dkk bermain terlalu pasif. Selanjutnya, Mihajlovic perlu menyingkirkan mentalitas pasif dalam permainan Milan. Apalagi mereka masih memiliki banyak waktu sebelum Serie A 2015/2016 berakhir. Tentu mereka tidak bisa memenangkan laga hanya dengan cara mengindari gawang dari kebobolan saja. Kecuali jika saat ini Milan adalah rival sekotanya yang dilatih Roberto Mancini.
Sumber lain : Football Italia.
Komentar