Rio Haryanto akhirnya mampu berlaga di Formula 1 (F1) bersama Manor Racing MRT. Sejak 1949, belum pernah balapan F1 mampir di Indonesia, begitupun belum pernah ada pebalap asal Indonesia yang mengendarai mobil F1 di balapan resmi. Rio akhirnya mampu menciptakan sejarah, bagaimanapun cara yang ia lalui, ia akhirnya mampu menjadi pebalap asal Indonesia pertama di ajang F1.
Balapan pertama F1 musim 2016 ini pun akan berlangsung sebentar lagi, tepatnya pada 20 Maret 2016 di Grand Prix Australia. Sebelumnya Rio akan terlebih dahulu melakukan sesi latihan dan kualifikasi sebelum balapan dimulai di Hari Minggu tersebut.
Satu hal menarik dari F1 adalah kehadirannya yang sudah secara umum dianggap sebagai olahraga. Ada banyak pertentangan dari pernyataan bahwa F1 adalah olahraga. Namun, jika kita mengacu pada arti kata olahraga dari Bahasa Prancis kuno, kita akan menemukan "untuk menyenangkan diri" dan "untuk bermain" sebagai artinya.
Ya, bermain adalah inti dari olahraga. Bukan "olah" dan "raga" itu sendiri yang bisa berdampak kepada kesehatan. Maka dari itu, ada baiknya kita menyepak jauh-jauh perdebatan F1 sebagai olahraga dan menikmatinya sebagai sebuah hiburan, untuk kesenangan.
Kemudian, apa hubungannya olahraga F1 dengan sepakbola? Pandit Football Indonesia, kan, situs sepakbola, bukan F1. Tunggu dulu! Kali ini kami akan membandingkan atlet sepakbola dengan atlet F1. Karena inti dari olahraga F1 yang berkaitan langsung dengan olahraga bukan terletak pada kendaraannya (begitu juga misalnya MotoGP), melainkan pada pebalapnya.
Tepatnya, kami akan mengambil contoh Rio Haryanto dan Atep, pesepakbola yang saat ini bermain untuk kesebelasan Persib Bandung.
Setelah melihat infografis di atas, akhirnya kita sudah sama-sama paham jika atlet F1 dan sepakbola sama-sama merupakan atlet yang membutuhkan kondisi fisik dan mental yang prima. Tidak sembarangan orang bisa menjadi pesepakbola profesional, begitupun tidak sembarangan orang bisa menjadi pebalap F1.
Rio sudah mengantongi super licence, semacam surat izin mengemudi (SIM) khusus mobil F1 sejak 2012. Ia juga sudah bolak-balik gym untuk mengasah fisik dan mentalnya.
Membandingkan olahraga F1 dengan sepakbola membuat kita melek. Ternyata dalam beberapa aspek krusial, bahkan pebalap F1 menerima beban yang lebih besar dibandingkan dengan atlet sepakbola. Luar biasa.
Baca juga:
Komentar