Bermain dengan kesebelasan impian memang akan menjadi kebanggaan tersendiri. Apalagi jika pemain tersebut merupakan pemain yang berasal dari akademi kesebelasan yang ia impikan, perjalanan panjang harus dilewatinya untuk bisa mengenakan seragam kebesaran kesebelasan yang ia puja tersebut.
Hal inilah yang akhirnya dirasakan oleh pemain muda Chelsea, Nathaniel Chalobah. Penantiannya untuk membela tim senior Chelsea akhirnya terwujud musim ini, meski hanya bermain di kompetisi Piala Liga Inggris atau EFL Cup.
Chalobah terlibat dalam keberhasilan Chelsea menggulung juara bertahan Liga Primer Inggris, Leicester City. Pada laga yang berlangsung di King Power Stadium tersebut, Chelsea menang dengan skor 4-2.
Chalobah sendiri baru menjalani debutnya pada menit ke-80, menggantikan Michy Batshuayi. Saat itu Chelsea yang bernafsu menambah gol, menggunakan skema 3-4-3. Gol kemenangan Chelsea kemudian diciptakan Cesc Fabregas pada menit ke-92 dan 94.
Lihat gol Cesc Fabregas yang bermula dari kerja sama apik di sini
Chalobah sebenarnya lahir di Sierra Leone. Namun sejak kecil ia sudah tinggal di Inggris. Pada usia 10 tahun, setelah sempat bergabung dengan akademi Fulham, Chalobah bergabung dengan akademi Chelsea.
Selama menjalani akademi, Chalobah kerap ditunjuk sebagai kapten tim. Kemampuannya memang cukup menonjol, di mana kemudian sudah menjadi langganan timnas junior Inggris sejak usia 15 tahun.
Dengan sejumlah trofi bersama akademi junior Chelsea, pemain yang bisa ditempatkan sebagai gelandang tengah ataupun bek tengah ini mulai dilirik skuat utama Chelsea. Bahkan di usia 15 tahun ia sempat masuk dalam daftar pemain cadangan Chelsea saat menghadapi Newcastle United di Piala Liga, walau tidak bermain.
Sebagaimana para pemain akademi Chelsea lainnya, Chalobah pun lebih sering menimba ilmu di kesebelasan lain. Sejak 2012, atau sejak ia masih berusia 16 tahun, tercatat enam kesebelasan pernah ia bela dengan status pinjaman: Watford, Nottingham Forest, Middlesbrough, Burnley, Reading dan Napoli.
Namun dipilihnya Conte sebagai manajer Chelsea per musim 2016/2017 membuat nasib Chalobah berubah. Penampilan impresifnya saat pramusim membuat Conte menolak sejumlah tawaran kesebelasan lain yang ingin meminjamnya seperti Sevilla, Leicester City dan Napoli.
Kemampuan Chalobah bermain di posisi bek dan gelandang memang cocok dengan skema Chelsea asuhan Conte jika menggunakan skema tiga bek. Saat ini, memang cukup sulit mendapatkan pemain bertahan dengan kemampuan menginisiasi serangan, yang ada pun berharga mahal.
Baca juga: Mengapa Bertahan Pun Harus Didapatkan dengan Harga Mahal?
Karenanya, Conte pun tak ragu untuk memberikan Chalobah kesempatan untuk unjuk gigi pada laga melawan Leicester City. Terlepas dengan kubu tuan rumah yang harus bermain dengan 10 pemain usai Marcin Wasilewski mendaptkan kartu kuning kedua, permainan Chalobah membuat Conte bisa menginstruksikan anak asuhannya untuk tampil lebih menyerang.
Conte tampaknya menjadi jawaban atas penantian Chalobah selama ini. Berkat manajer asal Italia tersebut, Chalobah, yang pada 2013 menandatangani perpanjangan kontrak berdurasi hingga akhir musim 2017/2018, berhasil mewujudkan impiannya selama ini; bermain di tim senior Chelsea di ajang resmi.
"Mimpi yang menjadi kenyataan terjadi hari ini," celoteh Chalobah lewat akun Twitter-nya. "Saya tak bisa mendeskripsikan apa yang saya rasakan ketika mengenakan seragam ini, memasuki lapangan, dan menjalani pertandingan kompetitif saya yang pertama. Perasaan yang luar biasa di kesebelasan yang sudah saya bela 12 tahun."
Bersama Conte, Chalobah tentunya punya harapan besar. Jika ia bisa menjaga konsistensinya, menunjukkan kualitasnya, dan berkembang dengan pesat, bukan tak mungkin Conte akan menjadikannya Leonardo Bonucci dari Inggris.
Namun dengan mendapatkan debut, Chalobah setidaknya menunjukkan bahwa dirinya spesial. Karena sudah bukan rahasia lagi jika Chelsea sering menyekolahkan para pemain mudanya namun jarang yang berakhir dengan skuat utama Chelsea.
Baca juga: Akademi Chelsea dan Pemborosan yang Sia-Sia
Komentar