Indonesia boleh saja berbangga usai menang 3-0 melawan Malaysia dalam laga uji tanding yang digelar pada September 2016 silam. Tapi, jangan sampai kebanggaan ini jadi bumerang ketika timnas Indonesia akan kembali turun dalam uji tanding melawan Vietnam. Laga ini akan digelar pada Minggu (9/10/2016) sore di Stadion Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta.
Ketika melawan Malaysia, kemenangan Indonesia ini diraih akibat penampilan Malaysia yang juga tidak baik-baik amat. Kala itu penyerang-penyerang Indonesia seperti Boaz Salossa maupun Irfan Bachdim mampu memanfaatkan kelengahan para pemain bertahan timnas Malaysia pada babak pertama sehingga bisa unggul cepat dengan skor 3-0.
Selain itu, pendekatan strategi yang ditekankan oleh Alfred Riedl agar para pemain depan Indonesia langsung memberikan pressing kepada para pemain bertahan Malaysia, membuat pemain-pemain Harimau Malaya kesulitan untuk membagi bola sekaligus membangun serangan. Umpan-umpan mereka pun dengan mudah mampu dipatahkan oleh para gelandang timnas (dihuni oleh Evan Dimas dan Bayu Pradana ketika itu).
Namun, agaknya jika Riedl mengulang strategi yang sama ketika melawan Vietnam, hal itu belum tentu membawa keberhasilan kembali bagi timnas Indonesia. Kenapa?
Para Pemain Vietnam Memiliki Kecepatan
Dengan postur tubuh yang rata-rata seukuran dengan para pemain Indonesia, maka Vietnam pun acap mengandalkan kecepatan para pemainnya untuk membongkar pertahanan lawan. Yang membedakan adalah, stamina mereka sangat kuat untuk memainkan permainan tempo tinggi, disertai kecepatan dan umpan-umpan pendek selama 90 menit penuh.
Itulah yang membuat serangan-serangan dari Vietnam seolah mengalir tanpa henti. Para pemain tidak lelah untuk berlari, membuka ruang, dan saling memberikan umpan selama 90 menit, malah sampai babak perpanjangan waktu. Ini terlihat dalam pertandingan final AYA Bank Cup 2016 di Myanmar ketika mereka menghadapi Singapura.
Bermain sampai babak perpanjangan waktu, Vietnam sama sekali tidak mengendorkan tekanan mereka ke lini pertahanan Singapura. Hasilnya setelah bermain imbang 0-0 selama waktu normal, mereka mampu mencetak tiga gol kemenangan pada saat babak perpanjangan waktu.
Pintar Mencari Ruang, Terutama Para Penyerang
Selain memiliki kecepatan dan mampu membuka ruang, para pemain Vietnam, utamanya pemain depan, pandai untuk mencari ruang. Catatan khusus mesti diberikan kepada kapten sekaligus salah satu pemain senior Vietnam, Le Cong Vinh, yang masih memiliki kemampuan finishing yang baik serta kemampuan mencari ruang lewat kecepatan yang ia miliki.
Satu nilai plus lain dari Le Cong Vinh adalah, ia tidak ragu untuk bergerak ke samping, membuka ruang bagi pemain-pemain tengah Golden Star (julukan timnas Vietnam) untuk muncul dari lini kedua.
Bukan hanya Le Cong Vinh, pemain-pemain muda seperti Nguyen Van Toan maupun Nguyen Van Quyet juga mesti diwaspadai. Kebiasaan mereka melipir ke sayap untuk kemudian melakukan cut inside ke dalam kotak penalti adalah sesuatu yang juga harus diperhatikan. Pekerjaan rumah yang cukup banyak tentu akan menjadi milik bek-bek Indonesia, yang kerap tertinggal satu atau dua langkah ketika harus beradu lari dengan para pemain lawan.
Lebih Kompak dan Persiapan Lebih Matang
Jika dibandingkan dengan timnas Indonesia yang baru dibentuk beberapa bulan yang lalu, timnas Vietnam terhitung sudah bermain bersama selama beberapa bulan, baik itu dalam ajang babak kualifikasi Piala Dunia zona Asia atau dalam beberapa pertandingan persahabatan. Pada bulan Juni lalu, mereka sukses menjadi juara dalam ajang AYA Bank Cup yang digelar di Myanmar setelah mengalahkan Singapura pada babak final dengan skor 3-0.
Dalam pertandingan persahabatan melawan Korea Utara pada Kamis (6/10/2016) kemarin, mereka sukses menang besar dengan skor 5-2. Ini tentunya pertanda bahwa skuat Vietnam lebih siap dan sudah lebih matang dalam menghadapi laga persahabatan melawan Indonesia, juga untuk menghadapi Piala AFF 2016. Kekompakan ini akan memberikan kemudahan bagi pelatih Vietnam, Nguyen Huu Tang untuk memberikan pendekatan strategi kepada anak asuhnya.
Pemain Yang Harus Diperhatikan
Selain Le Cong Vinh, Nguyen Van Quyet, dan Nguyen Van Toan, beberapa nama lain pun patut untuk diwaspadai. Di lini tengah, ada nama senior Pham Than Lhuong yang juga merupakan bagian dari skuat Vietnam yang menjuarai Piala AFF 2008 bersama Le Cong Vinh. Di lini belakang ada nama senior lain, Truong Dinh Luat yang akan menjadi pemimpin lini pertahanan Vietnam.
Nama-nama di atas akan menjadi nama-nama senior yang mengiringi skuat Vietnam yang rata-rata pemainnya berusia di antara 25-28 tahun, meski ada juga pemain-pemain yang masih berusia 20 sampai 24 tahun yang menjadi bagian dari skuat timnas Vietnam untuk Piala AFF 2016.
***
Melihat kekuatan skuat Vietnam, yang lebih matang, lebih siap, dan lebih kompak dari skuat Indonesia, maka mereka akan menjadi lawan yang cocok bagi timnas Indonesia dalam masa persiapan mereka menuju Piala AFF 2016. Dengan menghadapi lawan yang lebih kuat, maka akan terlihat sisi-sisi mana saja yang memerlukan perbaikan, sehingga akan membuat Alfred Riedl dapat menyusun program latihan apa saja yang cocok bagi timnas.
foto: affsuzukicup.com
Komentar