Indonesia Soccer Championship (ISC) A 2016 memasuki 24 pekan penyelenggaraan. Tidak hanya gol-gol indah dan permainan cantik yang tersaji di kompetisi ini, tapi juga kasus yang tentu saja memuakkan bagi semua pihak. Bentuk kasusnya pun bermacam-macam, mulai dari pelanggaran di dalam lapangan permainan hingga kasus di luar stadion.
Kasus tersebut bahkan semakin menggeliat di dua pekan terakhir penyelenggaraan ISC. Tidak hanya kasus ringan, hal yang berat bahkan begitu tampak di kompetisi yang disebut pihak penyelenggara, PT. Gelora Trisula Semesta, sebagai persiapan liga musim depan.
Berikut beberapa kasus yang terjadi dalam ISC dua pekan terakhir:
Hukuman Dragan Djukanovic
Gelora Trisula Semesta selaku operator ISC memberikan hukuman kepada pelatih Pusamania Borneo FC (PBFC), Dragan Djukanovic, berupa larangan mendampingi tim ketika melawan PSM Makassar, Jumat (21/10) WIB. Hukuman atas Dragan ini diberikan atas komentarnya mengenai wasit yang memimpin laga ISC antara PBFC dengan Persegres. Namun demikian, dihukumnya Dragan malah membuat suatu persoalan baru.
Pertama, hukuman diberikan karena ia mengkritik kualitas wasit yang memimpin. Persoalannya apakah kritik yang diberikan oleh Dragan salah? Jika Dragan memang salah, berarti kualitas wasit saat ini sudah bagus dan tidak perlu ada yang diperbaiki. Nah, pertanyaannya apakah kualitas wasit ISC saat ini sudah bagus atau masih seperti dulu?
Kedua, ini adalah hukuman kedua bagi Dragan. Sebelumnya, pelatih berlisensi UEFA Pro ini tidak bisa mendampingi timnya ketika melawan Bali United dan Persiba. Namun rupanya ada yang janggal dengan hukuman ini. Selayaknya hukuman di kompetisi mancanegara, hukuman kesekian pasti dihukum lebih banyak ketimbang hukuman yang pertama. Tapi ini jumlahnya malah menurun. Ada yang salah?
Sriwijaya FC Mundur?
Salah satu tim besar di ISC A, Sriwijaya FC, disebut akan mengundurkan diri dari kompetisi ini. Permasalahannya pun masih sama, kualitas wasit. Dilansir dari Tribunnews, Sriwijaya FC tengah mempertimbangkan untuk mundur dari ISC A jika status Iwan Sukoco sebagai salah satu wasit ISC A tidak dicopot.
“Jadi bukan hanya Sriwijaya FC saja, namun juga tim-tim lain. Wasit ini (Iwan Sukoco) memiliki track record buruk dan anehnya masih ditugaskan," ucap Widodo Cahyono Putro, pelatih Sriwijaya FC, seperti dilansir Tribunnews
"Kasihan dengan para pemain yang sudah berlatih keras setiap hari, begitu juga dengan manajemen klub yang sudah mengeluarkan uang dalam jumlah yang tidak sedikit demi mengikuti kompetisi ini," lanjutnya.
Pihak Sriwijaya FC pun sudah melayangkan surat protes tersebut kepada PT GTS. Mereka menuliskan buruknya kepemimpinan perangkat pertandingan, yang salah satunya ada nama Iwan Sukoco.
Jadwal Kompetisi Sebagian Klub Tidak Ideal
Permasalahan jadwal memang sudah sejak lama dikenal sebagai borok kompetisi ini. Beberapa kesebelasan menuding PT. GTS menganak-emaskan kesebelasan yang bertanding di kompetisi ini. Dalam hal ini, Persib Bandung dianggap sebagai anak emas PT. GTS setelah perubahan jadwal yang membuat laga Persib menghadapi PBFC tertunda.
Bukan hanya menganakemaskan sebuah tim, PT. GTS juga menciptakan jadwal yang tidak bersahabat bagi kesebelasan yang bermain di ISC. Salah satunya adalah Arema Cronus. Arema bakal menjalani dua laga yang begitu melelahkan, yakni lawan Persipura (24/10) di Jayapura dan Semen Padang (28/10).
Padatnya jadwal yang akan mereka lakoni tentu saja berakibat buruk bagi tim. Betapa tidak, selain jarak antara Jayapura dan Padang yang begitu jauh (6.677 km dihitung lewat Google Maps), kedua kesebelasan yang akan menjadi lawan Arema juga tengah mengalami peningkatan penampilan.
Dengan situasi tersebut, Arema bisa saja mengalami apa yang sebelumnya dialami Persib. Usai bertandang ke Persipura, empat hari berikutnya skuat Persib sudah harus berada di Padang untuk menghadapi Semen Padang. Persib yang menang atas Persipura (0-2) pun kalah telak saat menghadapi Semen Padang, 0-4, yang salah satunya disebabkan masalah kebugaran pemain setelah perjalanan panjang.
***
Dengan masalah di atas tampak begitu jelas bahwa mendekati akhir, masalah pada penyelenggaraan ISC tidak malah berkurang. Semoga saja masalah-masalah ini menjadi pelajaran bagi PSSI untuk membenahi kompetisi yang akan diselenggarakan tahun depan. Sebab jika tidak belajar, buat apa diselenggarakan ISC jika hanya digunakan untuk mengeruk keuntungan sebagian pihak saja?
Baca juga: Daftar Kasus ISC 2016 Putaran Pertama
Komentar