Cerita antara Manchester United dan Fenerbahce bukan hanya tentang Robin van Persie beserta sambutan hangat yang ia terima ketika kembali lagi ke Old Trafford. Kisah lain justru datang tidak terlalu jauh. Kisah ini melibatkan Wayne Rooney, pemain asal Inggris, yang sudah menghabiskan hampir satu dekade lebih bermain untuk Manchester United.
Wayne Rooney sekarang sedang mengalami masa-masa sulit di United maupun di timnas Inggris. Ejekan dari para pendukungnya sendiri, dicadangkan oleh Gareth Southgate (pelatih timnas Inggris) dan Jose Mourinho (manajer Manchester United), juga berbagai kritikan pedas dari media Inggris mengiringi penampilannya yang memang mulai menurun sejak hampir dan setelah memasuki usia kepala tiga.
Berbagai kritikan dan juga sorotan tajam yang ditujukan kepada Rooney ini bahkan sampai-sampai membuat istri Rooney, Coleen Rooney, protes keras. Ia menuliskan di akun Twitter-nya bahwa pada dasarnya suaminya itu juga manusia biasa, memiliki perasaan, dan bukan benda mati laiknya plastik.
"Yang paling penting adalah perasaan. Kami bukan plastik. Dia (Wayne Rooney) bukan plastik," cuitnya.
Baca juga: Rooney Belum Habis, Kesabaran Kita yang Sudah Habis
Tapi marilah untuk sejenak melupakan Wayne Rooney dan kisah-kisah sedihnya di United dan juga timnas sekarang. Jelang pertemuan United dan Fenerbahce dalam ajang Liga Europa yang akan digelar pada Jumat (4/11/2016), kita bisa mengingat kisah manis Rooney, karena pada laga inilah untuk pertama kalinya ia menunjukkan kemampuannya di depan publik Old Trafford 12 tahun yang lalu.
Pada 28 September 2014, Wayne Rooney mencatatkan debutnya untuk Manchester United. Cara ia mengenalkan dirinya pun cukup spektakuler. Ia mencetak hattrick dalam laga Liga Champions melawan Fenerbahce dalam pertandingan yang berakhir 6-2 untuk kemenangan Manchester United.
Ketika itu ia berstatus sebagai wonderkid. Ia mampu mencatatkan penampilan dalam ajang Piala Eropa 2004 dalam usia yang masih remaja (17 tahun). United merekrut Rooney dari Everton dengan harga 25,6 juta paun, harga yang cukup fantastis untuk pemain berusia di bawah 20 tahun ketika itu.
Sejak saat itu, kariernya di United dan timnas Inggris terus naik perlahan-lahan. Rooney tumbuh dan berkembang menjadi salah satu penyerang yang cukup disegani di Inggris dan Eropa. Tapi semua juga perlahan-lahan mulai berubah ketika ia memasuki akhir usia kepala dua. Cedera dan juga fisik yang sudah menurun memengaruhi penampilannya di atas lapangan.
Rooney baru mencetak satu gol dan dua asis di Liga Primer musim ini. Salah satu angka yang paling mentereng dari Rooney musim ini bukan pada statistiknya dalam menciptakan gol, yaitu malah angka umpan silang suksesnya yang mencapai 12 (terbaik di antara seluruh pemain Manchester United).
Kita mungkin sudah lupa dengan Rooney yang berbahaya di depan gawang. Tapi siapa tahu, ingatan tentang penampilan gemilangnya dalam debut United bisa kembali membawanya menampilkan permainan yang baik, meski hal itu tentunya sangat sulit untuk dilakukan. Pertandingan melawan Fenerbahce pastinya akan membawa kembali ingatannya dan ingatan kita akan sosok Rooney yang garang di depan gawang.
Komentar