Benar atau Salah? Perihal Keputusan Batalnya Penalti Indonesia

Berita

by Ammar Mildandaru Pratama 89903

Ammar Mildandaru Pratama

mildandaru@panditfootball.com

Benar atau Salah? Perihal Keputusan Batalnya Penalti Indonesia

Meski berhasil menang agregat melawan Vietnam dan berhak lolos ke final Piala AFF 2016, suporter Indonesia masih belum puas. Penyebabnya adalah adanya keputusan wasit yang dianggap merugikan Indonesia.

Kejadian tersebut terjadi pada babak pertama perpanjangan waktu. Rizky Pora yang tinggal berhadapan dengan kiper lawan dijatuhkan di kotak penalti. Wasit kemudian meniup peluit dan menunjuk titik putih tanda hukuman penalti. Namun beberapa saat kemudian hakim garis memanggil wasit untuk berdiskusi, keputusan lalu berubah dan penalti dibatalkan.

Hal ini jelas merugikan karena meski sudah unggul agregat 4-3 kala itu, penalti ini bisa mengunci langkah Indonesia ke babak final. Apalagi keputusan yang diambil sang wasit sangat kontroversial. Pertama karena dari tayangan ulang kiper Vietnam jelas melakukan penghadangan ke Rizky Pora menggunakan tangan tanpa bermaksud mendapatkan bola. Di peraturan yang ada tindakan seperti ini adalah pelanggaran dan karena dilakukan di kotak 16 maka harus dihukum tendangan penalti.

Lalu yang kedua wasit sudah meniup peluit menunjuk titik putih yang berarti adalah hukuman penalti. Tapi kemudian ia meralat keputusannya setelah mendapat masukan dari hakim garis. Jadi, apa yang sebenarnya terjadi?

Sayangnya wasit tidak berkewajiban sekaligus berhak untuk mengutarakan evaluasi pertandingan di hadapan publik. Kecuali atas otoritas khusus dari pihak penyelenggara. Sehingga yang bisa kita lakukan adalah menerka-nerka berdasarkan pengamatan tayangan ulang.

Asumsi pertama yang muncul adalah Rizky Pora terlebih dahulu offside. Namun soal hal ini dengan mudah bisa dibantah karena begitu ia menerima bola dan membawanya mendekati gawang, hakim garis tidak mengangkat bendera. Ia bahkan terus berlari mengikuti bola sampai di garis lurus kotak penalti.

Berarti yang masih ada adalah kemungkinan kedua bahwa Rizky Pora dianggap melakukan pelanggaran. Tapi kenapa keputusan ini datang terlambat dan apakah wasit utama bisa diintervensi oleh hakim garis?

Jawabannya adalah sah-sah saja hakim garis melakukan intervensi terhadap keputusan wasit utama. Bahkan ini adalah salah satu tugasnya sebagai seorang "asisten wasit" yakni membantu wasit utama membuat keputusan. Namun yang perlu digaris bawahi adalah hasil akhir tetap ada di tangan wasit utama tadi.

Selain itu keputusan wasit di sepakbola memang bisa dianulir dan itu ada di aturan baku Laws of the Games. Pada aturan Hukum ke 5 soal wasit, di situ tertulis bahwa keputusan wasit tidak dapat diubah hanya jika ia sudah memulai kembali (restart) atau menghentikan (stop) permainan.

Pada contoh di atas, jika kemudian Indonesia sudah melakukan tendangan penalti tersebut atau pertandingan berakhir (termasuk pergantian babak) maka keputusan baru dianggap final. Sedangkan seperti yang kita ketahui bahwa pada saat mengubah keputusannya, pertandingan masih dalam keadaan berhenti.

Kesimpulannya adalah wasit dan asistennya salah dalam hal pengamatan perihal pelanggaran terhadap Rizky Pora. Tetapi keputusannya soal menganulir penalti sebenarnya memang diperbolehkan dan ini ada dalam aturan.


Keputusan lain yang sempat menjadi pertanyaan adalah mengenai dikartu merahnya kiper Vietnam, soal ini kami membahasnya secara khusus di sini.

Komentar