Angel Di Maria memuji penampilan Mesut Ozil jelang saling berhadapan di pertandingan Liga Champions bulan lalu. Di Maria tahu betul tentang Ozil. Mereka berdua bersama-sama memperkuat Real Madrid selama tiga tahun sampai pada akhirnya berpisah pada 2013 karena Ozil hengkang ke Arsenal. Satu tahun berikutnya Di Maria menyusul Ozil ke Liga Inggris, tapi menjadi lawan karena memperkuat Manchester United. Namun setelah satu musim, keduanya berpisah kembali karena Di Maria hengkang ke Liga Prancis, Ligue 1, membela Paris Saint-Germain (PSG).
Sekarang, Di Maria tampak akan berganti seragam lagi. Sebab sudah tercium tanda-tanda kepergiannya atas radar yang dipasang Barcelona kepadanya. Media Mundo Deportivo mengabarkan jika Luis Enrique, Pelatih Barcelona, mengincar Di Maria. Tapi terungkap juga bahwa Madrid ingin memulangkannya ke Stadion Bernabeu. Apalagi ia memiliki hubungan baik dengan Presiden Madrid, Florentino Perez. Hal itu diungkapkan oleh Jose Felix Diaz, seorang penulis di media Marca.
Ia membeberkan jika Di Maria pergi dari Madrid untuk kembali. Apalagi saat ini ia tidak menemukan apa yang dimiliki seperti waktu memperkuat Madrid. Selain Di Maria, Diaz juga mengungkapkan Ozil berkemungkinan kembali ke Madrid.
"Keduanya merindukan apa yang mereka mainkan untuk klub madridista, untuk hidup di ibu kota Spanyol, tapi di saat yang sama mereka punya prioritas untuk uang yang memilih Manchester United dan Arsenal yang membayar mereka, daripada kesejahteraan mereka," ungkapnya.
Keduanya pernah meraih berbagai gelar ketika membela Madrid. Bahkan Di Maria meninggalkan Madrid dengan luka. Ia pergi setelah menjadi pemain terbaik final Liga Champions 2014. Dan baik Ozil maupun Di Maria sedang mengalami masalah yang berbeda di kesebelasannya masing-masing. Ozil menginginkan kenaikan gaji di Arsenal, tapi penampilannya di lapangan masih menuai pujian. Berbeda dengan Di Maria yang penampilannya dianggap menurun. Padahal ia bisa dibilang cukup baik di musim perdananya bersama PSG.
Musim ini benar-benar berbeda bagi Di Maria di kesebelasan berjuluk Les Parisiens tersebut. Ia baru menyumbang satu gol dan lima asis dari 12 pertandingan Ligue 1. Berbeda dengan musim lalu yang berhasil berkontribusi 10 gol dan 18 asis dari 26 pertandingan di Ligue 1 2015/2016. Selain menjadi pelayan yang baik bagi Zlatan Ibrahimovic dan Edinson Cavani, Di Maria cukup tajam pada musim lalu.
Musim ini pun PSG tidak duduk di posisi teratas Ligue 1. Mereka berada di peringkat ke tiga di bawah AS Monaco dan Nice yang memimpin klasemen sementara. PSG pun dianggap mengalami kemunduran dan Emery berada di dalam tekanan. Selain itu Di Maria dianggap tidak cocok dengan gaya permainan yang diterapkan Unai Emery, pelatih PSG, yang dikenal dengan permainan pressing dengan kecepatan tinggi.
Melihat gaya permainan Di Maria, seharusnya ia cocok dengan pola permainan tersebut. Di Maria merupakan pemain dengan kecepatan tinggi. Ia juga pernah menjadi seorang gelandang yang harus turut membantu pertahanan ketika diasuh Carlo Ancelotti di Madrid, walau kala itu Di Maria dianggap tidak terlalu cocok pada posisi tersebut. Tapi setidaknya, kemampuan perebutan bola Di Maria bisa sedikit bermanfaat untuk strategi pressing PSG saat ini.
Emery sudah mencoba memainkannya sebagai winger kanan maupun kiri, namun tidak ada yang cocok dengannya. Emery justru menduga Di Maria mengalami penurunan percaya diri.
"Dia (Di Maria) adalah pemain penting. Dia juga telah menunjukkan beberapa performa yang bagus musim ini. Kami ingin menolongnya untuk memperbaiki kepercayaan dirinya untuk menyelesaikan pekerjaan di depannya," ujar Emery, seperti dikutip dari Give Me Sport.
Di Maria pun mendapat sorotan jelang menghadapi Ludogorets Razgard pada ajang Liga Champions di Stadion Parc de Princes, Rabu (7/12). Hal itu karena pada pertandingan sebelumnya, ia bermain buruk ketika dikalahkan Montepellier HSC dengan skor 3-0. Sebagai winger yang agresif menyerang, ia cuma melepaskan percobaan tembakan dua kali pada waktu itu. Tapi yang terjadi ketika bertandingan berlangsung, Di Maria menjadi pemain yang dicemooh oleh pendukung PSG sendiri.
Ia diteriaki "boo" setiap menyentuh bola. Apalagi situasi saat itu tidak mengenakkan karena PSG sempat tertinggal 2-1 atas gol Wanderson pada menit 69. Sampai pada akhirnya Di Maria mencetak gol penyeimbang di menit-menit akhir pertandingan. Tapi masih belum bisa memuaskan karena gol itu tidak menghasilkan tiga poin bagi PSG. Golnya juga tidak mengangkat penilaian media L`Equipe yang memberikan Di Maria nilai 3/10.
Sebelumnya, Di Maria sempat disindir Patrick Kluivert, Direktur PSG, "Ada pemain penting yang tidak 100 persen," cetusnya seperti dikutip dari 101 Great Goals.
Ucapan itu membuat rencana menjualnya semakin kencang. Entah itu pada awal atau pertengahan tahun 2017. Selain Barcelona dan Madrid, Internazionale Milan juga siap menampungnya dengan harga 50 juta euro. Yang jelas Di Maria telah kehilangan rasa percaya dirinya. Jauh dari lubuk hatinya, mungkin ia mulai menyesal telah meninggalkan Madrid.
Sumber lain: ESPN FC, The Guardian.
Komentar