Sosok Penting Baysse dan Cyprien, Andalan Nice Selain Balotelli

Taktik

by Randy Aprialdi

Randy Aprialdi

Pemerhati kultur dan subkultur tribun sepakbola. Italian football enthusiast. Punk and madness from @Panditfootball. Wanna mad with me? please contact Randynteng@gmail.com or follow @Randynteng!

Sosok Penting Baysse dan Cyprien, Andalan Nice Selain Balotelli

Mario Balotelli sedang menikmati kebangkitannya bersama OGC Nice. Ia sudah mencetak empat gol dari lima laganya di Ligue 1 yang membuat kesebelasannya memuncaki klasemen sementara. Nice mengungguli kesebelasan langganan papan atas lain seperti AS Monaco dan Paris Saint-Germain (PSG). Nice mengoleksi 26 poin sementara dibuntuti Monaco dengan raihan 22 poin dan PSG dengan 20 poin.

Tapi kejutan Nice di Ligue 1 bukan hanya sekadar Balotelli, melainkan ada dua pemain lain yang tidak kalah harus disimak. Balotelli memang menjadi pencetak gol terbanyak kedua di Nice setelah Alassane Plea. Kedua penyerang yang sedang tajam saat ini tidak bisa sesumbar tanpa keberadaan Wylan Cyprien. Ia adalah pemain tengah yang baru didatangkan Nice dari Lens pada bursa transfer musim panas lalu. Harga pembeliannya berkisar 5 juta euro yang menjadikannya pemain termahal Nice musim ini.

Cyprien juga bisa bermain sebagai gelandang serang. Tapi ia juga pernah dicoba dimainkan sebagai winger kanan. Dalam 10 pertandingan Ligue 1, Cyprien sudah mencetak dua gol dan menyumbangkan dua asis, ditambah dengan tujuh umpan kunci dari 0,9 umpan kunci per laga dari 10 pertandingannya. Kemampuan Cyprien lainnya yaitu ketika situasi bola mati di mana ia adalah eksekutor bola mati di Nice saat ini.

Gelandang 21 tahun itu juga tidak bisa dibiarkan mendapatkan ruang. Sebab ia gemar melepaskan tendangan jarak jauh. Cyprien bisa melepaskan 1,7 percobaan tendangan per laganya. Selain mencetak dua gol di Ligue 1, ia juga menyumbangkan satu gol di Liga Eropa 2016/2017. Di Liga Eropa pun percobaan tendangannya 2,3 di setiap pertandingannya. Hanya saja Cyprien memiliki kelemahan ketika duel udara dan urusan tekel kepada lawan.

Cyprien berhasil menyokong kesuburan Balotelli dan Plea untuk mempertajam serangan. Ia berhasil menggantikan Hatem Ben Arfa yang menjadi gelandang serang andalan Nice musim lalu.

Lalu bagaimana dengan lini belakang? Nice merupakan kesebelasan paling sedikit kebobolan di Ligue 1. Mereka cuma kebobolan tujuh kali, sama seperti PSG dan Toulouse. Salah satu kunci keamanan lini belakang Nice telah dijamin Paul Baysse.

Baysse dengan cepat mencuri hati para pendukung Nice. Padahal sebelumnya ia lebih lama memperkuat Saint-Etienne. Tapi di kesebelasan lamanya itulah Baysse tidak berkembang. Ia hanya dimainkan delapan kali dari tiga musim bersama Saint-Etienne. Kemudian Baysse dipinjam Nice pada musim 2015/2016. Bersama Nice, Baysse lebih dihargai. Ia menjadi palang pintu andalan Nice dan dimainkan sebanyak 30 kali pada musim lalu.

Baysse merupakan bek tengah yang tangguh ketika duel udara. Musim lalu ia berhasil memenangkan 4,2 duel udara per laga. Baysse juga selalu sigap untuk melakukan sapuan bersih di pertahanannya. Musim lalu ia melakukan sapuan bersih dengan rataan 5,6 di setiap pertandingannya. Selain menempati bek tengah, Baysse juga bisa memerankan full-back kanan. Atas kebolehannya itu, bukan tanpa alasan Nice langsung mempermanenkannya untuk musim ini.

Bahkan pemain 28 tahun itu dinobatkan sebagai kapten, menggeser Mathieu Bodmer, tidak peduli walau ia baru memperkuat Nice selama satu musim lebih. Tapi kontribusinya untuk Nice begitu nyata, termasuk dua golnya yang sudah disumbangkan dari sembilan laga musim ini. Dua gol yang tidak boleh membiarkannya bebas di area kotak penalti dalam situasi bola mati melalui duel udara. Sejauh ini pun ia sudah memiliki rataan memenangkan duel udara 2,8 kali perlaganya.

Baysse telah menjadi duet ideal bagi Dante di jantung pertahanan Nice. Ketika Baysse merupakan benteng pertahanan bagi Nice, Dante menjadi bek yang berkontribusi membangun serangan dari lini belakang. Akurasi umpan Dante mencapai 96 persen. Salah satu tugas Dante adalah mengirim umpan panjang dari lini belakang dan itu dilakukannya dengan rataan 2,7 kali perlaga di Ligue 1 2016/2017.

Kekuatan Baysse dan pengalaman Dante membuat Yoan Cardinale merasa aman menjaga gawangnya. Ditambah dengan kreativitas Cyprien, semakin memudahkan Balotelli menikmati kesuburannya di liga barunya ini. Belum lagi agresivitas Plea dalam mencetak gol. Sudah enam gol ia koleksi dari 10 laganya. Atas keberadaan mereka, membuat Nice diperhitungkan di Ligue 1 dan mengancam dominasi PSG sebagai pengoleksi juara serta kesebelasan papan atas lainnya.

Sumber: Squawka, Whoscored.

Komentar