Rivalitas antara Liverpool dan Manchester United adalah salah satu yang terpanas di Inggris. Sir Alex Ferguson, manajer tersukses sepanjang sejarah di United dan juga Inggris, pernah berujar jika kesuksesan terbesarnya adalah jika ia bisa "knocking Liverpool off their perch". Kutipan tersebut sangat terkenal dan sering dilebih-lebihkan.
Saat Ferguson mengatakannya, Liverpool memang jauh berada di atas Manchester United soal kesuksesan, baik di domestik maupun Eropa. Namun sesungguhnya Ferguson sendiri tidak benar-benar ingat jika ia pernah mengatakannya.
"Hal yang aneh adalah aku tidak ingat pernah mengatakannya. Meski demikian, itu banyak menolong karena sangat menyoroti rivalitas sepanjang abad antara United dan Liverpool," katanya dalam bukunya yang berjudul Leading.
"Aku tidak yakin apakah para pemain United pernah secara sadar memikirkan untuk mengangkangi rekor (juara) Liverpool, tapi aku sungguh selalu berpikir jika itu adalah hal yang harus aku kalahkan. Momok dari semua gelar yang menuju ke Liverpool adalah prospek yang tak tertahankan."
Pernyataan Sir Alex di atas benar-benar menunjukkan jika ia sangat tidak ingin kalah dengan Liverpool. Tapi sebenarnya, Manchester United baru benar-benar bisa "menendang Liverpool dari tenggerannya" adalah saat Jose Mourinho menjuarai Piala Liga Inggris (EFL Cup) pada akhir Februari 2017.
Secara tidak langsung, mimpi Ferguson tersebut berhasil dipenuhi oleh seorang Mourinho.
Baca juga: Mimpi Sir Alex Ferguson Itu Kini Menjadi Kenyataan
Hal-hal di atas membuat Ferguson memiliki perasaan tersendiri jika sudah membahas mengenai Liverpool, seolah-olah ia sangat baper (membawa perasaan). Hal ini diamini oleh salah satu legenda United, Gary Neville. Ia berkata jika Ferguson lebih intens pada saat pertandingan-pertandingan besar, khususnya melawan Liverpool, dan khususnya lagi di Anfield, seperti yang akan tersaji akhir pekan ini.
"Sir Alex selalu berbeda saat pertandingan-pertadingan besar. Ia bisa sedikit santai, khususnya menjelang akhir, pada saat pertandingan-pertandingan yang aku anggap `normal`, tapi ketika menghadapi Liverpool dan [Manchester] City, ia selalu lebih intens," kata Neville, dikutip dari Sky Sports.
"Pada saat pekan tersebut, jika kamu berjalan di koridor sebelum pertandingan besar, ia akan seperti "hai, son (anakku)`, padahal saat pertandingan-pertandingan normal ia lebih bisa suka mengobrol."
"Ia berbeda menjelang pertandingan-pertandingan besar dan jujur saja, secara konsisten selalu marah ketika aku melihatnya."
"Banyak orang membicarakan hairdryer (Ferguson marah besar) dan itu tidak pernah terjadi sesering itu, jujur saja. Tapi tempat yang paling konsisten kamu bisa melihatnya adalah saat di Anfield, pada saat turun minum ataupun di akhir pertandingan."
"Ia sangat tidak bisa terima jika kalah di Anfield, dan jika kami menang di sana, tak peduli bagaimana permainan kami, itu seperti perasaan terbaik di dunia," kata Neville.
Ferguson memang selalu baper dengan Liverpool, terutama di Anfield, apalagi jika United kalah. "Hal terburuk yang aku pernah lihat secara konsisten adalah di Anfield jika kami sedang kalah saat turun minum atau di akhir pertandingan," Neville mengulanginya lagi. "Ia bisa duduk di sana, tidak bergerak, di akhir pertandingan pada saat orang lain mandi untuk 25 menit. Ia tidak bergerak sama sekali."
"Ketika aku masih muda, saat bertandang, aku ingat ia bertengkar serius dengan Schmeichel dan Ince di ruang ganti. Itu luar biasa. Kami selalu tahu jika (Liverpool) bisa mendengar semuanya yang dikatakan, mungkin tertawa di sisi lain dinding [ruang ganti]," tutup Gary.
United akan bertandang ke Anfield pada akhir pekan ini. Meski Ferguson sudah lama pensiun, rivalitas antara kedua kesebelasan masih panas hingga saat ini. Ferguson sendiri memiliki rekor yang baik saat melawan Liverpool. Dari 62 pertandingan, ia berhasil menang 29 kali, imbang 14 kali, dan kalah 19 kali. Meski memiliki catatan yang bagus, ternyata Sir Alex sangat baper dengan Liverpool.
(dex)
Komentar