Juergen Klinsmann dan Joachim Loew kembali bertemu. Kali ini, dalam sebuah pertarungan memperebutkan talenta muda Arsenal, Gedion Zelalem. Klinsmann dan Loew sama-sama berharap Zelalem bisa segera menentukan pilihannya.
Nama Zelalem sempat menjadi perbincangan setelah membuat debut untuk Arsenal pada Januari 2014 di Piala FA. Di level internasional, ia sudah membela kesebelasan negara Jerman U-15, U-16 dan U-17. Namun, karena belum memperkuat kesebelasan senior Jerman, Zelalem masih bisa memilih antara Jerman, Amerika Serikat, ataupun Ethiopia.
Zelalem lahir di Berlin pada 26 Januari 1997 dari orangtua berkewarganegaraan Ethiopia. Pada 2006, ia pindah ke Amerika Serikat dan memantapkan karir sepakbolanya di sana. Pada 2011, bakatnya terpantau oleh pemandu bakat Arsenal yang menawarkannya untuk bermain di akademi The Gunners di London. Zelalem setuju.
Seiring waktu berjalan, Zelalem menunjukkan peningkatan kualitas bermain khususnya di tim U-21 Arsenal. Federasi Jerman senang karena mereka punya pemain berbakat yang masih sangat muda. Di sisi lain, Federasi sepakbola Amerika Serikat sudah tak memiliki hambatan karena ayah Zelalem sudah mendapatkan kewarganegaraan Amerika. Federasi Ethiopia tak kalah bersemangat. Lewat menteri luar negeri, Tedros Adhanom, mereka berharap Zelalem mempertimbangkan untuk bermain di Ethiopia.
Desember tahun lalu, Zelalem menyatakan kalau dirinya ingin bermain untuk âTeam USAâ. Meskipun pernah bermain untuk tim junior Jerman, tapi ia belum pernah mengecap pertandingan kompetitif. Mungkin karena alasan ini, Zelalem menolak panggilan tim U-17 Jerman pada awal Maret lalu.
Klinsmann, yang juga berperan sebagai direktur teknik Federasi Amerika, menunjukkan harapan yang besar pada Zelalem. âAku pikir dia sudah berada dalam tingkatan di mana dia seharusnya bisa bermain untuk tim senior,â kata Klinsmann.
Zelalem adalah pengecualian, dan itu diakui Klinsmann. Ia ingin para pemainnya berlaga di tingkatan tertinggi. Contohnya, ia tak begitu senang saat Clint Dempsey pulang dan bermain di MLS. Menurut Klinsmann, pemain yang berlaga di Eropa memiliki nilai plus ketimbang di MLS. Dari sini, seharusnya Zelalem mengikuti program kesebelasan negara Jerman, yang merupakan juara dunia, bukan Amerika yang hanya menempati peringkat ke-32 FIFA.
Zelalem memiliki akurasi umpan dan visi bermain yang baik. USA Today pernah membahas mengapa kehadiran Zelalem akan bermakna penting bagi kesebelasan negara Amerika. Salah satunya karena program naturalisasi yang dilakukan Klinsmann sejak Piala Dunia 2014 yang membawa tiga pemain kelahiran Jerman ke dalam skuat.
Klinsmann sebenarnya sudah memantau Zelalem sejak pemain kelahiran 1997 tersebut berada dalam pemusatan latihan tim U-15 Amerika. âIa berada dalam kamp yang sama dengan anakku dua tahun lalu dan mereka bicara dalam bahasa Jerman,â tutur Klinsmann, âKami menyaksikan pertandingannya bersama Arsenal U-19. Kami memiliki harapan yang besar pada anak itu.â
Keputusan Zelalem untuk lebih memilih Amerika bisa dibilang tepat. Saat ini Zelalem belum mendapat tempat di tim utama Arsenal. Ini yang membuat peluangnya bersaing dengan Sami Kheidira, Bastian Schwensteiger, Julian Draxler, dan Toni Kroos, kian berat. Sementara itu, Klinsmann seperti sudah menjamin satu tempat bagi Zelalem. Padahal, Klinsmann sendiri merupakan tipe pelatih yang tak pernah menganakemaskan satu dua pemain.
Selain kemampuan yang dimiliki, barangkali salah satu faktor yang membuat Klinsmann tertarik pada Zelalem adalah karena ia bermain untuk Arsenal. Wenger sendiri sempat mengatakan kalau Zelalem bisa menjadi pemain inti Arsenal dalam dua hingga tiga tahun mendatang.
Dalam skuat Amerika yang dibawa ke Piala Dunia 2014, barangkali hanya Julian Green yang berasal dari kesebelasan top Eropa, yang bermain untuk Bayern Munich. Itu pun jarang diturunkan oleh Pep Guardiola. Sisanya, ada empat pemain yang bermain di Premier League seperti Tim Howard (Everton), Brad Guzan (Aston Villa), Jozy Altidore (Sunderland), dan Geoff Cameron (Stoke City). Penting bagi Klinsmann untuk memiliki pemain yang berlaga di kesebelasan yang memiliki mental juara, karena itu akan memengaruhi cara bermain mereka di kesebelasan negara.
Sumber gambar: independent.ie
Komentar