Persaingan divisi dua Liga Inggris, Divisi Championship, musim ini terbilang ketat. Ada empat kesebelasan yang bersaing merebut dua jatah langsung lolos ke Premier League. Bahkan penentuan gelar juara terjadi tepat pada pekan terakhir di mana Watford ditahan imbang Sheffield Wednesday sedangkan AFC Bournemouth menang 3-0 atas Charlton Athletic.
Peringkat keempat, Middlesbrough, hanya berjarak lima poin dengan juara Divisi Championship, Bournemouth. Middlesbrough dilanda hasil negatif pada dua pertandingan terakhir dengan hanya meraup satu poin. Padahal, jika The Boro bisa menyapu bersih dua pertandingan terakhir, mereka berhak lolos langsung ke Premier League dengan âbonusâ juara Divisi Championship.
Hasil buruk tersebut membuat Middlesbrough tertahan di peringkat keempat setelah Norwich City menang pada partai terakhirnya. Middlsebrough dan Norwich bergabung bersama Brentford dan Ipswich Town dalam babak play-off yang memperebutkan satu tempat di Premier League.
Baca juga: AFC Bournemouth: Dongeng, Kejutan, dan Kisah Lucu dari Pantai Selatan
Babak play off mempertemukan Middlesbrough dengan Brentford dan Norwich dengan Ipswich pada babak semifinal. Pertandingan tersebut digelar dengan sistem home-away, sedangkan partai final dihelat di Stadion Wembley.
Middlesbrough yang begitu berhasrat untuk kembali ke Premier League tampil tanpa halangan. Bertandang ke Griffin Park, Middlesbrough menang 2-1. Lalu, pada leg kedua, Middlesbrough menang telak 3-0 di Riverside Stadium, yang menghasilkan agregat 5-1 bagi The Boro.
Pada pertandingan lain, Norwich yang sempat ditahan imbang 1-1 oleh Ipswich di Portman Road, membalikan keadaan dengan unggul 3-1 di Carrow Road. Hasil tersebut membuat Middlesbrough dan Norwich bertemu pada partai final play off.
Keduanya bukanlah nama baru di Premier League. Middlesbrough bahkan sempat begitu lama menghuni Premier League. Sejak 1998, Middlesbrough mengalami peningkatan prestasi dengan puncak tertinggi saat menjuarai Piala Liga pada 2003. Pada 2006, Middlesbrough tampil dalam partai final Piala UEFA/Europa League. Namun, mimpi Middlesbroug kandas setelah dikalahkan Sevilla 0-4.
Pada akhir musim 2008/2009 Middlesbroug kembali terdegradasi ke Divisi Championship dan bertahan cukup lama pada liga tingkat kedua tersebut.
Middlesbrough tampaknya begitu kesulitan untuk membangun skuat yang kuat. Manajer datang silih berganti, tapi tak ada satupun yang mampu mengangkat Middlesbrough menuju tingkat tertinggi Liga Inggris, hingga akhirnya manajemen membuat keputusan besar. Pada November 2013, The Boro mengontrak manajer asal Spanyol, Aitor Karanka. Pria yang sempat menjadi asisten pelatih Real Madrid tersebut, mengangkat Middlesbrough yang sempat terpuruk di papan bawah, naik hingga peringkat ke-12 pada akhir musim 2013/2014.
Manajemen kembali mempercayakan Karanka untuk kembali menangani Middlesbrough. Karanka pun memanfaatkan sejumlah pemain pinjaman dari Chelsea seperti Kenneth Omeruo, Patrick Bamford, dan Tomas Kallas. Khusus bagi Bamford, ia merupakan ujung tombak Middlesbrough dengan mencetak 19 gol di semua kompetisi.
***
Siang itu Karanka begitu yakin bahwa kesebelasannya akan meraih satu tiket tersisa. Ia membawa anak asuhnya dengan begitu percaya diri melangkahkan kaki di rumput Stadion Wembley.
Beberapa jam berselang, Karanka hanya menyaksikan dari kejauhan. Perjalanan panjang Middlesbrough pada musim ini seolah tak berarti. Middlesbrough tidak kalah segalanya; setidaknya mereka masih unggul dalam penguasaan bola. Namun, kelengahan dalam bertahan membuat The Boro kebobolan dua gol pada babak pertama yang sama sekali tak bisa dibalas hingga laga usai.
Sementara itu, Bamford menyaksikan rekannya di timnas Inggris U-21, Nathan Redmond, merayakan golnya yang begitu berarti bagi Norwich. Meskipun demikian, dalam hati terkecil Bamford, ia tidak pernah gusar. Sebentar lagi, telepon genggamnya akan berdering dan menunjukan satu nama yang paling ditunggu-tunggu oleh rekan-rekannya yang lain di akademi: Jose Mourinho.
Sumber gambar: football.co.uk
Komentar