Sebagai manajer, trofi apa yang sudah pernah Mauricio Pochettino persembahkan untuk kesebelasan yang pernah atau sedang ia tukangi? Tidak ada. Terakhir kali ia mengangkat piala juara pun terjadi hampir satu dekade lalu, pada 2006, saat menjuarai Copa del Rey bersama Espanyol. Itupun ketika ia masih berkarier sebagai pemain.
Sebagai manajer, meraih kemenangan pun sebenarnya bukan hal yang mudah bagi Pochettino. Di Espanyol yang ia pimpin pada 161 pertandingan, ia hanya meraih 32,92% kemenangan. Di Southampton, 38,33% kemenangan ia raih dari 60 pertandingan. Sementara saat ini bersama Spurs, persentase kemenangannya hanya sebesar 48,65% dari 74 pertandingan.
Meskipun begitu, salah besar jika menyebut Pochettino sebagai manajer yang tak hebat. Karena pada kenyataannya, prestasi yang telah ia raih hingga saat ini bukan tentang kemenangan atau trofi juara, melainkan membuat masa depan timnas Inggris berada di tangannya. Loh, bagaimana bisa?
Ternyata semenjak ia berkarier di Britania Raya pada 2013, menggantikan Nigel Adkins yang dipecat Southampton, ia berhasil mengasah talenta-talenta berbakat Inggris mencapai potensi hingga layak bermain di level tertinggi. Bukan sekali dua kali anak asuhnya kini memiliki karier yang lebih baik.
Sebelumnya, siapa yang mengenal nama Rickie Lambert? Namun berkat kehebatan Pochettino saat bersama Southampton, penyerang yang kini membela West Bromwich Albion ini berhasil menjalani debut timnas Inggris pada usia 31 tahun. Bahkan Lambert, yang sempat hijrah ke Liverpool, mencetak gol pada debutnya bersama The Three Lions.
Southampton sebenarnya memang terkenal sebagai kesebelasan yang kerap menelurkan talenta-talenta terbaik Inggris terdapat nama Theo Walcott dan Alex Oxlade-Chamberlain yang merupakan lulusan akademi kesebelasan yang bermarkas di St. Mary ini. Namun bersama Pochettino, banyak pemain Southampton yang kemudian muncul ke permukaan di usia muda dan bahkan menjadi andalan timnas Inggris.
Adam Lallana, menjadi andalan timnas Inggris di Piala Dunia 2014 sebelum hijrah ke Liverpool dengan nilai transfer 25 juta pounds. Luke Shaw, menjadi pemain termuda Piala Dunia 2014 dengan usia 18 tahun 334 hari dan menjadi rekor penjualan Southampton dengan 30 juta pounds saat dibeli Manchester United. Calum Chambers, menjalani debut timnas Inggris menghadapi Norwegia dan hijrah ke Arsenal dengan nilai transfer sekitar 16 juta pounds. Nathaniel Clyne, kini menjadi andalan di sisi kanan pertahanan Inggris dan hijrah ke Liverpool. Jangan lupakan pula masih terdapat nama Jay Rodriguez yang juga mendapatkan panggilan timnas bersamaan dengan Lambert dan Lallana meski saat ini harus berkutat dengan cedera.
Hijrah ke Tottenham Hotspur, kejelian Pochettino melihat bakat pemainnya kembali terlihat. Harry Kane, yang sebelumnya hanya dipinjamkan ke kesebelasan lain, menjadi fenomena tersendiri pada musim 2014/2015. Penyerang berusia 22 tahun itu pun lantas mendapatkan panggilan timnas Inggris dan mencetak tiga gol pada enam penampilan pertamanya.
Setelah itu, timnas Inggris memiliki andalan baru di lini tengah dalam diri Ryan Mason dan Delle Alli yang juga berasal dari Spurs asuhan Pochettino. Sama seperti Kane, Mason yang merupakan binaan akademi Spurs hanya menjalani masa pinjaman sebelum musim 2014/2015 menjadi andalan Spurs di lini tengah dan menjalani debutnya menghadapi Lithuania. Sedangkan Alli, yang pada musim lalu bermain di Football League membela M.K. Dons, kini menjadi andalan di lini tengah The Lily Whites dan telah menorehkan dua caps bersama timnas Inggris.
Yang terbaru, giliran Eric Dier yang dipersiapkan untuk menjalani debutnya bersama timnas Inggris. Dier sendiri merupakan pemain yang dibeli Spurs pada era Pochettino dari Sporting Lisbon. Sama seperti Kane dan Mason, pemain berusia 21 tahun ini mencuat sejak musim 2014/2015.
Keberadaan Dier membuat Pochettino tak ragu untuk melepas dua gelandangnya, Paulinho dan Etienne Capoue, pada bursa transfer musim panas lalu. Manajer asal Argentina ini lantas mentransformasi Dier yang sebelumnya handal sebagai bek tengah, kini menjadi gelandang bertahan andalan Spurs dan mungkin akan menjadi andalan Inggris.
Karenanya dalam dua musim, Pochettino telah mengasah 10 pemainnya untuk meningkatkan kualitas timnas Inggris. Sementara dalam dua musim, timnas Inggris sudah memanggil 19 pemain debutan. Ini artinya, setengahnya merupakan sumbangan dari manajer berusia 43 tahun tersebut.
Pelatih timnas Inggris, Roy Hodgson, kabarnya memang memiliki kedekatan dengan Pochettino. Kabar ini bahkan diamini sendiri oleh Pochettino di mana keduanya memang memiliki hubungan yang baik. Mungkin karena ini pula Hodgson percaya akan pemain-pemain yang pernah dilatih Pochettino.
âSaya memiliki hubungan yang baik dengan [Roy] Hodgson,â ujar Pochettino pada harian Marca. âSaya senang bekerja dengan pemain muda dan ini hampir tiga tahun saya di sana [Inggris], sudah 10 pemain yang pernah bermain untuk Southampton dan Tottenham menjadi bagian dari skuatnya.â
Karenanya, atas kemampuan dan kedekatan Pochettino bersama Hodgson, Pochettino dianggap menjadi salah satu faktor keberhasilan timnas Inggris. Perlu diketahui pula bahwa Inggris berhasil menyapu bersih seluruh laga (10 kemenangan) di babak kualifikasi Piala Eropa 2016 dengan mencetak 31 gol dan hanya tiga kali kebobolan.
Secara tidak langsung, Pochettino seolah tengah membangun fondasi bagi timnas Inggris dengan pemain-pemain asuhannya. Inilah yang sebenarnya menunjukkan bahwa ia merupakan manajer yang hebat di samping belum ada gelar juara yang diraihnya. Sekarang kita hanya tinggal menunggu, siapa laga pemain Inggris lainnya yang akan menjadi andalan Inggris berkat polesan Pochettino.
foto: ilovetottenham.comMauricio
Komentar