Hendrik Johannes Cruyff, atau sering disebut Johan Cruyff, legenda hidup sepakbola Belanda, sekaligus kapten timnas Belanda di Piala Dunia 1974, dan juga pemain yang pernah tiga kali meraih gelar Ballon d'Or, meninggal dunia. Ia meninggal dalam usia 68 tahun karena penyakit kanker yang ia derita.
"Tanggal 24 Maret 2016, di usia yang ke-68 tahun, Johan Cruyff meninggal dengan damai di Barcelona. Ia meninggal dikelilingi oleh orang-orang terdekatnya setelah bertarung dengan penyakit kanker yang ia derita. Di masa-masa sedih ini, saya harap media bisa menjaga privasi keluarga yang sedang dalam masa berkabung," tulis website pribadi Johan Cruyff seperti yang dilansir oleh The Guardian.
Selain menjadi kapten timnas Belanda 1974 yang disebut-sebut merupakan salah satu timnas terbaik yang pernah ada dengan permainan total football nya, ia juga berhasil membawa Ajax Amsterdam menjadi juara Liga Champions Eropa selama tiga kali berturut-turut, sejak tahun 1971 sampai 1973. Selain di Ajax, ia juga bersinar di Barcelona.
Cruyff sudah bercerita perihal penyakit kanker yang ia derita ini semenjak bulan Oktober 2015. Setelah menjalani operasi jantung di tahun 1991 - karena ia adalah seorang perokok berat - ia berkata bahwa sekarang ia dalam keadaan unggul 2-0 atas penyakit jantungnya itu.
"Sekarang, saya merasa bahwa saya sedang unggul 2-0 dengan penyakit yang saya derita di babak pertama. Pertandingan sendiri masih belum selesai," ujar Cruyff pada Oktober lalu seperti dilansir oleh Mirror.
Setelah mengantarkan Ajax menjadi juara Eropa, Cruyff membela Barcelona mulai dari tahun 1973 sampai 1978 dan mencetak 48 gol dari 143 penampilan. Selain menjadi pemain, Cruyff pun mengabdikan dirinya sebagai pelatih di Barcelona sejak tahun 1988 sampai tahun 1996. Di Barca, ia meraih sukses dengan mengantarkan Barca menjadi juara La Liga mulai tahun 1991 sampai tahun 1994.
Bukan hanya membawa Barca menjadi juara La Liga, ia pun berhasil membawa Barca meraih gelar juara Liga Champions Eropa pada tahun 1992. Sampai kematiannya menjelang, ia tetap memilih untuk tinggal di Barcelona dan melatih klub Catalonia mulai tahun 2009-2013. Ia berhenti karena ingin berjuang untuk melawan kanker.
Selamat tinggal, Cruyff. Semoga tenang di alam sana.
"Coincidence is logical"Â - Hendrik Johannes Cruyff (1947-2016)
Baca juga:Diancam Dibunuh, Johan Cruyff Enggan Bermain di Piala Dunia 1978
Kegagalan Cruyff Selamatkan Leicester, Levante, dan Diri Sendiri
(sf/dex)
Sumber: Guardian, Mirror
foto: guardian.co.uk
Komentar