Sebagai juara Liga Primer Inggris 2016/2017, Chelsea mengalami kenaikan yang drastis dari musim lalu. Mereka naik sembilan strip di posisi klasemen dengan totoal 93 poin, atau lebih banyak 43 poin dibandingkan musim lalu. Diawali dengan ditunjuknya Antonio Conte sebagai manajer, sejujurnya kita tidak mengira mereka akan luar biasa seperti musim Liga Primer yang baru saja berakhir akhir pekan yang lalu.
Pemberitaan penunjukkan Conte ini tidak seramai Jose Mourinho (mantan manajer mereka yang menyeberang ke Manchester United) atau Josep Guardiola. "Aku pikir kami harus menyalakan api. Jika kamu ingin memiliki musim yang bagus, kamu harus selalu memiliki api (gairah) di jiwamu, hatimu, dan kepalamu. Itu sangat penting," kata Conte saat pertama kali di konferensi pers-nya.
Michy Batshuayi, N`Golo Kante, Eduardo, Marcos Alonso, dan David Luiz adalah pemain-pemain yang didatangkan. Dua nama terakhir bahkan terlihat tidak meyakinkan karena baru didatangkan saat deadline day.
Mereka mengawali musim dengan cukup baik, yaitu berhasil menang atas West Ham United, Watford, dan Burnley. Akan tetapi The Blues kemudian hanya berhasil bermain imbang melawan Swansea City (2-2), serta kalah dua kali berturut-turut melawan Liverpool di Stamford Bridge (1-2) dan Arsenal di Emirates (3-0).
Jika ada satu momen yang mengubah nasib Chelsea di musim ini, babak kedua saat melawan Arsenal adalah momen tersebut. Meskipun Arsenal berhasil mencukur Chelsea dengan skor 3-0, Conte baru mulai menerapkan skema tiga beknya untuk pertama kalinya pada babak kedua di pertandingan tersebut. Sejak itu, Chelsea tidak pernah menengok ke belakang lagi.
"Di Italia, aku selalu suka mengatakan bahwa manajer itu seperti penjahit. Kamu harus bisa menjahit baju terbaik untuk timmu," kata Conte mengomentari pemilihan formasinya.
Formasi 3-4-3-nya berhasil membuat beberapa pemain Chelsea mendapatkan penampilan terbaik mereka, yaitu kedua wing-back (Victor Moses yang sebelumnya tak terpakai pada masa Mourinho dan Alonso yang didatangkan secara dadakan), Eden Hazard, Diego Costa, dan tentu saja, si pemain terbaik versi PFA, N`Golo Kante.
Sebanyak 12 pertandingan berikutnya mereka lalui dengan kemenangan, termasuk sembilan di antaranya tanpa kebobolan, dan, ini yang menarik, salah satunya mereka membantai Manchester United dengan skor 4-0. Bukan hanya United-nya Mourinho yang berhasil Chelsea bantai, begitu juga Everton-nya Ronald Koeman (5-0) yang mencoba melakukan mirroring taktik Conte dengan tiga bek juga yang, tentunya, gagal total.
Namun tidak ada kesebelasan yang sempurna (kecuali untuk fans Arsenal yang belum bisa move on dari invincible season yang sudah lama sekali). Tottenham Hotspur yang dilatih oleh Mauricio Pochettino akhirnya mengakhiri kemenangan beruntun The Blues dengan mirroring taktik yang kali ini berhasil, Chelsea kalah 2-0 di White Hart Lane.
Selain kekalahan itu, Chelsea sempat dua kali bermain imbang melawan Liverpool di Anfield (1-1) dan di Burnley (1-1), tapi tidak mengalami kekalahan berarti lagi di Liga Primer kecuali saat menghadapi Crystal Palace di Stamford Bridge (1-2) dan Manchester United di Old Trafford (0-2). Namun pada dua pertandingan tersebut, Chelsea harus kehilangan wing-back andalannya yang terbukti menjadi sangat penting di skema tiga bek Conte, yaitu Moses (saat melawan Palace) dan Alonso (saat melawan United).
Kekalahan di Old Trafford itu adalah kekalahan terakhir Chelsea di Liga Primer musim ini. Setelah itu, mereka berhasil melibas Southampton, Everton, Middlesbrough, dan Batshuayi menyegel gelar juara Liga Primer saat bertandang ke West Bromwich Albion di pekan ke-36.
Dua pertandingan terakhir di Liga Primer hanya menjadi formalitas, di mana pertandingan terakhir ditutup dengan perpisahan kapten mereka, John Terry, dan presentasi trofi Liga Primer di Stamford Bridge. Musim yang luar biasa bagi Chelsea dan Antonio Conte. Bagaimanapun, finis sebagai juara dengan perbedaan tujuh poin dari runner-up (Spurs) adalah pencapaian luar biasa di liga yang sangat ketat ini.
https://twitter.com/ChelseaFC/status/867087744215859200
"Aku pikir pencapaian [gelar juara Liga Primer] ini adalah prestasi yang hebat untuk para pemain. Aku harus mengatakan terimakasih untuk komitmen mereka, untuk kerja keras mereka," kata Conte merendah setelah mendapatkan trofi Liga Primer di musim pertamanya menjadi manajer di Inggris.
Di saat mereka bisa berpesta di akhir musim ini, masih ada final Piala FA menanti mereka di akhir bulan (27/05) melawan Arsenal. Musim depan juga Chelsea butuh untuk memperdalam skuat mereka karena akan berlaga di Liga Champions UEFA. Para pemain seperti Hazard dan Costa harus dipagari agar tidak pindah, apalagi nama terakhir yang selalu santer diberitakan untuk pindah ke Tiongkok.
Selain itu, mereka juga masih membutuhkan kedalaman skuat pada posisi wing-back jika ingin terus memainkan skema tiga bek (masa iya mau meninggalkan skema ini?). Kelalahan melawan Palace dan United, di saat mereka tidak bisa memainkan Moses dan Alonso berturut-turut, tentunya memberikan mereka pelajaran berharga.
"Tiga [bek] di belakang? Empat [bek] di belakang? Itu tidak penting bagi kami. Yang terpenting adalah semangat yang tepat untuk tim," kata Conte.
Foto: @chelseafc
(dex)
Komentar