Juventus terus mempertahankan keunggulan mereka di puncak klasemen Serie A pada pekan ke-28 yang digelar Minggu (6/3) WIB. Melawan Atalanta di Stadion Atleti Azzurri d'Italia, Si Nyonya Tua berhasil meraih poin penuh setelah menang dengan skor 2-0. Gol Juventus dicetak oleh Andrea Barzagli menit 24 dan Mario Lemina 86â.
Jika melihat penguasaan bola, pertandingan sebenarnya berjalan imbang. Meski Juventus unggul penguasaan bola 55% berbanding 45%, tuan rumah lebih banyak melepaskan tembakan, dengan 12 tembakan berbanding 9. Namun karena banyak taktik yang tak berjalan di kubu Atalanta, Juventus mampu mengunci hasil akhir laga ini dengan kemenangan.
Duel di Lini Tengah
Meski kedua tim berbeda 14 peringkat, Atalanta yang memasang formasi 3-5-2 tetap tampil percaya diri hadapi Juventus. Atalanta memainkan permainan terbuka sejak menit pertama yang bahkan membuat Juventus yang bermain dengan 4-3-1-2 cukup kesulitan mengembangkan permainan.
Dalam formasi tersebut, lini tengah Juventus hanya diisi oleh tiga orang, antara lain Paul Pogba, Claudio Marchisio, dan Sami Khedira. Di belakang dua penyerang, Pelatih Juventus, Massimilliano Allegri, memasang Roberto Pereyra.
Empat gelandang Juve tersebut menghadapi tiga gelandang Atalanta; Jasmin Kurti?, Luca Cigarini, dan Marten de Roon. Lini tengah Atalanta pun sering mendapatkan bantuan dari Gaetano Monachello sehingga bisa mengimbangi serangan Juventus.
Namun Atalanta cukup kewalahan di sayap. Boukary Drame dan Andrea Conti tak bisa menandingi Stephan Lichtsteiner dan Patrice Evra dari kubu Juventus. Bahkan pergerakan tanpa bola Lichtsteiner dan Evra kerap kali menciptakan celah yang bisa dimanfaatkan serangan Juventus.
Tidak hanya pergerakan tanpa bola kedua pemain sayap Juventus yang merepotkan pertahanan Atalanta, Paul Pogba, kreator serangan Juventus, bahkan cukup leluasa menemukan ruang kosong. Hasilnya, selain gelandang asal Prancis tersebut mencatatkan 74% akurasi operan, ia mencatatkan tiga tembakan dan lima kali berhasil melewati pemain dari delapan kali percobaan.
Serangan Atalanta Tak Efektif
Salah satu masalah yang dimiliki Atalanta adalah transisi bertahan ke menyerang mereka yang tidak berjalan dengan baik. Bola yang berhasil direbut oleh pemain Atalanta dari Juventus pada akhirnya tidak dapat langsung menuju ke depan.
Kesalahan Atalanta adalah terlalu sering mengalirkan bola ke sisi kiri, area Bakary Drame. Drame yang berbadan lumayan besar, tak cukup cepat untuk melakukan akselerasi maupun menyuplai bola. Beberapa kali, penempatan posisi Monachello yang cukup baik malah disia-siakan oleh keputusan Drame yang lebih banyak menahan bola.
Banyaknya aliran bola ke arah kiri pun membuat sisi kanan Atalanta tak terlalu bekerja keras. Bahkan, sayap kanan Atalanta, Andrea Conti, hanya melakukan 27 sentuhan sepanjang 55 menit ia bermain.
Atas skema serangan yang tak efektif ini Marco Borriello di lini depan kurang mendapatkan suplai bola. Apalagi hampir semua bola yang dialirkan kepadanya berupa umpan silang, yang sudah jelas kesukaan Leonardo Bonucci dan Andrea Barzagli di jantung pertahanan Juventus.
Telat Memasukkan Alessandro Diamanti
Selain dua kesalahan Atalanta dalam menyerang yang disebutkan di atas, ada satu faktor lagi yang membuat gelandang Atalanta tak terlihat berperan secara besar kala tim menyerang, yakni tidak adanya gelandang kreatif yang berani mengobrak-abrik lini belakang lawan Juventus.
Hal tersebut memang benar. Sebab, ketiga gelandang yang dipasang oleh Edy Reja hampir semuanya bertipe perebut bola. Digantinya Cigarini dengan Alessandro Diamanti sempat menumbuhkan kembali harapan untuk menang bagi Atalanta.
Memasukkan Diamanti membuat serangan Atalanta lebih hidup. Aksi individu mantan pemain pinjaman dari Guangzhou Evergrande ini mengubah gaya bermain Atalanta. Meski ia hanya bermain selama 14 menit, ia mampu membuat dua peluang dan dua umpan kunci.
Terlalu Membiarkan Mario Lemina
Mario Lemina memang hanya bermain 22 menit, tapi masuknya Lemina menjadi salah satu kunci kemenangan Juventus di laga ini. Jika ia tak mencetak gol di menit 86, bukan tidak mungkin Atalanta mampu menahan imbang.
Masuknya Lemina sejak awal memang tidak terlalu diperhatikan oleh Atalanta. Ketidaksiagaan pemain Atalanta dibuktikan oleh statistik dribble yang dilakukan oleh Lemina. Hal ini dibuktikan oleh pressing pemain Atalanta kepada seluruh pemain Juventus yang berada di daerah permainan Atalanta.
Ketidaksiagaan terhadap Lemina, yang menjadi pemain ketiga terbanyak yang melakukan dribble setelah Dybala dan Pogba, akhirnya harus dibayar mahal lewat sebuah gol indah. Setelah melewati hadangan beberapa pemain, Lemina melepaskan tembakan ke sudut kanan gawang Sportiello.
Komentar