Generasi Baru Manchester United: Class of 2014

Cerita

by Dex Glenniza

Dex Glenniza

Your personal football analyst. Contributor at Pandit Football Indonesia, head of content at Box2Box Football, podcaster at Footballieur, writer at Tirto.ID, MSc sport science, BSc architecture, licensed football coach... Who cares anyway! @dexglenniza

Generasi Baru Manchester United: Class of 2014

Tidak ada yang spesial dari Manchester United musim lalu selain dari rilisnya film The Class of ’92. Sebuah film yang hanya membuat penggemar United seperti penggermar Liverpool dalam beberapa tahun terakhir ini, yaitu mabuk dalam sejarah.

Film ini adalah kisah nyata yang diambil dari sekelompok pemain lokal kelahiran Manchester (dan sekitarnya) yang bergabung bersama akademi United untuk kemudian bisa menjadi pemain inti dan berjaya bersama klub tersebut.

Mereka adalah Ryan Giggs, Paul Scholes, David Beckham, Gary Neville, Phillip Neville, dan Nicky Butt. Namun, kali ini kami tidak akan membahas tentang film tersebut, karena pastinya hanya akan membuat para fans United kembali mabuk dalam sejarah. Jadi, daripada membicarakan masa lalu, lebih baik bicara tentang masa depan.

Meskipun Roy Keane tidak setuju, tetapi Class of ’92 dianggap sebagai salah satu generasi sukses yang dilahirkan sendiri oleh United yang katanya kesuksesannya dalam melahirkan generasi pemain emas tidak akan pernah bisa terulang lagi oleh United. Tapi, ”katanya” itu kata siapa, ya?

Penjualan Danny Welbeck ke Arsenal pada musim ini memang menimbulkan banyak kritik pedas dari para pengamat dan juga “legenda klub” seperti Gary Neville, Bryan Robson, dan Mike Phelan.

Mereka semua menyerukan sebuah klaim yang sama, yaitu bahwa United telah “kehilangan identitasnya” dengan menjual salah satu pemain lokal mereka, apalagi ia harus pindah ke tim rival.

Welbeck memang merupakan bocah asli Manchester, ia dilahirkan di salah satu daerah bernama Longsight.

Namun, kenyataan mulai berbicara sebaliknya. Slogan “Youth Courage Greatness” pada bagian dalam seragam United musim ini seolah menjadi tamparan keras yang berteriak kepada kita bahwa United adalah klub yang punya tradisi untuk menciptakan dan mengembangkan talenta muda di klub mereka.

Menurut sumber yang kami baca dari FourFourTwo, pertandingan United akhir pekan kemarin saat mereka menang 2-1 melawan Everton adalah pertandingan ke-3.078 secara berturut-turut dimana pemain lokal (homegrown player) selalu diikutsertakan pada daftar skuat mereka.

Louis van Gaal yang berkebangsaan Belanda ternyata masih mempercayai pemain-pemain lokal untuk terus bermain dan berkembang. Maklum saja, United sudah menggelontorkan banyak dana untuk mendatangkan pemain baru di musim ini, ini membuat banyak orang khawatir United tidak akan memainkan pemain-pemain homegrown mereka setidaknya dalam waktu dekat ini.

Jika fans United harus berterimakasih, mungkin rasa terimakasih kepada van Gaal akan lebih sedikit daripada rasa terimakasih mereka kepada badai cedera yang menghantam skuat United.

Akibat dari cedera, selain sosok Adnan Januzaj juga tentunya yang sudah kita kenal, kita jadi bisa melihat nama-nama di bawah ini beraksi... mereka adalah Class of 2014.

Tyler Blackett

Wajahnya memang mirip Eddie Murphy, tetapi ini bukan alasan kami untuk berkata bahwa Tyler Blackett adalah nama yang paling familiar dari seluruh personel generasi Class of 2014.

Seperti Welbeck, Blackett adalah bocah asli kelahiran Manchester. Ia sudah ditunjuk sebagai rencana dari van Gaal setelah ia dimainkan pada pertandingan pembuka United melawan Swasea City. Saat itu, tentunya kita bertanya-tanya, “Blackett siapa, sih?”.

Blackett, menurut van Gaal, adalah pemain yang cocok dengan filosofinya. Sebelum kehadiran Marcos Rojo, ia adalah satu-satunya bek United yang berkaki kidal. Van Gaal menyukai bek-bek bertipikal ball-playing defender, maka idealnya memang United harus memiliki dua bek (jika mereka berpasangan berdua) berkaki kanan dan satu lagi berkaki kiri.

Ia bisa dibilang sudah beradaptasi (meskipun awalnya terlalu dipaksakan) untuk menjadi bek kelas Liga Primer dan pemain masa depan United.

Bukti bahwa Blackett adalah seorang ball-playing defender yang sukses adalah persentase keberhasilan operannya yang memiliki rata-rata di atas 90%. Bahkan pada saat melawan Queens Park Rangers, ia berhasil mencapai angka 97,9% operan sukses dari 97 buah operan yang ia luncurkan. Angka tersebut adalah angka terbaik dari seluruh pemain United pada pertandingan itu.

Kemungkinan untuk sukses: 80%

Paddy McNair

Nama selanjutnya yang mulai familiar adalah Paddy McNair yang memainkan debutnya saat United bertanding melawan West Ham United. Saat itu, bisa dibilang United sedang tidak dalam performa terbaik mereka dan berkali-kali diserang oleh West Ham, hari yang sangat sibuk dan mendebarkan pastinya untuk pemuda asal Irlandia Utara tersebut.

McNair melakukan salah satu sundulan intersep umpan kepada Carlton Cole yang bisa saja menjadi umpan yang menghasilkan gol kemenangan untuk West Ham. Bahkan sampai hari ini, momen tersebut masih lekat pada hampir seluruh pendukung United begitu mendengar nama McNair.

Kemudian saat melawan Everton, ia harus berhadapan beradu fisik dengan Romelu Lukaku, dan ia bisa mengatasinya. Dua momen tersebut menunjukkan contekan kepada kita bahwa ia adalah seorang bek yang bisa membaca permainan.

Tidak heran mengenai kemampuannya tersebut, awalnya McNair tiba di United pada tahun 2011 sebagai seorang playmaker. Perlahan-lahan ia semakin bergeser ke posisi belakang dan puncak permainannya pada level U21 adalah ketika ia berduet dengan sang kapten, Thomas Thorpe, di jantung pertahanan.

Seperti Johnny Evans yang juga berasal dari Irlandia Utara, kemampuan utama McNair adalah membaca bahaya di pertahanan dan membuang bola. Pada saat melawan West Ham misalnya, memiliki bek bermental seperti McNair tersebut adalah sesuatu yang berharga jika pertahanan tim sedang dibombardir.

Tidak seperti Blackett, McNair bukanlah seorang ball-playing defender. Ia tidak nyaman berlama-lama memegang bola.

Kemungkinan untuk sukses: 60%

Thomas Thorpe

Tom Thorpe adalah kapten tim U21 United. Pada masa depan, mentalitas kepemimpinannya mungkin akan terasa lebih tinggi daripada kepemimpinan Wayne Rooney yang pada hari yang sama Thorpe melakukan debut melawan West Ham, Rooney harus dikartu merah wasit akibat ulah bodohnya.

Selain menjadi kapten tim U21, Thorpe adalah kapten tim U18 United ketika mereka menjuarai Youth Cup pada tahun 2011 di tim yang sama ketika Paul Pogba juga bermain. Bahkan pada level internasional, ia menjadi kapten ketika Inggris U17 menjuara kejuaraan Eropa tahun 2010 dan juga pada tingkat U19 ketika mereka mencapai semifinal.

Ia adalah sosok pemimpin sejati. Sejujurnya, ia adalah partner yang sangat cocok untuk Blackett alih-alih McNair, dan bisa menjadi kapten United di masa depan. Ditambah dengan kenyataan manis bahwa ia juga lahir di Manchester, semakin menjadikan para fans United berharap ia bisa bermain reguler di bawah van Gaal.

Namun, kesempatan sepertinya tidak akan sering datang untuknya. Apalagi United telah tersingkir di Piala Liga.

Kemungkinan untuk sukses: 60%

Andreas Pereira

Andaikan saja United tidak kehilangan Pogba, mungkin mereka sudah memiliki sosok “gelandang paling menjanjikan sedunia”. Namun, kenyataannya sekarang United memiliki sosok serupa pada diri Andreas Pereira.

Pereira adalah seorang gelandang serang yang bisa berperan sebagai trequartista. Ia melakukan debutnya pada saat United dibantai Milton Keynes Dons 4-0 di Piala Liga musim ini.

Pemuda kelahiran Belgia ini sering dibandingkan dengan Januzaj karena kegemaran mereka berlari mengelabuhi para bek lawan dan mencetak banyak gol di tim akademi. Ia memang pemain yang menjanjikan, tetapi butuh kesabaran untuk bisa melihatnya bersinar.

Kemungkinan untuk sukses: 50%

James Wilson

Ia adalah pemain yang mengagetkan banyak orang pada akhir musim lalu akibat dari dua gol yang ia cetak ke gawang Hull City saat Ryan Giggs memimpin United. Van Gaal mungkin tidak terlalu khawatir setelah Welbeck dijual dan Javier Hernandez juga pergi, karena ia memiliki James Wilson.

Wilson adalah buah bibir dari masa singkat interim Giggs di United. Sama seperti Welbeck, Wilson memiliki kecepatan. Bedanya Wilson memiliki kemampuan dribel yang fantastis. Ini ia tunjukkan saat United reserve mengalahkan Manchester City pada Manchester Senior Cups Agustus lalu. Saat itu, ia membawa bola sendirian dari tengah lapangan sampai ke depan gawang City dan mencetak gol.

Dalam diri Wilson, United memiliki sosok striker yang menjanjikan. Terutama juga mengingat umur Robin van Persie yang sudah tidak muda lagi dan Radafel Falcao yang juga hanya sebagai pemain pinjaman.

Kemungkinan untuk sukses: 80%

...dan Sisanya

Selain nama-nama di atas, United juga masih memiliki sosok pemain homegrown pada diri bek serba bisa Saidy Janko, si kembar penyerang William Keane dan bek jangkung Michael Keane (dipinjamkan ke Burnley), bek kiri Reece James, dan penjaga gawang Sam Johstone.

No Welbeck, no problem. Ini adalah Class of 2014 Manchester United! Apakah angkatan ini akan dikenang? Masih panjang itu....

sumber

Komentar