Minggu lalu, Jose Mourinho, manajer Chelsea, mengeluh tentang atmosfer di Stamford Bridge, tempat Chelsea menjalani partai kandang. Menurutnya, di sana seperti stadion yang kosong karena âsepinyaâ penonton. Ya, meski kursi nyaris terisi penuh, namun kedatangan suporter tak dirasakan oleh Mourinho.
Keluhan Mourinho berbuntut panjang karena perwakilan suporter menilai bahwa manajemen pantas dijadikan kambing hitam. Karena harga tiket yang kian melambung tinggi sehingga menyebabkan banyak turis sepakbola berdatangan ke stadion.
Baca selengkapnya: Â Mourinho Mengeluh Atmosfer Stamford Bridge
Untuk membuktikan hal itu, Press Association, kantor berita di Inggris, menyiapkan beberapa repoternya di stadion. Tujuannya tentu saja untuk mengukur tingkat kebisingan penonton. Metode yang mereka gunakan adalah dengan memakai aplikasi smartphone bernama Sound Meter pada 60 detik setelah kick off. Waktu tersebut dirasa pas dan adil karena jarang terjadi gol pada fase tersebut. Karena seperti yang kita ketahui, perayaan gol dapat melipat gandakan keriuhan.
Hasilnya, Old Trafford terukur paling bising di antara stadion lain di Inggris pada pekan ini. Bahkan tingkat kebisingannya jauh dibandingkan dengan stadion-stadion lain. Tercatat suara yang dihasilkan Theatre of Dream sebesar 84 decibel, disusul dengan St Mary's Stadium kandang Southampton yang hanya 78 decibel.
Tetapi bukan berarti suporter Man United punya predikat paling lantang di Inggris begitu saja. Karena kapasitas Old Trafford  sendiri merupakan terbesar di antara klub lain di EPL. Bahkan jika dibandingkan dengan peringkat kedua St Maryâs Stadium, kapasitasnya tak sampai setengah Old Trafford.
Urusan suara di stadion memang menjadi persoalan serius Old Trafford. Tahun lalu, pihak manajemen bahkan memanggil ahli suara untuk mengatasi hal ini. Beberapa bagian kecil stadion diubah dan diberi tambahan khusus agar menghasilkan suara lebih baik. Masalah saat itu sama: atmosfer di stadion dirasa berkurang karena beberapa suporter menolak hadi ke stadion terkait protes kepemilikan klub oleh Glazer.
Hasil Pengukuran Sound Meter Pekan ke-11:Man United vs. Crystal Palace â 84 decibel
Southampton vs. Leicester â 78 decibel
Sunderland vs. Everton â 78 decibel
Spurs vs. Stoke â 78 decibel
West Brom vs. Newcastle â 78 decibel
Liverpool vs. Chelsea â 77 decibel
Swansea vs. Arsenal â 76 decibel
QPR vs. Man City â 76 decibel
Burnley vs. Hull â 74 decibel
West Ham vs. Aston Villa â 74 decibel
Sedangkan Jim White jurnalis dari Telegraph punya pandangan lain. Ia menilai berdasarkan pengalamannya bertahun-tahun mengunjungi semua stadion tim EPL. Menurutnya, Selhurst Park, kandang dari Crystal Palace, mempunyai atmosfer terbaik. Sedangkan Old Trafford justru menempati urutan ke-17 dari 20 tim peserta EPL musim ini. Alasannya: banyak kursi yang secara strategis mampu meneror lawan justru diperuntukan untuk sponsor dan undangan khusus.
Masih menurut Jim, Stoke City berada pada urutan kedua karena sanggup membuat efek suara menggema. Lalu peringkat ketiga adalah Anfield, di mana ritual nyanyian You'll Never Walk Alone akan membuat siapapun yang berada di sana merinding.
Ya, itulah sedikit keunikan atau kehebatan Liga Inggris. Urusan tingkat suara di stadion saja sampai diperhatikan dan dipersoalkan. Berbeda dengan di sini, kita masih sibuk dengan urusan akal-akalan atribut hingga bingung menentukan nyanyian rasis atau bukan.
Komentar