Awalnya Liverpool yakin tidak akan disulitkan Mario Balotelli ketika merekrutnya pada bursa transfer musim panas 2014. Tapi kenyataan mengatakan lain, tindak-tanduk Balotelli di Liverpool cukup memusingkan berbagai pihak. Salah satunya diketahui ia pernah membuat sesi latihan serius Liverpool tidak kondusif pada Maret 2015.
Balotelli membuat gaduh ketika skuatnya sedang melakukan diskusi di lapangan latihan. Dirinya tidak mengikuti obrolan karena sedang berada di seberang melakukan rehabilitasi cederanya. Penyerang asal Italia itu pun menjalani latihan terpisah saat itu. Akan tetapi Balotelli justru berteriak-teriak kepada kerumunan skuat Liverpool yang sedang menyimak intruksi. Lantas, tingkah Balotelli tersebut membuat asisten manajer Liverpool kesal.
Keusilan Balotelli saat latihan tidak hanya itu saja. Bercandaannya pernah dianggap keterlaluan ketika menendang bola ke arah Brad Jones dengan keras. Padahal Jones sudah tidak berdaya menahan sesi latihan menendang bola kepada penjaga gawang. Kelakuan-kelakuannya itu belum termasuk dengan kehidupan pribadinya. Mulai dari surat izin mengemudinya dicabut karena pelanggaran lalu lintas, sampai melakukan hal seenaknya sendiri ketika sedang terkendala membela Liverpool, salah satunya lebih memilih menonton tinju ketimbang menyaksikan kesebelasannya bertanding.
Sampai sejauh itu, pria keturunan Ghana ini terlampau dimanjakan Brendan Rodgers. Jarang ada peringatan keras untuk Balotelli dari mantan manajer Liverpool tersebut. Padahal, Balotelli telah gagal menjadi orang yang disukai di ruang ganti The Reds, julukan Liverpool. Keusilannnya tidak diimbangi dengan performa saat bertanding. Balotelli cuma mencetak satu gol dari 16 pertandingan Liga Primer Inggris musim lalu. Padahal kedatangannya diharapkan bisa menyamai produktivitas Luis Suarez yang hengkang ke Barcelona.
Akhirnya Rodgers pun mengungkapkan jika sebetulnya ia tidak menginginkan kedatangan Balotelli. Sesungguhnya Rodgers berhasrat merekrut Alexis Sanchez untuk menggantikan peran Suarez di lini depan. Rodgers menganggap jika permainan Alexis hampir mirip dengan Suarez, yaitu memiliki pergerakan cepat, mobilitas tinggi, mampu menghancurkan pertahanan lawan sampai mulut gawang dan tentu saja produktif mencetak gol.
Sementara Balotelli dianggapnya bukan tipikal penyerang yang diinginkannya, kendati ia kuat dan memiliki sentuhan bola pertama dengan baik. Tapi Rodgers legowo menerimanya karena kebijakan transfer dari jajaran petinggi Liverpool. Pihak direksi yakin jika Rodgers bisa mengembangkan bakat Balotelli dan bisa dijual seharga 50 juat euro suatu saat nanti. Namun pada kenyataannya Balotelli justru ditendang dengan status pinjaman ke AC Milan. Bahkan The Reds rela membayar sebagian upahnya dan gaji Balotelli pun mendapat potongan dari Milan.
Tentu saja kembalinya Balotelli ke Milan dianggap berbagai pihak sebagai perjudian besar. Mengingat selama berseragam Liverpool tidak segemilang memperkuat Milan dari 2012 sampai 2014. Tapi Milan saat itu adalah satu-satunya harapan bagi Balotelli yang pernah ia tinggalkan.
Di sisi lain, beberapa pihak pun memiliki pandangan yang sama, jika Balotelli mampu kembali bersinar kembali bersama Milan, "Aku tidak tahu apakah ini adalah kesempatan terakhir untuk Balotelli. Tapi dia memiliki kualitas dan saatnya ia menunjukannya kepada mereka. Aku ingin dia melakukannya jauh lebih baik, dia orang yang dapat memberikan jauh lebih banyak untuk sepakbola," ujar Andriy Shevchenko seperti dikutip dari 90 Mins.
Begitu banyak tulisan-tulisan kami tentang Mario Balotelli. Silahkan jangan pernah lelah untuk menelusuri berita dan ceritanya pada tautan ini.
Perkataan Shevchenko itu bisa dibuktikan ketika menjalani debutnya bersama Milan pada musim ini. Kendati dikalahkan Internazionale Milan dengan skor 1-0, namun Balotelli bisa dibilang tampil cukup baik. Dirinya melepaskan dua tembakan tepat sasaran, salah satunya mengenai mistar gawang. Bahkan Balotelli menyumbangkan dua umpan kunci dan delapan umpan silang.
Dua laga berikutnya berhasil diakhiri dengan kemenangan menghadapi Palermo dan Udinese, bahkan mencetak gol kepada nama kesebelasan terakhir tersebut. Namun sayangnya ia cedera pada pertandingan selanjutnya melawan Genoa. Bahkan kesebelasannya pun dikalahkan 1-0 pada pertandingan yang digelar 27 September 2015 itu. Balotelli pun baru bisa merumput lagi ketika menghadapi Fiorentina di Stadion San Siro, Senin (17/1) dini hari.
Kendati hanya diturunkan 10 menit sebagai pengganti Carlos Bacca, namun ia dipuji pelatihnya, Sinisa Mihajlovic, karena menjadi pembeda pada laga itu. Apalagi saat itu Milan berhasil mengalahkan Fiorentina dengan skor 2-0. Kembalinya Balotelli disambut sumringah oleh Mihajlovic. Pasalnya, ia bisa membuat formasi klub berjuluk Rossoneri itu lebih variatif.
"Ketika kita mendapatkan Boateng, Jeremy Menez, dan Balotelli yang fisiknya kembali pulih, saya punya ide untuk memainkan 4-3-1-2," kata Mihajlovic seperti dikutip dari Bleacher Reports.
Peminat pemain bernomor 45 ini pun masih belum sepi. Dikabarkan jika West Ham United menginginkannya pada musim panas nanti karena Nikica Jelavic akan hengkang ke kesebelasan Tiongkok, Guangzhou Evergrande. Maka setidaknya Balotelli tidak harus selalu dipandang dengan sinisme. Dirinya masih berusia 25 tahun dan masih memiliki waktu panjang untuk berkembang. Apalagi Mihajlovic menyalurkan agresivitasnya kepada para pemain Milan, termasuk Balotelli.
Jangan pernah berpikir bahwa karier Balotelli telah berakhir. Sebab, apakah kita melupakan seorang Antonio Cassano? Dirinya yang memiliki sifat liar dan bengal selama masa muda, namun bisa menunjukan gol-golnya kepada seluruh dunia.
Sumber lain : BBC, Genoa, Metro, Mirror, SB Nation, Screamer.
Komentar