"Stand up.... for the Ulsterman"
"Stand up.... for the Ulsterman"
"Stand up.... for the Ulsterman"
"Stand up.... for the Ulsterman!"
Begitulah nyanyian para pendukung Tim Nasional (timnas) Republik Irlandia sebelum menghadapi Swedia, pada laga pertama Grup E Piala Eropa 2016. Kemudian nyanyian itu pun diikuti para pendukung Swedia ketika pertandingan berlangsung, sehingga menciptakan gemuruh yang fantastis di Stade de France saat itu.
Nyanyian itu bukan diperuntukan bagi kedua timnas yang berlaga di lapangan, melainkan dukungan untuk Darren Rodgers, pendukung timnas Irlandia Utara yang meninggal di Stadion Allianz Riviera, Nice. Rodgers meninggal karena terjatuh ke pantai yang penuh dengan karang. Atas kejadian duka itulah para pendukung Rep. Irlandia menyanyikan "Stand up for the Ulsterman" yang artinya berdiriah Ulsterman.
Ulsterman sendiri merupakan simbol dan identitas Irlandia Utara. Padahal, kedua negara itu memiliki perbedaan ideologis soal pandangan kepada kerajaan Britania Raya. Sebab kerajaan Britania Raya dianggap penjajah oleh masyarakat Rep, Irlandia, sementara Irlandia Utara masih setia kepada kerajaan Britania Raya.
Tapi para pendukung Rep. Irlandia tidak memedulikan sejarah itu di dalam sepakbola. Mereka justru memberikan rasa simpatik yang luar biasa untuk pendukung tetangganya tersebut. Selain bernyanyi, mereka juga membentangkan bendera Rep. Irlandia di antara mayoritas bendera Irlandia Utara. Lengkap dengan berbagai bunga dan beberapa atribut kedua timnas tersebut.
Kilasan itu adalah aksi perdana suporter Rep Irlandia yang mengundang simpatik banyak penikmat Piala Eropa 2016. Padahal laga perdana timnasnya melawan Swedia saat itu gagal meraih kemenangan. Awalnya, mereka sempat berpesta atas gol Wesley Hoolahan pada menit ke-47, tapi kemenangan Rep. Irlandia buyar karena Ciaran Clark melakukan gol bunuh diri pada menit ke-71.
Tapi para suporter mereka masih merasakan kebahagiaan. Mereka bisa membubarkan diri sambil bernyanyi dengan riangnya, "Anda bisa menari, Anda bisa menyesuaikannya". Dan para pendukung Rep Irlandia itu melakukannya bersama-sama dengan pendukung Swedia. Mereka saling bertegur sapa dan bergembira, walau berdiri di kelompok yang sudah bercampur oleh kubu dengan atribut negaranya masing-masing. Namun Rep. Irlandia dan Swedia berhasil mengesampingkan perbedaan dan bernyanyi bersama-sama.
Para pendukung Rep Irlandia menunjukkan keramahannya tidak hanya kepada pendukung lawannya. Seorang reporter televisi berkebangsaan Hungaria berhasil bebas dari ketegangan ketika melakukan wawancara. Reporter itu digendong para suporter Rep Irlandia. Kemudian, ia dihadiahi topi bewarna hijau setelah diturunkan mereka.
Keramahan itu berhasil mencairkan suasana hingga semuanya tertawa. Maka bukan tanpa alasan jika para suporter Rep. Irlandia menjadi kesayangan media-media di Prancis. Majalah SoFoot dari Prancis pun membuat pertanyaan, "Apakah fans Irlandia yang terbaik di dunia?".
Para suporter Irlandia memang memberikan kehangatan kepada warga Prancis. Salah satunya ketika mereka sedang berkumpul dan bernyanyi di jalanan, seseorang warga keluar dari balkon suatu gedung dan melambai-lambaikan tangannya kepada mereka. Dan para suporter Irlandia pun menyambutnya dengan baik.
Para masyarakat Prancis tidak memiliki stigma negatif kepada kelompok suporter Rep. Irlandia, dan itu dampak dari cara bertamu mereka yang ramah. Bagaimana mereka mengajak seorang biarawati Prancis untuk bernyanyi dan berdansa di dalam gerbong kereta.
Bahkan ketika kalah pun tetap menebarkan keramah-tamahannya. Tentu kekalahan sebuah kesebelasan dukungan selalu menyakitkan. Rep. Irlandia merasakan itu ketika dikandaskan Belgia dengan skor 0-3. Semestinya, kekalahan bisa membuat situasi menakutkan, tapi mereka tetap tenang, bercanda tawa, dan bernyanyi, di dalam kereta dalam kota Bordeaux. Di dalam ruangan itu juga mereka bertemu dengan seorang pria yang duduk menggendong bayi.
Nyanyian dari para suporter Rep. Irlandia membuat Bayi itu terbangun dari tidurnya. Tapi sebagian dari Rep. Irlandia langsung menghampiri pria dan bayi itu. Kemudian mereka menyanyikan lagu "Twinkle Twinkle Little Star" untuk menghibur sang bayi. Bahkan mereka memperingatkan rekan-rekannya yang lain agar berhenti bernyanyi. Tidak ada protes atau perlawanan bagi mereka yang diperingatkan. Justru mereka malah menghentikan nyanyiannya agar suasana kondusif.
Hal yang paling menarik dari kelakuan mereka terjadi satu hari sebelum pertandingan menghadapi Italia. Para suporter Irlandia bernyanyi dan menari di jalanan Kota Lille. Saking ekspresif dan semangatnya, ada salah satu suporter Rep. Irlandia yang melompat ke atap sebuah mobil. Lompatan itu membuat atap mobil tersebut penyok.
Jika orang tak berakal, pasti akan kabur setelah melihat kerugian tersebut. Tapi rekan-rekan dari suporter Rep Irlandia itu bertindak cepat untuk memperbaiki situasi. Mereka mengelilingi mobil itu, lalu masing-masing memasukkan uang ke dalam mobil melalui kaca jendelanya. Kemudian bagaimana jeniusnya mereka berhasil membuat penyokan itu hilang dan kondisi mobil itu kembali seperti semula. Jika Anda pemilik mobil tersebut, bayangkan ketika kembali dan menemukan uang yang banyak di jok mobilmu!
Tidak hanya kepada warga sipil, para suporter Rep. Irlandia pun tampak akrab dengan Kepolisian Prancis. Para suporter Rep Irlandia menghampiri para polisi Prancis yang berjaga, sambil bernyanyi di hadapan wajah mereka. Beberapa gelas bir pun disodorkan kepada polisi-polisi tersebut. Walau tawaran itu ditolak dengan senyuman, tapi mereka membubarkan diri dengan damai, bersalaman dengan para polisi yang berjaga waktu itu.
Padahal seperti yang diketahui bahwa polisi Prancis dikenal cukup galak. Mereka tidak segan langsung membabi buta menyerang para suporter perusuh di Prancis. Tapi atas kesopanan para suporter Rep. Irlandia mereka bisa menebar senyuman. Atas kesopanan itu juga para petugas pemadam kebakaran menyalami mereka ketika Rep. Irlandia lolos dari fase grup.
Dan keramahan mereka sudah dilakukan pada Piala Eropa 2012. Padahal saat itu negara mereka sedang berada di krisis keuangan yang sampai harus diselamatkan Uni Eropa. Atas kesatuan, mereka juga yang memberikan kenangan kepada Gerard Pique, bek Spanyol. Saat itu sekitar 30 ribu suporter Irlandia menyanyikan "Fields of Anthenry" pada pertemuan di fase grup Piala Eropa 2012.
Sekarang, para suporter Rep. Irlandia telah membawa humor dan semangat untuk Piala Eropa 2016. Padahal pekan pertama kejuaraan ini telah diwarnai berbagai insiden kekerasan suporter. Tapi para suporter Irlandia justru menikmati Piala Eropa 2016 dengan nyanyian, tarian dan pelukan.
Sumber: CNN, ESPN FC, Express, Fox Sports, Independent, Joe I.E, Mirror, The Gaurdian, The Telegraph
ed: fva
Komentar