Mario Balotelli pulang ke Italia dari Inggris dengan segala catatan buruknya bersama Liverpool. Namun penampilannya yang sangat mengecewakan bersama kesebelasan berjuluk The Reds tersebut, tampaknya tinggal kenangan.
Balotelli telah memulai hidup yang baru bersama AC Milan, kesebelasan yang pernah ia bela selama satu setengah musim sebelum hijrah ke Liverpool. Dan sejauh ini, menjelang satu bulan Super Mario bersama Milan, semuanya berjalan normal.
Tak ada (atau belum ada?) ulah-ulah kontroversial yang membuat namanya menjadi santapan media-media. Balotelli seolah ingin menunjukkan diri bahwa ia ingin kembali memiliki karier yang lebih baik, setidaknya tak seperti kala ia di Liverpool yang penuh sensasi tapi minim prestasi.
Dan hal itu terlihat dari tiga laga yang telah dijalaninya bersama AC Milan. Dari ketiga laga ini, pemain bernama lengkap Mario Barwuah Balotelli ini tampil cukup baik dan kerap merepotkan lini pertahanan lawan. Dan yang terakhir melawan Udinese, Balo akhirnya mencetak gol perdananya bagi Milan di musim ini.
Pada laga ini, Balotelli untuk pertama kalinya turun sejak menit pertama. Ia ditandemkan dengan bomber asal Kolombia, Carlos Bacca dalam formasi 4-3-1-2 ala Sinisa Mihajlovic. Dan Balo menjawab kepercayaan tersebut dengan keberhasilannya merepotkan lini pertahanan Udinese.
Seperti biasanya, Balo diinstruksikan bermain sebagai deep-lying forward. Area bermainnya bukan berada di sekitaran kotak penalti, namun ia dibebaskan bermain hingga ke tengah lapangan, juga ke kedua sayap untuk menjadi tembok ataupun pemantul.
sumber: squawka
Balotelli sendiri menunjukkan mentalitas yang baik selama pertandingan berlangsung. Meski diprovokasi oleh pemain Udinese dengan tekel-tekel keras, pemain Italia keturunan  Ghana ini tetap fokus pada pertandingan. Kartu kuning yang didapatnya pun lebih pada unsur ketidaksengajaan.
Sebaliknya, Balotelli berhasil membuat para pemain Udinese yang menjaganya frustrasi. Dari lima kartu kuning yang didapat pemain Udinese, empat di antaranya didapatkan saat melanggar Balotelli. Bruno Fernandes pun harus keluar lapangan lebih dini karena mendapat dua kartu kuning jelang pertandingan berakhir.
âMereka akan mengambil kakiku dan kartu kuning, tapi mereka tak akan mendapatkan bolanya,â ujar Balotelli yang pada laga ini dilanggar sebanyak sembilan kali, terbanyak pada laga tersebut.
Balotelli memang menjadi tokoh antagonis bagi Udinese. Pemain yang mengatur ritme permainan Milan pun bisa dibilang diemban oleh pemain bernomor punggung 45 ini. Ia selalu membelakangi gawang lalu mendelay bola atau dengan cepat memberikannya kembali pada gelandang-gelandang Milan yang kala itu dihuni Keisuke Honda, Riccardo Montolivo, Nigel de Jong, dan Giacomo Bonaventura.
Menurut data yang dikumpulkan Statszone, 44 operan berhasil Balotelli pada laga melawan Udinese merupakan yang terbanyak sepanjang karirnya di Serie A. Lebih dari itu, tiga di antaranya nyaris membuat namanya tertera sebagai pencetak assist.
44 - The passes made by https://twitter.com/FinallyMario
">@FinallyMario vs Udinese, a record for him in a single Serie A game for AC Milan. Desire. https://twitter.com/2660hjrkZP
â OptaPaolo (@OptaPaolo) https://twitter.com/OptaPaolo/status/646617409655320576">September 23, 2015
Golnya sendiri datang saat laga baru berjalan lima menit. Kala itu, ia menggiring bola dari sisi kanan pertahanan Udinese lalu melakukan penetrasi ke tengah. Namun satu dari dua pemain Udinese yang menjaganya, tepatnya Edenilson, menjatuhkan Balotelli di depan kotak penalti.
Servis bola mati yang berjarak 25,7 meter itu diambil sendiri oleh penyerang berusia 25 tahun tersebut. Dan ternyata, tendangan kerasnya berhasil membobol gawang Udinese yang dijaga kiper asal Yunani, Orestis Karnezis.
Uniknya, tembakannya yang menjadi gol pembuka AC Milan tersebut menjadi satu-satunya tembakan yang dilepaskan Balotelli pada laga ini, meski ia bermain selama 90 menit. Meskipun begitu, permainannya secara keseluruhan terbilang merupakan salah satu yang terbaik pada laga yang berlangsung di Stadion Friuli tersebut.
Balotelli Berubah?
Performa menjanjikan Balotelli sebenarnya sudah terlihat sejak pertandingan pertamanya saat menghadapi Internazionale Milan pada Derby della Madonnina. Masuk sebagai pengganti Bacca pada menit ke-61, Balo nyaris mencetak gol pada debutnya andai tendangan kerasnya tak membentur mistar gawang.
Lalu apakah performanya ini menunjukkan perubahan dalam diri Balotelli?
Mengutip apa yang dikatakan adiknya, Enoch Barwuah, lewat akun Facebook-nya, sebenarnya tak ada yang berubah dari Balotelli secara permainan. Hanya saja yang membedakan, Balotelli tak begitu mendapatkan tekanan selayaknya saat ia bermain di Liverpool.
Justru sebaliknya, ia mendapatkan kepercayaan penuh dari sang pelatih, Mihajlovic. Hal ini terlihat dengan selalu dimainkannya Balotelli pada setiap laga yang dijalani Milan.
Dan pada laga melawan Udinese, meski Balotelli mendapatkan kartu kuning sedari babak pertama, Miha tetap tak menggantinya hingga pertandingan berakhir. Padahal jika kita mengingat Balotelli sebagai pemain yang temperamental, hal tersebut bisa jadi bumerang bagi Mihajlovic dan Milan.
Tapi tampaknya Balotelli memang tengah menikmati masa-masa kembalinya ia ke Milan. Rekan-rekan setimnya pun mendukung penuh Balotelli. Hal ini terlihat pada laga melawan Udinese.
Saat mencetak gol, hampir seluruh pemain Milan (kecuali Diego Lopez) menghampirinya untuk memberikan pelukan. Bahkan Nigel de Jong seperti memaksa Balo untuk merayakan golnya tersebut dengan lebih berbahagia. Balo yang memang jarang melakukan perayaan gol, akhirnya tersenyum berseri-seri. Sebuah pemandangan yang jarang terlihat.
Senyum dong, Balo! (via: vi.nl)
Tak hanya sampai di situ, ketika pertandingan berakhir pun Balotelli menjadi sasaran rekan-rekannya. Saat peluit tanda pertandingan berakhir, seluruh pemain Milan berbondong-bondong menghampiri Balotelli untuk memberikannya pelukan.
Sang pelatih pun tak segan-segan untuk memuji andalan barunya ini. Selain âmemberikanâ jempol sebagai tanda apresiasi setelah Balo mencetak gol, Mihajlovic pun memuji pemain yang juga pernah merumput di Inter dan Manchester City usai pertandingan berakhir.
âIa menunjukkan bahwa Balotelli yang sebenarnya telah kembali,â ujar Mihajlovic mengutip dari laman resmi Fifa. âIa membuat perbedaan bagi kami, tapi ia harus terus seperti ini karena ini hanyalah baru permulaan.â
Sang pemain pun merasa puas dengan performanya saat melawan Udinese. Lebih jauh, ia yang juga mendapatkan provokasi dari penonton, ingin membuktikan diri bahwa ia layak kembali berseragam timnas Italia.
âUntuk saya, itu [melawan Udinese] merupakan pertandingan yang sulit karena saya mendapatkan provokasi. Tapi saya senang dengan permainan yang saya tunjukkan. Sedikit demi sedikit, saya kembali pada bentuk permainan saya. Dan secepatnya, saya akan bisa membungkam mereka yang selama ini mengkritisi penampilan saya,â ujar Balotelli.
Mendapatkan kepercayaan lebih dari sang pelatih, rekan-rekan yang mendukungnya, serta tekad untuk memiliki karier yang lebih baik, menjadi beberapa faktor mengapa Balotelli bisa tampil lebih baik di Milan. Jika performa seperti ini bisa ia terus pertahankan, jangan heran jika pada akhirnya Balotelli telah kembali menjadi Super Mario dengan mencetak banyak gol dan kembali berseragam timnas Italia.
foto: bbc.co.uk/epa
Komentar