Tanpa Pep, Bisa Jadi Arsenal Akan Semakin Sulit Juara
Pep bisa dipastikan akan hijrah ke Liga Primer Inggris. Jika Arsenal tak menginginkannya, Manchester City, Chelsea dan Manchester United mungkin akan jadi pelabuhan berikutnya. Sekarang bayangkan jika salah satu di antara ketiga kesebelasan tersebut dibesut Pep, Arsenal bersama Wenger-nya akan mendapatkan lawan dengan kemampuan manajerial yang luar biasa.
Mungkin akan banyak yang beranggapan bahwa tantangan melatih kesebelasan Liga Primer lebih sulit dibanding kesebelasan di liga lain, lebih ketat dan karenanya disebut sebagai salah satu liga terbaik. Hal tersebut bisa saja benar, tapi jika berkaca dengan kiprah Jose Mourinho dan Manuel Pellegrini di EPL, fakta tersebut bisa diperdebatkan.
Mourinho dan Pellegrini berhasil menjuarai Liga Primer pada musim pertama mereka di EPL, Mou bersama Chelsea sedangkan Pellegrini bersama Manchester City. Mou bahkan sudah tiga kali menjuarai EPL meski pengalaman manajerialnya di EPL tak sebanyak Wenger.
Setelah era Sir Alex Ferguson bersama Manchester United berakhir, Mou dan Pellegrini menjadi lawan kuat terbaru Wenger. Dengan Arsenal yang belum lagi juara, maka bisa dibilang soal kehebatan taktik, Mou dan Pellegrini lebih unggul dari Wenger. Membicarakan siapa yang lebih hebat soal taktik tentu bukan hanya saja ketika mereka saling bertemu, tapi ketika menjalani satu musim penuh dengan menghadapi berbagai macam strategi lawan.
Kedatangan Pep ke Liga Primer Inggris, jika tak menangani Arsenal, akan membuat Wenger memiliki penantang baru. Maka musim ini bisa jadi saat yang tepat bagi Wenger untuk mengalahkan Mou dan Pellegrini. Mou telah KO, tinggal Pellegrini yang masih memungkinkan untuk mengganggu Arsenal menuju tangga juara. Apalagi jika benar Pellegrini pada akhirnya diganti pada akhir musim nanti.
Juara atau tidaknya Arsenal pada musim ini, jika tak menunjuk Pep sebagai manajer mereka musim depan, kedatangan Pep tentunya bisa jadi akan menjadi kabar buruk. Menjadi juara bagi Arsenal bisa saja akan menjadi hal yang cukup sulit diwujudkan.
Pep berhasil menunjukkan kemampuan melatihnya dengan rentetan prestasi bersama Barca dan Bayern. Jika Mou sebelum ke EPL hanya populer di Portugal (sebelum membawa Porto juara Liga Champions) dan Pellegrini sebelum ke EPL hanya menukangi Malaga sementara keduanya langsung menorehkan prestasi, Pep pun rasanya tak akan berpersoalan dengan anggapan banyak orang tentang kompetisi EPL yang lebih ketat dari Bundesliga atau adaptasi dan segala tektekbengeknya.
Atau sebutlah Wenger masih akan menangani Arsenal hingga beberapa tahun ke depan. Mari kita andaikan saja dalam waktu dekat, jika tidak musim ini, Wenger berhasil membawa Arsenal (akhirnya) menjuarai EPL. Masalah berikutnya, ketika Wenger akhirnya melepas jabatannya sebagai manajer Arsenal, siapa yang layak menggantinya?
Kesebelasan lain sudah mulai saling berlomba mendapatkan pelatih-pelatih muda. Bahkan jika kita perhatikan, ada kecendurang pelatih-pelatih yang lebih tua, di atas 55 tahun, sudah mulai kesulitan bersaing dengan pelatih muda. Marcelo Bielsa masih menganggur. Louis van Gaal terus menjadi sorotan. Carlo Ancelotti memilih untuk menenangkan diri. Fabio Capello sudah tak terpakai lagi. Marcelo Lippi sempat mengasingkan diri ke Tiongkok. Vicente del Bosque nyaman di timnas Spanyol.
Di Liga Primer Inggris pun mulai banyak pelatih-pelatih muda. Liverpool telah menambatkan hati pada Jurgen Klopp. Umur Mauricio Pochettino bersama Tottenham Hotspur tampaknya akan cukup panjang. West Ham ditangani Slaven Bilic yang masih berusia 47 tahun. Bahkan murid Wenger, Remy Garde, sudah memulai kiprahnya di EPL bersama Aston Villa.
Tapi Arsenal masih bertahan dengan Wenger yang rambut putih semakin menghiasi kepalanya.
Kesebelasan-kesebelasan lain mulai menunjuk pelatih-pelatih muda yang memiliki pemahaman taktik yang lebih modern. Karena alasan ini pula Pep kemungkinan besar akan berlabuh ke EPL. Dengan kemampuan finansial yang dimiliki Man City, Chelsea, dan Man United, ketiganya bisa saja dengan mudah mendatangkan pemain-pemain berkualitas yang bisa membuat mereka menjadi lebih kuat. Salah satu permasalahan Pep di Bayern kabarnya karena terdapat sejumlah pemain incaran Pep yang tak disetujui jajaran direksi. Sementara jajaran direksi Manchester City, Manchester United dan Chelsea tampaknya lebih royal dalam pembelian pemain dari Bayern.
Wenger kan tidak seperti itu, tidak meminta banyak pemain berkualitas tinggi untuk didatangkan. Manajer asal Prancis ini bukan tipikal manajer yang gemar membeli pemain baru dengan harga-harga mahal. Ia memiliki ideologi tersendiri. Dalam pikirannya, ia percaya bahwa Arsenal bisa menjadi juara di Liga Primer, atau juara Liga Champions, tanpa harus belanja besar-besaran layaknya kesebelasan lain.
Tapi sayangnya hal itu hanya ada di dalam pikirannya saja karena hasilnya belum terbukti hingga sekarang ini. Maka jika Arsenal tetap berkeyakinan penuh terhadap kemampuan Wenger dan Wenger masih bertahan hingga beberapa tahun ke depan, berarti memang bukan Wenger yang harus diganti, melainkan pemikiran para pendukungnya; jangan terlalu muluk-muluk mengharapkan tim favoritnya tersebut untuk jadi juara dan selamat berbahagia dengan peringkat tiga, Piala FA, dan Piala Community Shield.
Komentar