Saat ini tayangan sepakbola sudah menjadi bagian dari keseharian. Jika ketinggalan siaran langsung pertandingan, para penonton bisa langsung mengecek tayangan cuplikan pertandingannya (highlight). Namun saat televisi masih hitam dan putih pada 1950 sampai 1960-an (sampai-sampai kesebelasan ada yang disuruh ganti kostum karena warnanya menyaru), para penonton belum terbiasa dengan budaya seperti itu.
Kemudian BBC2—salah satu stasiun televisi Inggris yang saat itu baru dibentuk empat bulan—langsung mencoba membuat tayangan anti-mainstream dengan judul Match of the Day.
Match of the Day pertama kali tayang pada 22 Agustus 1964 dengan pembawa acara Kenneth Wolstenholme dan Walley Barnes. Acara ini juga dimaksudkan sebagai ajang latihan para kru televisi untuk persiapan liputan Piala Dunia 1966, karena Inggris bertindak sebagai tuan rumah.
Cuplikan pertandingan yang disiarkan pada debut Match of the Day adalah Liverpool melawan Arsenal di Anfield. Saat itu Liverpool kalah 2-3 di hadapan 47.620 penonton. Sementara itu penonton Match of the Day hanya setengahnya, kurang lebih karena saat itu hanya orang-orang London yang bisa menonton BBC2.
Sebenarnya nama acara Match of the Day sudah dipakai sebelumnya pada tayangan cuplikan turnamen tenis Wimbledon. Namun BBC2 memutuskan menggunakan nama tersebut karena dianggap lebih mencerminkan sepakbola. Acara ini langsung lekat dengan para penonton Inggris dan kemudian menjadi salah satu ikon pop culture.
Meski acara ini langsung populer di kalangan penonton, banyak kesebelasan saat itu tidak suka dengan Match of the Day. Mereka berpendapat jika tayangan semacam itu bisa menurunkan penjualan tiket pertandingan, sehingga banyak kesebelasan yang tak setuju jika Match of the Day pindah ke BBC1 (saluran televisi dengan cakupan lebih luas) pada 1965.
Pada akhirnya pihak Match of the Day memutuskan untuk tidak memberi tahu pertandingan mana yang akan diliput oleh acara ini, sehingga itu diharapkan bisa membuat penonton tetap membanjiri stadion untuk menonton kesebelasan mereka bermain.
Pada enam tahun pertama, Match of the Day memakai lagu tema `Drum Majorette` dari Major Leslie Statham. Namun pada 1970, Barry Stoller menciptakan opening theme untuk Match of the Day yang ikonik dan melekat hingga saat ini, sampai-sampai PRS for Music mengungkapkan (laporan 2010) bahwa lagu Match of the Day adalah lagu yang paling mudah dikenali di Inggris.
Sampai saat ini, acara Match of the Day masih terus berjalan. Sekarang acara ini menampilkan cuplikan pertandingan, potongan interviu setelah pertandingan, dan analisis dari para pandit.
Selama lebih dari 50 tahun perjalanannya, acara ini dipimpin oleh pembawa acara yang berbeda-beda, mulai dari Kenneth Wolstenholme (kanan atas pada gambar utama artikel ini), David Coleman (kiri atas), Jimmy Hill (kiri bawah), Des Lynam (kanan bawah), dan Gary Lineker (tengah).
Lineker menjadi pembawa acara utama Match of the Day pada 1999. Para pembawa acara akan didampingi oleh pandit terkenal, misalnya Alan Shearer, Ian Wright, Jermaine Jenas, serta sesekali tamu spesial seperti Michael Laudrup.
Pada 2015, Match of the Day diberi penghargaan oleh Guinness World Records sebagai program televisi sepakbola paling langgeng di dunia. Selama itu banyak hal-hal ikonik muncul dari acara ini, dua di antaranya adalah komentar Alan Hansen dan Lineker yang tampil hanya memakai celana dalam boxer.
Komentar Hansen yang terkenal, yaitu "You can`t win anything with kids", ia keluarkan pada 19 Agustus 1995 saat Manchester United kalah 1-3 dari Aston Villa. Saat itu United banyak memainkan pemain muda. Hansen terus diingatkan oleh komentarnya itu karena pada musim itu United mendapatkan dwigelar; "anak-anak muda" United itu juga yang kemudian bisa mempersembahkan banyak sekali gelar untuk Setan Merah pada tahun-tahun berikutnya.
Sementara kejadian Lineker siaran hanya dengan memakai boxer terjadi pada awal musim 2016/17. Sebelumnya Lineker sesumbar dengan berkata ia akan tampil di Match of the Day hanya menggunakan celana dalam jika Leicester City, kesebelasan idolanya, mampu menjuarai Liga Primer Inggris 2015/16. Pada akhir musim 2015/16, Leicester sungguhan menjadi juara dan Lineker menepati janjinya tiga bulan kemudian.
Komentar