Antonio Conte dikabarkan hampir pasti menjadi Manajer Chelsea musim depan. Kebenaran kabar itu semakin dipercaya karena Direktur Teknik Chelsea, Michael Emelano, sempat terbang ke Italia dan terlihat menonton laga Juventus melawan Bayern Munich. Emelano diduga bertemu dengan Conte pada waktu itu. Mereka melakukan negosiasi kontrak Conte di Chelsea yang kabarnya berdurasi dua tahun.
Opsi lain calon Manajer Chelsea adalah Diego Simeone (Atletico Madrid) dan Massimiliano Allegri (Juventus). Siapapun manajernya nanti, yang jelas tugas utamanya adalah membawa Chelsea kembali menjadi juara Liga Primer Inggris. Terlepas dari derasnya spekulasi yang menyebut ia akan menjadi manajer Chelsea, Conte sendiri mengaku belum memikirkan masa depannya. Conte berkata tidak ada penawaran dari Inggris yang menggodanya, meskipun ia tertarik melanjutkan karier di sana.
Yang jelas, Conte menegaskan masih fokus melatih Italia, "Di masa depan, saya akan mempertimbangkan apa yang akan terjadi. Tapi fokus saya sekarang adalah benar-benar di Italia. Saya percaya itu benar untuk menunjukan transparansi dengan mengumumkan bahwa saya tidak akan berada di sini musim depan," ujarnya.
"Yang saya tahu adalah bahwa saya tidak akan berada di sini dan akan kembali melatih klub dan itu adalah keputusan yang tidak bisa dianggap enteng. Mari kita lihat apa yan masa depan bagi saya, apakah itu di Italia atau di luar negeri," sambungnya seperti dikutip dari Gazzetta World.Â
Conte pun harus fokus kepada laga Italia selanjutnya di jeda internasional. Mereka akan menghadapi Spanyol di Stadion Friuli pada Jumat (25/3) dini hari mendatang. Kemudian Conte dan timnya berangkat untuk menghadapi Jerman pada 30 Maret nanti. Apalagi saat ini ia sedang dipusingkan dengan cederanya Marco Verratti, Andrea Barzagli, dan Ciro Immobile.
Sementara itu, kontraknya bersama Italia akan berakhir setelah Euro 2016. Conte pun tidak akan memperpanjang kontraknya karena ingin kembali melatih sebuah klub. Ia pun rindu memimpin suatu kesebelasan yang melakukan latihan setiap hari. Di sisi lain, Federasi Sepakbola Italia (FIGC) masih belum pasti mendapatkan pengganti Conte. Akan tetapi mereka dikaitkan dengan nama Roberto Mancini, Luigi Di Bagio, Roberto Donadoni, dan Claudio Ranieri.
Chelsea Tidak Perlu Takut dengan Conte
Bantahan yang dilontarkan Conte tentang masa depannya bersama Chelsea memang mengundang keheranan. Tapi kode-kode yang diedarkan Chelsea semakin menguatkannya indikasi kedatangan Conte. Kabar yang menyebutkan Chelsea mengincar Lorenzo Insigne (Napoli) dan Domenico Berardi (Sassuolo) yang berasal dari Italia memunculkan spekulasi bahwa Conte-lah yang menginginkan mereka di Chelsea.
Pelatih 46 tahun itu memang jenius soal transfer. Sewaktu melatih Juventus, ia mendatangkan Andrea Pirlo dan Paul Pogba dengan gratis. Ia juga mendaratkan Carlos Tevez, Arturo Vidal, dan Stephan Lichsteiner dengan harga di bawah 10 juta pound sterling. Bersama para pemain tersebut Conte langsung mempersembahkan tiga gelar Serie-A.
Tapi soal transfer jugalah yang menjadi salah satu alasannya hengkang dari Juventus. Conte tidak senang dengan manajemen transfer yang dipetakan untuknya. Kendati jenius dalam transfer, bukan berarti ia harus terus menjadi penyihir yang mencetak pemain bintang dengan harga minim. Sudah waktunya Conte ingin Juventus mendatangkan pemain mahal berlabel bintang untuk menuntaskan ambisinya menjuarai Liga Champions. Sehingga akhirnya ia memperlihatkan kelelahannya atas kendala keuangan yang dijadikan alasan oleh Juventus. Alhasil, ia memgakhiri masa kerjanya lebih cepat dari yang diperkirakan bersama kesebelasan berjuluk Si Nyonya Tua itu.
Apalagi Conte juga sama seperti Roberto Mancini. Ia cukup keras kepala dengan selera transfer setiap musimnya. Namun bersama Juventus, ia sudah terlalu sabar karena selalu mengalah soal transfer pemain-pemain incarannya, "Anda tidak bisa makan di restoran 100 euro jika hanya punya 10 euro di saku anda," imbuh Conte seperti dikutip dari The Independent.Â
Komentar itu seperti yang menyinggung mantan kesebelasannya. Tapi Conte akan membela setiap kesebelasan yang dibesutnya. Ia agresif kepada setiap kritik eksternal yang dirasakannya karena harus membela kesebelasannya. Maka dari itu Conte selalu dikagumi para pemainnya di ruang ganti. Tapi ia enggan memberi banyak waktu bermain kepada pemain yang tidak mematuhi intruksinya. Sebab, Conte merupakan pelatih tegas dan berkomitmen tinggi. Lihat saja ketika ia menendang Milos Krasic saat musim pertamanya melatih Juventus. Atau tidak segan mencoret pemain bengal layaknya Mario Balotelli dan Antonio Cassano dari skuat Italia.
Zvonimir Boban, mantan pemain AC Milan, pun memuji Conte. Boban menganggap Conte adalah pelatih paling jenius ketika menerapkan formasi tiga bek, "3-5-2 (a la Conte)yang terbaik dalam sejarah. Dia memang bukan satu-satunya pelatih yang memainkan 5-3-2. Tapi dia berjuang melawan musuhnya dengan sayap yang baik, orang yang mampu bermain cepat. Tim besar tidak punya masalah melakukan itu. Kau tidak bisa mendominasi dengan tren 3-5-2," ujar Boban seperti dikurip dari Sky Sport.Â
Tapi bukan berarti Conte tidak bisa menerapkan formasi lain. Ia pernah menggunakan formasi 4-2-4 ketika mempromosikan Bari dari Serie-B dan saat melatih Siena. Ia juga pernah menggunakan formasi 4-3-3 bersama Juventus. Saat itu, Conte memusatkan serangan melalui Andrea Pirlo di lini tengah. Pirlo diapit dan dilindungi Claudio Marchisio dan Arturo Vidal untuk memperlancar aksi playmaking-nya.
Jadi, para pendukung Chelsea tidak perlu ketakutan kepada Conte karena patron 3-5-2 yang menjadi andalannya. Lagipula Conte bukanlah Louis van Gaal. Tapi yang jelas bersama Chelsea, Conte tidak akan mengeluh tentang kurangnya daya beli pemain. Dengan kekayaan besar dari Roman Abramovic di belakangnya, Conte dan Chelsea bisa makan malam di restoran yang mereka pilih.
Sumber lain: Bleacher Reports, Daily Mail, ESPN FC, Mirror,The Guardian.Â
(pik)
Komentar