Pada 31 Desember 2013, akun twitter resmi Liverpool bertanya pada para pengikutnya tiga lagu yang cocok untuk "pemanasan" menjelang laga melawan Manchester United. Ada pengikut akun resmi Liverpool yang menyebutkan dua lagu itu. Kelirunya, admin akun twitter Liverpool meresponsnya dengan menjawab: "Have you been sneaking a look at the dressing room iPod?"
Memang tidak dapat dipungkiri jika lagu Frans Sinatra berjudul Come Fly With Me dan lagu Eric Idle berjudul Always Look on the Bright Side of Life, sebetulnya tidak menyinggung tragedi Munich 1958. Beberapa suporter Liverpool menggunakan lagu itu untuk diplesetkan yang nada dan liriknya jadi mengejek tragedi Munich 1958.
Pihak Liverpool kemudian meminta maaf secara resmi dan pihak United pun menerima permintaan itu dengan hangat. Masalah selesai dengan baik.
Sudah jadi rahasia bahwa selalu saja ada orang yang punya kesanggupan hati untuk menggunakan tragedi guna menyerang pihak rival. Ini banyak terjadi. Tragedi Heysel atau Hillsbrough pun bukannya tidak pernah dijadikan bahan cemooh. Bukan hanya tragedi Munich 1958 saja.
Kendati demikian, respek toh tak pernah habis. Selalu ada orang yang punya kepekaan dan kehangatan hati untuk tidak menjadikan tragedi sebagai lelucon dan olok-olok. Dan sudah pasti sikap peka dan hangat itu juga bisa datang dari rival. Tak terkecuali dalam tragedi Munich ini.
Salah satu lagu yang mengabadikan kenangan tentang tragedi Munich berjudul The Flowers of Manchester. Dan lagu itu milik grup band The Spinner yang justru berasal dari Liverpool.
Tidak lama setelah penerbangan 609 British European Ariways jatuh di Bandara Munich-Riem, Munich, band asal Liverpool itu memberikan aksi simpatiknya. Empat personel teragabung dalam grup bernama The Spinners membuat karya berjudul The Flowers of Machester.
Mereka merasa perlu untuk menuangkan simpatinya kepada sebuah lagu. Didedikasikan kepada pesawat jatuh yang ditumpangi kesebelasan Manchester United 1958. Sebanyak delapan pilar The Red Devils meninggal, akibat meledaknya pesawat jenis Airspeed Ambassador tersebut. Salah satu korban selamat bernama Matt Busby kendati harus dua bulan berjuang melawan cedera di rumah sakit. Mantan pelatih The Red Devils itulah yang membuat The Spinners mencurahkan karyanya itu.
"Ingatan yang paling membanggakan dari Flowers adalah, di suatu malam aku bernyanyi diam-diam di salah satu sudut untuk Sir Matt (julukan Busby) dan Louis Edwards," ujar Mick Groves, salah satu personel The Spinners. Louis Edward, pemilik United sejak 1965, sebelum menjualnya kepada Argyll Foods, pada 1979.
Nama Busby pun menjadi nama pertama yang disebutkan dalam lirik The Flowers of Manchester. Lirik lagu itu menceritakan jika United kala itu dimpimpin Sir Matt dengan membawa pulang nama Inggris dan Manchester. Tugas mereka di Belgrade Yugoslavia sudah selesai, maka pulang ke Manchester adalah destinasi selanjutnya untuk istirahat sepenuhnya.
"Matt Busby`s boys were flying home, returning from Belgrade," penggalan dari lirik kedua lagu The Flowers of Manchester.
Pesawat pun terjatuh karena gagal lepas landas untuk ketiga kalinya dalam keadaan maksimum. Selain para pilar United, tiga staff dan seorang fans United ikut meninggal dunia. Maka lengkaplah sudah kehancuran United, begitu juga delapan awak media yang rajin memberitakan mereka.
Busby pun harus membangun United dari nol, memaksimalkan pemain yang ada dan yang baru direkrut Jimmy Murphy (Pelatih pengganti sementara). Kesuksesan pun berlanjut kembali dengan raihan gelar divisi satu (setara Premier League sekarang) 1964/1965 dan 1966/1967. Juga Piala FA 1962/1963, Charity Shield 1967 dan European Cup 1967/1968.
Setan Merah pun mampu meroket kembali, seiring dengan Busby yang mampu berjalan lagi. Sehingga ia adalah sang ayah, dari kesebelasan Manchester United. "The great Matt Busby lay there, the father of this team. Three long months were to pass, before he walked again," salah satu bagian dari lirik The Flowers of Manchester juga.
Berikut lirik lagu dari Flowers of Manchester lebih lengkap :
Begitu besarnya rasa simpatiknya band asal Kota Liverpool kepada tragedi Munich 958. Bahkan ketika The Spinners membawakan lagu itu di bar-bar daerah asalnya, tidak ada cemoohan dari para fans Liverpool. Justru para penonton ikut ikut khidmat menyanyikan The Flowers of Manchester.
Aaaah, andai saja jika kategorisasi musik dengan sepakbola seperti 1958. Begitu menyenangkannya jika musik adalah musik, sedangkan sepakbola adalah sepakbola. Sedih juga jika diperlukan ada bencana yang merenggut nyawa lebih dulu agar musik bisa lebih syahdu ketimbang rivalitas....
Baca juga
Menghormati Busby
Tragedi Munich 1958
Jimmy Murphy, Dia yang Membangun United dari Puing Reruntuhan Munich
Sang Pilot Pesawat dari Tragedi Munich Ituïÿý.
Tugu-tugu yang Mengabadikan Tragedi
Tragedi Munich dan Cerita Persahabatan Real Madrid-Man United
The Flowers of Manchester: Ketika Band Liverpool Menghormati Tragedi Munich
Sepotong Ingatan dari Para Penyintas Tragedi Munich
Komentar