Setelah insiden kartu merah kapten Liverpool Steven Gerrard karena menginjak kaki gelandang Manchester United, Ander Herrera, kini The Reds menemui masalah baru dengan hukuman Federasi Sepakbola Inggris (FA) kepada pemain lainnya. Kini giliran bek Liverpool, Martin Skrtel, yang menerima hukuman FA karena dianggap sengaja menginjak kaki David de Gea, kiper United. Kejadian terjadi ketika menit ke-95, beberapa detik sebelum wasit meniup pluit tanda berakhirnya pertandingan.
Akan tetapi wasit Martin Atkinson cuma memisahkan perseteruan Skrtel dengan De Gea saat itu. Atkinson sepertinya tidak melihat insiden penginjakan tersebut. Sehingga Skrtel lolos dari hukuman kartu merah seperti yang didapatkan Gerrard pada laga yang dimenangkan The Red Devils dengan skor 2-1 di Stadion Anfield Minggu (22/3) pekan lalu.
Insiden penginjakan Skrtel kepada de Gea baru diselidiki usai pertandingan. Awalnya, Skrtel baru "disodori" tuduhan violent conduct saja dari FA dan diberikan waktu hingga pukul 18:00 24 Maret 2015. Kemudian Skrtel sendiri mengajukan keberatan atas tuduhan FA sehari sesudah pertandingan, Senin (23/3). Ia keberatan dengan tuduhan FA karena merasa tidak sengaja menginjak kaki De Gea.
Sayangnya keberatan yang dilayangkan Skrtel ditolak pihak FA. Pemain bernomor punggung 37 tersebut dinyatakan bersalah karena dianggap sengaja menginjak kaki De Gea berdasar rekaman video yang disaksikan tiga anggota Komisi Regulator Independen FA. Meski Skrtel membantah faktor kesengajaan, namun komisi tetap bersikukuh jika Skrtel terbukti bersalah.
Dirinya pun diberi hukuman larangan tampil sebanyak tiga kali. Berarti pemain asal Slovakia itu mesti melewatkan laga melawan Arsenal dan Newcastle United di ajang Premier League, juga tidak bisa memperkuat Liverpool ketika bertandang ke markas Blackburn Rovers pada ulangan perempat final Piala FA 2014/2015.
Setelah bandingnya ditolak, Skrtel bisa mendapatkan hukuman kembali karena diduga melampiaskan kekesalannya dengan mengunggah foto badut di akun Instagram miliknya. Kendati unggahan foto badut di akun Skrtel tidak ada keterangan apapun, namun media-media di Inggris menduga jika foto tersebut merupakan gambaran kekesalan kepada pihak FA.
Cerita-cerita lain tentang pesepakbola yang bermasalah dengan akun Instagram bisa disimak di bawah ini:Masih ingat legenda Parma Tomas Brolin? melalui Instagram ia mendinginkan kepalanya
Diduga dari jumlah foto itu terdapat tiga badut yang diduga mewakili tiga orang anggota Komisi Regulator Independen FA yang menyaksikan rekaman video Skrtel dengan De Gea. Menurut Sportsmail insiden tersebut seharusnya langsung diberikan kartu merah kepada Skrtel. Maka jumlah hukuman yang diberikan kepada pemain 30 tahun tersebut setimpal dengan pemain pengoleksi kartu merah langsung, yakni sanksi larangan tiga pertandingan selanjutnya.
Di sisi lain atas hukuman yang terlambat naik ke permukaan itu muncul beberapa ide baru di lapangan Liga Inggris. Sebuah usul adanya teknologi video di lapangan mulai mencuat untuk membantu penglihatan para wasit dan perangkat pertandingan.
Selain untuk mengungkap kasus-kasus penginjakan kaki seperti Skrtel kepada kaki De Gea atau Diego Costa pada Emre Can, video juga dianggap perlu untuk menghindari kekeliruan wasit yang terjadi di pertandingan-pertandingan sebelumnya. Salah satunya adalah hukuman kartu merah kepada Craig Dawson, pemain West Bromwich Albion, yang melanggar Wilfried Bony, penyerang Manchester City, di luar kotak penalti. Namun wasit malah memberikan kartu merah kepada Gareth McAuley, pemain West Brom lainnya.
Selain menghindarkan wasit memberi keputusan yang salah, teknologi video sepakbola juga membutuhkan alat tersebut agar tidak terjadi yang namanya pemain-pemain mengerubungi wasit. Wasit dikerubungi pemain itu seringkali dikritik sebagai tindakan tidak sportif yang dampaknya bisa mempengaruhi wasit. Jika para pemain dibiarkan mengerubungi wasit, dikhawatirkan wasit yang masih belum memutuskan sebuah kejadian akhirnya bisa dipengaruhi sehingga berpotensi membuat keputusan yang tidak pas.
Sebetulnya penggunaan teknologi video di lapangan sepakbola ini sudah diusulkan dari dulu, salah satunya dari manajer Chelsea, Jose Mourinho. Menurutnya teknologi tersebut bisa membantu mengurangi aksi diving pesepakbola.
Cerita lain tentang teknologi-teknologi dalam sepakbola bisa disimak di bawah ini :Agar lebih seksama kostum pemain pun mau dipasang teknologi kamera, apakah harus sampai segitunya?
Beberapa analisis-analisis pertandingan bakal dibantu teknologi paling canggih di dunia
Maraknya gol hantu di Serie-A membuat teknologi garis gawang mulai dipertimbangkan di Liga Italia
Bak gayung bersambut, Presiden FA, Gregory Dyke, mengusulkan teknologi video tersebut segara diperkenalkan di Liga Inggris. Ia menegaskan jika adanya teknologi tersebut akan menghentikan perdebatan mengenai offside, kecenderungan hukuman penalti dan gol yang meyakinkan tanpa menghapus teknologi garis gawang.
"Kenapa kami tidak menggunakannya sekarang?" ujar Dyke presiden FA yang dikutip Daily Mail . "Kami harus membantu wasit. Dengan rata-rata 35 kamera pemantau pertandingan, wasit tidak punya kerjaan yang mudah. Musim ini kami melihat statistik yang menunjukan peningkatan besar pemain mengerubungi wasit," sambung Dyke.
Maka dengan keluarnya pernyataan Presiden FA tersebut selanjutnya, Mourinho tidak perlu lagi koar-koar seusai pertandingan sembari melontarkan kecaman dan kecurigaan kepada wasit. Tapi apa sudah pasti jika sistem teknologi video bisa menghentikan John Terry dkk mengerubungi wasit? Jangan-jangan Terry, dkk., makin giat merubungi wasit untuk ikut-ikutan melihat video rekaman yang sedang diulang?
Komentar