Sebelumnya tidak ada yang beres dengan tiga pelatih AC Milan dalam dua musim terakhir. Massimiliano Allegri yang telah kehilangan kekuatan skuatnya, dipecat dan digantikan Clarence Seedorf. Penggantinya itu berhasil membawa Milan lebih positif dan optimis bisa membawa Milan lebih baik, namun karena isu perbedaan pendapat dengan manajemen membuatnya dipecat juga. Pengganti Seedorf adalah Filippo Inzaghi yang nasibnya pun berakhir ketika musim selesai..
Klub berjuluk Rossoneri ini kemudian mencoba memecahkan masalahnya bersama Sinisa Mihajlovic. Salah satu caranya dengan menghabiskan uang sekitar 86 juta euro untuk membawa pemain-pemain berkualitas seperti Alessio Romagnoli, Carlos Bacca, Luiz Adriano dan lainnya. Tentu dengan investasi sebesar itu memberikan harapan tinggi untuk mengakhiri musim di peringkat atas.
Tapi nyatanya Milan gagal mengalahkan kesebelasan seperti Genoa, Atalanta dan Carpi pada musim ini, belum lagi momen di mana Milan dipermalukan Napoli dengan skor 4-0 di Stadion San Siro. Mihajlovic pun menjadi orang paling disalahkan dalam semua hasil negatif Milan musim ini. Namanya pun kembali berada di kursi panas ketika ditahan imbang Carpi 0-0 di Stadion Alberto Braglia pada 7 Desember 2015 lalu.
Atas hasil negatif tersebut, pendukung Milan mulai menemukan koran berjudul "Adriano (Galliani) kapan kau akan memecat Miha?". Ada kabar jika Mihajlovic akan dipecat pada Januari 2016 dan digantikan Antonio Conte jika beberapa hasil laga berikutnya tidak sesuai dengan harapan. Tapi apa gunanya jika merekrut pelatih baru jika tidak diberi kesempatan yang adil?
"Jika kami menang, kami bisa berbuat lebih baik. Jika kita imbang atau kalah, maka kami berada dalam kesulitan," ujar Mihajlovic dikutip dari Football-Italia.
Baca juga :Sekarang, Mihajlovic Bisa Merayakan Natal dengan Tenang.
Pernyataannya itu seolah mencerminkan rasa frustasi dari pelatih asal Serbia tersebut. Padahal sebetulnya Mihajlovic masih diwarisi skuat yang kurang potensial dari tiga musim terakhir. Hampir tidak ada investasi dalam rentan waktu tersebut. Dampaknya, uang 86 juta euro dalam satu jendela transfer bukan menjadi solusi untuk bisa mengembalikan Milan berada di tiga besar Serie-A. Apalagi dari dua rekrutannya, yaitu Bertolacci dan Romagnoli, sempat didera cedera pada awal musim.
Kemudian penampilan Bacca pun masih belum konsisten. Padahal dirinya adalah salah satu penyerang terbaik di Eropa, terutama ketika masih bersama Sevilla. Bacca sudah mencetak delapan gol sejauh ini, tapi hal itu belum cukup untuk mengatrol posisi Milan.
Identitas AC Milan yang Lebih Baik
Di samping beberapa hal negatif, sebenarnya ada beberapa tren positif yang bisa dipertimbangkan Rossoneri untuk masa depan Mihajlovic. Ricardo Montolivo dkk hanya kebobolan lima gol dari delapan pertandingan terakhir musim ini.
Lini belakang mulai kompeten untuk pertama kalinya sejak Thiago Silva dan Alessandro Nesta pergi pada 2012 lalu. Mihajlovic berhasil mengatasi penuaan Alex dan kecerobohan yang sering dilakukan Ignazio Abate dan Mattia De Sciglio. Selain itu, rekor pertahanan Mihajlovic ketika membesut Sampdoria-lah yang dijadikan alasan Milan untuk merekrutnya.
Catatan positif lainnya adalah berkembangnya pemain muda seperti Gianluigi Donnaruma dan M'Baye Niang. Keduanya pelan-pelan mendapatkan peran reguler untuk berkembang menjadi pemain berkualitas. Faktanya, Mihajlovic bersedia untuk memberikan pemain muda dalam menit yang sangat menjanjikan. Sesuatu hal yang belum pernah kita lihat dari pelatih-pelatih Milan sebelumnya.
Mihajlovic juga memiliki peluang lebih baik karena Jeremy Menez dan Mario Balotelli diperkirakan bisa merumput kembali pada 2016 mendatang. Kehadiran keduanya tentu bisa meningkatkan daya serang Milan musim depan.
"Dengan kerja keras dan kembalinya pemain yang cedera, kita dapat melakukan banyak hal yang lebih baik. Terpenting adalah memiliki kepercayaan diri, skuat yang bersatu dan membuktikannya. Kita akan memiliki Natal yang baik," ujar Mihajlovic.
Pada Januari 2016 nanti juga AC Milan akan mendaftarkan Kevin-Prince Boateng.
Milan cuma kalah satu kali melawan Juventus dari 10 laga terakhir mereka. Selain itu, Mihajlovic pun menunjukan keperkasaannya ketika mengalahkan Frosinone dengan skor 4-2 di Stadion Comunale Matusa, pada 21 Desember lalu.
Kesebelasannya sedang tertinggal 1-0 pada babak pertama. Kemudian ia melakukan perubahan di ruang ganti. Mihajlovic marah atas kelemahan Milan kala menghadapi kesebelasan yang mengandalkan serangan balik. Hal itu membuat Milan kesulitan menciptakan peluang untuk mencetak gol meski unggul penguasaan bola.
Lalu Milan bermain agresif untuk menguasai pertandingan babak kedua. Intruksi itu juga agar menghindari serangan balik yang berbahaya dari Frosinone. Akhirnya, Rossoneri pun menang dengan skor 4-2 dan naik ke peringkat enam klasemen dengan raihan 28 poin.
Berlusconi Tak Sabaran
Tapi meski terdapat beberapa hasil positif, hasil tersebut tetap tidak memuaskan Silvio Berlusconi. Presiden Milan tersebut tetap marah pada Mihajlovic. Berlusconi merasa jika pengeluaran dana Rossoneri selama ini telah terbuang sia-sia.
"Saya tidak tahu kapan kita kembali mendapatkan jalur kemenangan, jadi tentu saja saya marah. Bukankah kau juga akan begitu?" imbuh Berlusconi.
Sebetulnya Milan mendapatkan beberapa pelajaran dari pelatih-pelatih beberapa musim terakhir. Milan memiliki kelemahan sistemik yang harus ditangani dalam jangka panjang. Menunjuk seorang pelatih atau menghabiskan uang besar di satu bursa transfer tentu saja tidak akan menyelesaikan apa-apa.
Tottenham Hotspur pernah mengalami kesia-siaan ketika belanja besar dari uang penjualan Gareth Bale.
Milan perlu konsisten melakukan peningkatannya, juga berkomitmen dari segi keuangan dan pelatihnya harus diberi waktu yang cukup, untuk menerapkan gaya dan metodenya. Ada sedikit titik terang yang cukup membenarkan dalam waktu yang diberikan untuk Mihajlovic. Tentu agar ia bisa melalui proyeknya ini.
Tidak ada masalah dengan Rossoneri. Mihajlovic pantas mendapatkan waktu untuk menunjukan jika ia adalah orang yang tepat sebagai pelatih AC Milan. Tapi hal itu jika berhasil meyakinkan Berlusconi dan itu adalah masalahnya saat ini. Jadi faktanya, tiga poin dari Milan atas Frosinone itu bukan jaminannya lebih baik pada akhir tahun ini. Nyatanya, Mihajlovic masih dalam tekanan.
Sumber lain : Forza Italian Football, Gazetta World, SB Nation,
Komentar