Juventus akan menghadapi penguasa Bundesliga, Bayern Munchen, pada babak 16 besar Liga Champions 2015/2016. Pertandingan yang akan digelar pada Rabu (23/2) dini hari waktu Indonesia ini menjadikan Juventus Stadium sebagai tempat pertempuran leg pertama.
Pertemuan kali ini tampaknya akan menyajikan laga sengit mengingat Juventus telah mendominasi Serie A dalam empat musim terakhir sementara Bayern masih menjadi penguasa Bundesliga. Dengan pencapaian Juventus di Liga Champions hingga ke babak final pada musim lalu, Bayern jelas tak akan senyaman pada pertemuan 2013 lalu.
Dua tahun lalu, di babak perempat final, Bayern berhasil memecundangi Juventus baik di Allianz Arena maupun Juventus Stadium. Bahkan agregat dengan skor mencolok, 4-0, seolah menunjukkan bahwa skuat Juventus yang saat itu masih dilatih Antonio Conte, memang belum bisa bersaing di Liga Champions.
Tapi dengan apa yang terjadi pada musim lalu dan musim ini, Juve mungkin akan menjalani pertandingan dengan lebih percaya diri. Terdapat beberapa situasi yang membuat Juve bisa mengimbangi bahkan mengungguli superioritas Bayern Munchen.
Jantung Pertahanan Bayern Terluka
Kedua kesebelasan sebenarnya berada di situasi serupa. Kedua kesebelasan sama-sama kehilangan pemain karena cedera, khususnya di lini pertahanan. Namun Bayern lebih parah karena pemain-pemain utama pada posisi bek tengah dipastikan absen pada laga ini.
Skuat berjuluk FC Hollywood tersebut akan tampil tanpa Holger Badstuber, Javi Martinez, dan Jerome Boateng. Ketiganya cedera untuk jangka waktu yang tak sebentar. Mungkin hanya Martinez yang bisa tampil pada pertemuan kedua di Allianz Arena.
Namun Mehdi Benatia yang mengalami cedera paha sejak 9 Desember 2015 sudah mulai kembali berlatih. Kemungkinannya untuk tampil sejak menit pertama cukup besar mengingat bek tengah lain yang tersisa masih memberikan kerawanan di lini pertahanan Bayern.
Pada dua laga terakhir, Bayern berhasil dibobol oleh Augsburg dan Darmstadt masing-masing satu gol. Di laga melawan Augsburg, Joshua Kimmich diduetkan dengan David Alaba. Sementara di laga melawan Darmstadt, di mana Bayern sempat tertinggal lebih dulu, Serdar Tasci menjadi tandem Kimmich.
Hanya saja penampilan Tasci mendapatkan sorotan. Tampaknya ia akan duduk di bangku cadangan pada laga ini. Duet Benatia-Alaba atau Kimmich-Alaba tampaknya akan menjadi pilihan Pep Guardiola pada laga menghadapi Juventus ini.
Sementara itu di kubu Juventus, lini pertahanan akan kehilangan Giorgio Chiellini, Martin Caceres, Kwadwo Asamoah dan Alex Sandro. Meskipun begitu, Leonardo Bonucci dan Andrea Barzagli dipastikan fit dan tak akan membuat lini pertahanan Juve terlalu kelimpungan. Situasi ini tentunya sangat menguntungkan Juventus yang mencatatkan clean sheet di sembilan laga terakhir mereka.
Strategi Allegri yang Bisa Kejutkan Pep
Pada konferensi pers sebelum laga ini, Pep Guardiola memprediksi Juventus akan tampil menekan dengan garis pertahan tinggi. Namun menurutnya, ia bisa saja salah karena strategi Juventus yang berubah-ubah membuatnya harus hati-hati di Juventus Stadium.
"Saya berharap mereka akan menekan dengan garis pertahanan tinggi...... tapi saya bisa saja tetap keliru," ujar Pep seperti yang dilansir laman resmi UEFA.
Sepanjang musim ini, Juve telah memakai empat formasi berbeda (4-3-3, 3-5-2, 4-4-2 berlian, dan 4-4-2 flat). Namun dengan rentetan cedera pemain di lini pertahan, dapat dipastikan Juventus tak akan bermain dengan formasi dasar 3-5-2.
Yang lebih tak terterka, seperti kata Pep, bagaimana pendekatan strategi yang akan ditampilkan Juve pada laga ini. Juve bisa menguasai jalannya pertandingan dengan pressing yang mereka lakukan. Tapi mereka juga memiliki serangan balik mematikan dengan pemain-pemain seperti Paulo Dybala atau Juan Cuadrado.
Namun apapun itu, Bayern harus benar-benar mewaspadai umpan-umpan silang Juventus. Di Liga Champions, mayoritas gol mereka tercipta dari umpan silang. Apalagi jika di lini depan Juve memasang Alvaro Morata dan Mario Mandzukic.
Dybala bisa saja dibangkucadangkan pada laga ini mengingat pada fase grup penyerang asal Argentina tersebut belum mencetak satu gol pun meski di liga cukup produktif dengan 13 golnya. Sementara itu, Mandzukic telah mengoleksi dua gol dari tiga laga di Liga Champions. Jumlah yang sama ditorehkan Morata hanya saja dengan jumlah pertandingan yang lebih banyak, enam pertandingan.
Duet Morata-Mandzukic akan semakin membahayakan bagi Bayern jika Pep memasang Kimmich-Alaba sebagai duet bek tengah. Dengan tinggi 176 cm, Kimmich jelas bukan lawan sepadan bagi Mandzukic dan Morata. Tak hanya dari duel udara, tapi juga dalam kontak fisik di mana Kimmich cukup rentan dikalahkan.
Namun dengan dibangkucadangkannya Dybala pada laga melawan Bologna, tampaknya Allegri akan memasangnya pada menit pertama lawan Bayern nanti. Ia kemungkinan akan diduetkan dengan mantan penyerang Bayern, Mandzukic.
Perkiraan susunan pemain Juventus vs Bayern
Juve Sudah Lebih Kuat
Agregat 4-0 pada 2013 atau agregat 4-1 pada 2010 tampaknya tak akan terjadi pada pertemuan kali ini. Juve telah kembali menjadi salah satu kekuatan Eropa dalam dua musim terakhir. Selain itu, Juve telah lebih siap, bahkan apa yang dialami Bayern saat ini seperti yang dialami Juve pada 2013.
Pada 2013, Juve tampil pincang saat hadapi Bayern. Ketika itu Juve terpaksa memainkan Simone Padoin di sayap kanan pada formasi 3-5-2 karena cederanya Stephen Lichtsteiner. Lawan yang dihadapi Padoin kala itu? Franck Ribery. Jelas terlihat timpangnya kualitas dari sektor tersebut.
Selain itu, Juve pun sudah lebih tajam di lini depan. Kualitas yang dimiliki Mandzukic, Morata, Dybala, bahkan Simone Zaza yang sering menjadi supersub, jelas jauh lebih baik kualitasnya jika dibandingkan tahun 2013 kala lini depan Juve diisi oleh Mirko Vucinic, Fabio Quagliarella, dan Alessandro Matri (masuk babak kedua).
Ketika pada 2013 Juve tampil seadanya, Bayern Munchen saat itu sedang dalam bentuk sempurna mereka. Masih ditukangi Jupp Heynckes, selain sudah diperkuat oleh Manuel Neuer, Alaba, Martinez, dan Thomas Mueller, Bayern saat itu dihuni juga oleh pemain-pemain seperti Bastian Schweinsteiger, Daniel Van Buyten, permainan terbaik Ribery dan Arjen Robben, serta Mandzukic yang masih berseragam Bayern bahkan mencetak gol ke gawang Juventus pada leg pertama. Skuat ini, yang menjadikan Bayern sebagai kesebelasan asing pertama yang menaklukkan Juve di Juventus Stadium, mengakhiri Liga Champions sebagai juara.
Mueller dan Lewandowski Tengah On Fire, Tapi...
Juventus tak terkalahkan di 16 pertandingan terakhir dengan catatan 15 kemenangan. Dari 16 laga tersebut, Juve tak kebobolan sebanyak 13 kali. Dengan catatan clean sheet dalam sembilan pertadingan terakhir mereka, Juve jelas menunjukkan kalau lini pertahanan mereka sedang dalam bentuk terbaik.
Namun hal itu bisa jadi tak berarti apa-apa karena lawan yang mereka akan hadapi kali ini adalah Bayern Munchen yang memiliki Robert Lewandowski dan Thomas Mueller. Kran gol kedua pemain tengah mengalir deras di mana 51 gol telah keduanya ciptakan di Bundesliga dan Liga Champions.
Di Bundesliga, Lewandowski telah mencetak 22 gol dari 21 penampilan. Di Liga Champions, ia mencetak tujuh gol dari enam penampilan. Sementara Mueller, sudah mengoleksi 17 gol dari 22 penampilan Bundesliga, serta lima gol dari enam penampilan.
Karenanya penting bagi lini pertahanan Juve untuk meredam serangan Bayern sejak dari tengah yang memanjakan kedua pemain ini. Dari lini kedua, mereka memiliki pelari cepat di kedua sisi dalam diri Douglas Costa dan Arjen Robben, sementara di tengah terdapat dua kreator serangan dalam diri Thiago Alcantara dan Xabi Alonso.
Belum lagi masih terdapat Kingsley Coman untuk serep di sayap dan Arturo Vidal di lini tengah. Dua mantan pemain Juventus ini tampaknya akan memulai laga dari bangku cadangan, namun bisa mengubah jalannya pertandingan.
Menempatkan Vidal, biasanya bermain di posisi Xabi Alonso, akan membuat Bayern memiliki gelandang perebut bola andal di lini tengah. Akan bahaya bagi Juventus jika pada situasi ketinggalan Vidal masuk menghuni lini tengah Bayern.
Lini tengah Bayern ini akan menghadapi lini tengah Juve yang tampaknya akan memasang Paul Pogba, Sami Khedira, dan Claudio Marchisio. Satu gelandang lain, Juve bisa memasang Juan Cuadrado. Jika keempat pemain ini bermain, Juve akan menggunakan 4-3-3 kala menyerang dan bertahan dengan 4-4-2 flat seperti kala mengalahkan Napoli dengan skor 1-0.
Tampaknya Allegri akan lebih bermain aman demi menghindari situasi serangan balik cepat dari Bayern yang memiliki Douglas dan Robben di kedua sisi. Bisa jadi, Juve yang akan lebih mengandalkan serangan balik. Skema ini akan membuat ruang bagi Lewandowski, Muller, dan lini tengah Bayern kesulitan menembus pertahanan Juve.
Laga ini dipastikan berjalan sengit. Bayern akan berusaha menguasai jalannya pertandingan meski bermain di Juventus Stadium untuk menghindari lini pertahanan yang rapuh mereka terus menerus menghadapi tekanan dari lini serang Juventus. Juve tampaknya bisa unggul dari Bayern pada laga ini, bahkan tanpa kebobolan.
foto: forzaitalianfootball.com
Komentar