Menengok ke belakang sejenak, FIFA 17 yang dikembangkan oleh EA Sports sebenarnya merupakan gim sepakbola yang sukses besar. Namun, masih ada saja beberapa celah yang dikritisi karena dianggap masih bisa dikembangkan atau diperbaiki lagi.
FIFA 18 sebagai suksesor dari FIFA 17 sudah mencuri start dengan menetapkan Cristiano Ronaldo, pemain yang sebelumnya identik dengan sang kompetitor (Pro Evolution Soccer dari Konami), sebagai cover gim mereka.
Ronaldo yang lain, atau Ronaldo yang “asli” (maaf ya, Cristiano), atau Ronaldo yang botak, atau Ronaldo Luís Nazário de Lima, kemudian juga ditunjuk sebagai pemain legenda yang akan masuk ke gim ini. (Selengkapnya: Dua Ronaldo di Cover FIFA 18)
Berikut beberapa fitur yang bisa kita harapkan untuk hadir dalam gim FIFA 18 yang akan dirilis pada 29 September 2017 ini.
Grafis lebih baik, tapi jangan berharap banyak kepada gameplay
FIFA 18 akan hadir dalam konsol-konsol yang canggih. Tapi jujur saja, jangan berharap terlalu banyak mereka akan melakukan perubahan gameplay. Hal ini saya prediksikan tidak akan mengalami kenaikan yang nyata karena gim FIFA 18 akan tetap dimotori oleh engine yang sama dengan FIFA 17, yaitu Frostbite.
Beberapa masalah gameplay pada FIFA 17 yang berkaitan dengan engine antara lain adalah input yang delay saat menekan tombol untuk diterjemahkan ke dalam aksi di gim, apalagi saat bermain online.
Namun, direktur studio Frostbite, Jonas Skantz, berkata sebaliknya seolah memberi harapan: “Aku bisa memberi garansi jika Frostbite akan terus menjadi pembeda yang nyata.”
“Dengan banyak gim yang dimotori oleh Frostbite – seperti FIFA, Battlefield, Mass Effect, atau yang lainnya – tim pengembangan kami akan terus membuat inovasi,” katanya seperti yang dikutip dari Dream Team Gaming.
FIFA 17 adalah edisi pertama dengan Frostbite karena FIFA-FIFA sebelumnya dimotori oleh engine bernama Ignite. Bagi pemain gim yang bermain FIFA 17 dan kemudian FIFA 18 pasti menyadari perbedaan engine ini.
Hasilnya, engine ini meningkatkan aspek grafis seperti raut wajah, animasi pemain, dan detail yang tajam. Di FIFA 18, kita bisa berharap grafis ini akan semakin bertambah baik, misalnya detail penonton yang lebih diperhatikan atau dynamic weather yang sudah diaplikasikan pada gim Need for Speed (2015) dan Battlefield 1.
Kedua gim di atas juga dimotori oleh Frostbite. Dynamic weather ini akan membuat cuaca menjadi dinamis (tidak statis hanya kering, atau hanya hujan) yang akan berpengaruh kepada taktik permainan, kecepatan bola di tanah, akurasi operan, dan kemungkinan cedera.
Fitur The Journey yang lebih baik
Fitur The Journey baru diluncurkan pada FIFA 17. Fitur ini, bersama dengan debut Alex Hunter, mendapatkan respons positif dari para pemain gim. Ini seperti mengawinkan gim sepakbola dengan gim petualangan.
EA Sports memastikan fitur ini akan dilanjutkan di FIFA 18. Menurut CEO EA, Andrew Wilson, The Journey Season Two akan menampilkan beberapa karakter dan cerita baru, serta akan “mambangun fondasi yang diciptakan dengan story mode tahun ini.”
Akan tetapi, EA Sports perlu melakukan beberapa perbaikan. Beberapa elemen penting di FIFA 17 yang dikritisi adalah output cerita Hunter yang selalu berakhir di final Piala FA, seolah apapun yang Hunter katakan di pilihan conversation wheel tidak akan berpengaruh kepada akhir cerita. Di FIFA 18, semoga hal ini bisa divariasikan sehingga setiap keputusan akan berdampak kepada hasil yang berbeda.
Berikutnya, bagi para gamer yang sudah familier dengan seri NBA 2K, mereka pasti sangat menikmati fitur seperti The Journey ini. Bedanya, NBA 2K bisa membuat pemain sendiri, bukan hanya mengontrol satu Alex Hunter saja.
Mengawali The Journey sebagai orang pilihan kita sendiri, serta dari divisi bawah atau negara lain, bukan langsung dari Premier League, tentunya akan menambah kesan realistis dari FIFA 18 nanti.
Career mode di FIFA 18 yang perlu banyak perubahan
Sebenarnya salah satu fitur paling menarik dari bermain FIFA adalah FIFA Ultimate Team (FUT). Ini seperti mengoleksi stiker atau kartu yang berisikan para pemain untuk dijadikan satu tim, tapi tim tersebut bisa kita mainkan melawan tim milik orang lain ataupun secara offline.
Namun, satu hal yang membuat FIFA banyak dimainkan adalah career mode. Ya, karena semua orang ingin memiliki karier yang bagus. Bahkan di gim FIFA sekalipun. Apalagi untuk para pemain gim yang mau online saja internet-nya tidak kuat, maka career mode menjadi pelarian yang tepat.
Career mode di FIFA edisi manapun sejujurnya mengecewakan. Tapi karena kebutuhan (ya, ini butuh, bukan sekadar ingin) gamer untuk berkarier terus tinggi, maka fitur ini tetap laku keras.
Beberapa perubahan yang bisa dilakukan adalah gameplay. Tunggu dulu, ini bukan gameplay yang sama dengan yang saya maksud di engine. Karena akan sangat mengesalkan dan sangat tidak realistis saat saya berkarier dari League Two tapi selalu mendapatkan lawan yang mencoba memainkan tiki-taka di setiap pertandingannya.
Hey, realistis saja lah. Mari representasikan bagaimana permainan sepakbola dimainkan di League Two, bukan di La Liga. Kalau kesebelasan saya yang ingin main tiki-taka, itu baru tidak apa-apa karena saya yang mengontrol sendiri.
Bersambung ke halaman selanjutnya mengenai konferensi pers, berkarier sebagai wasit, sampai virtual reality.
Komentar