Bermain di kompetisi tertinggi tentunya merupakan idaman seluruh kesebelasan yang selama kiprahnya selalu terjerembab di divisi dua atau mungkin tiga. Karenanya, bermain di kompetisi teratas menjadi mimpi yang selalu ingin diraih. Hal ini tentunya dirasakan benar oleh SD Eibar.
Musim 2014/2015, SD Eibar untuk pertama kalinya berkompetisi di La Liga, kompetisi teratas Liga Spanyol. SD Eibar tentunya bukan nama Sekolah Dasar (SD), namun nama kesebelasan Spanyol yang berasal dari kota kecil di Basque. Meskipun sama-sama di Basque, nama Eibar kalah mentereng dari Athletic Bilbao.Â
Sejak berdiri pada 30 November 1940, Eibar memang tak pernah berlaga di La Liga. Segunda Division dan Segunda Division B, divisi kedua dan ketiga Spanyol, terus menjadi habitat Eibar sejak 1986. Maka ketika berhasil promosi ke La Liga pada musim ini, seluruh pemain, staf, dan pendukung Eibar pun merayakan keberhasilan mereka menggapai prestasi tertinggi.
Horeeeeeee! Kita promosiiiiii! (via: estaticos.sport.es)
Namun keberhasilan ini tampaknya bisa menjadi euforia sesaat. Setelah berhasil tampil gemilang pada paruh pertama La Liga dengan merangsek ke papan tengah, memasuki tahun 2015 peringkat Eibar malah terjun bebas dan terancam masuk zona degradasi yang bisa memulangkan mereka ke habitat asli mereka pada musim depan: Segunda Division.
Pada 10 pertandingan perdana mereka di La Liga, Eibar yang dijuluki Armeros ini hanya menelan tiga kekalahan. Perlu menjadi catatan, dua dari tiga kekalahan tersebut didapatkan saat Eibar menghadapi FC Barcelona dan Atletico Madrid, dua raksasa Liga Spanyol.
Menghadapi Barcelona, mereka harus berhadapan dengan 75 ribu lebih penonton yang memadati Stadion Nou Camp ini, atau 15 kali lipat dari total kapasitas Stadion Ipurua, kandang Eibar.
Saat itu Eibar sebenarnya cukup memberikan perlawanan. Bahkan sebelum Barcelona mencetak gol pertama, Eibar mendapatkan dua peluang terbuka yang nyaris menjadi gol.
Meski kalah 3-0, penampilan Eibar cukup mendapatkan apresiasi saat menghadapi Barcelona. Penampilan gemilangnya tersebut berlanjut pada 13 pertandingan berikutnya di segala kompetisi. Skuat asuhan Gaizka Garitano meraih empat kemenangan dan dua hasil seri. Eibar pun sempat bertengger di peringkat delapan La Liga.
Namun kekalahan 1-0 atas Real Sociedad menjadi awal kemunduran Eibar. Dari kekalahan tersebut, tujuh kekalahan beruntun dialami Xabi Irureta cs. Hasil imbang melawan kesebelasan yang menghuni peringkat 19, Granada, dan kekalahan atas Rayo Vallecano, membuat Eibar tak merasakan kemenangan dalam 11 pertandingan terakhir dengan dua hasil imbang. Rentetan hasil buruk tersebut membuat peringkat Eibar terjun bebas mendekat zona degradasi.
Untungnya malam tadi (8/4), satu gol Mikel Arruabarrena menjadi gol semata wayang pada laga menghadapi Malaga. Raihan tiga poin ini berhasil membuat Eibar naik satu peringkat ke posisi 14. Kemenangan ini pun seolah memberikan sedikit napas panjang bagi Eibar.
Meskipun begitu, posisi ini berada empat peringkat di atas zona degradasi. Ditambah lagi selisih poin Eibar dengan Almeria, yang berada di peringkat batas zona degradasi hanya enam poin. Memang, pekan ini Almeria akan menghadapi Barcelona di mana kekalahan sepertinya sudah menjadi suratan takdir bagi Almeria.
Namun pada akhir pekan nanti, Almeria akan menghadapi Granada, sementara Eibar dijadwalkan menghadapi Real Madrid di Santiago Bernabeu dengan Cristiano Ronaldo yang baru saja mencetak lima gol ke gawang Granada. Hal tersebut akan menjadi kesempatan emas bagi Almeria untuk memangkas jarak dengan Eibar.
Ekspresi Cristiano Ronaldo saat mencetak gol ke gawang Eibar. Madrid tumbangkan Eibar di kandangnya dengan skor 4-0 (via: dailymail.co.uk)
Belum lagi persaingan di papan bawah memang cukup sengit. Elche, Levante, dan Deportivo La Coruna terus menjaga asanya untuk tetap berlaga di La Liga musim depan. Selisih poin yang hanya tak lebih dari lima poin akan membuat persaingan zona aman menjadi sengit di papan bawah. Ini adalah adrenalin zona degradasi yang tak kalah seru dengan persaingan di papan bawah Liga Inggris.
Kita lihat saja akhir musim nanti. Apakah Eibar harus terdegradasi pada akhir musim dan kembali menjadi kesebelasan yang memimpikan La Liga? Atau berhasil mengamankan posisinya dari zona degradasi?
Yang jelas, selain masih harus menghadapi Real Madrid, kesebelasan kuat macam Sevilla, Valencia, dan Espanyol pun akan menjadi batu sandungan bagi Eibar untuk tetap selamat dari zona degradasi. Empat lawan berat dari delapan laga yang amat sangat menentukan bagi kelanjutan mimpi Eibar untuk bisa terus berlaga di La Liga.
foto:Â marca.com
Komentar