Sekilas, tidak ada yang spesial dari empat kesebelasan tersisa di Liga Champions. Semuanya adalah kesebelasan yang memiliki tradisi di liganya masing-masing dan pernah menguasai Eropa. Namun, jika dilihat lebih jauh, kecuali Real Madrid, mereka berpeluang meraih tiga gelar sekaligus pada akhir musim ini.
Bayern Munich
Kans Bayern Munich untuk bisa lolos ke semifinal hampir kandas karena kekalahan mengejutkan 1-3 dari FC Porto. Bayern terlalu sering melakukan kesalahan yang membuat mereka kebobolan lewat gol yang dicetak Ricardo Quaresma dan Jackson Martinez. Singkat cerita, Bayern bangkit di leg kedua, dan menghajar balik Porto dengan skor yang fantastis 6-1.
Tugas Guardiola masih jauh dari kata selesai. Secara matematis, poin Bayern mungkin masih bisa terkejar oleh Wolfsburg, dengan catatan Wolfsburg selalu menang, dan Bayern selalu kalah dalam sisa lima pertandingan terakhir. Namun, hal tersebut agaknya urung terjadi mengingat catatan baik Bayern di liga. Selain itu, Wolfsburg mesti menghadapi lawan kuat macam Borussia Moenchengladbach dan Borussia Dortmund.
Langkah Bayern untuk meraih treble winners akan tersendat pada partai semifinal DFB Pokal kala menghadapi Borussia Dortmund. Pasalnya, Dortmund yang akan kehilangan sang pelatih, Juergen Klopp pada akhir musim ini, akan mati-matian mengincar juara DFB Pokal mengingat hanya kejuaraan tersebut saja yang berpeluang bagi Dortmund.
Hasil drawing kemarin, Bayern akan bertemu Barcelona. Pasukan Catalan yang kini di semifinal bukanlah skuat yang sama dengan Barcelona 2012-2013 saat dihajar Bayern dengan aggregat 7-0. Kini di bawah Luis Enrique, Barcelona bertransformasi menjadi tim yang menakutkan. Belum lagi Guardiola yang akan melawan tim yang membesarkan namanya dulu. Pertanyaannya, siapa yang bermain bermain terbuka menyerang dengan skema tiki-taka? Jawabannya mungkin akan tersaji di duel ini.
FC Â Barcelona
Skuat Blaugrana, julukan Barcelona, sedang dalam performa apik. PSG dihajar dalam duel dua leg perempat final liga Champions. Sebagai pemuncak klasemen sementara Liga Spanyol sementara ini, mereka mendapat tekanan berat dari sang pesaing utama, Real Madrid karena berjarak dua poin saja. Konsistensi mereka di liga akan menjadi jalan lebar terbukanya kans meraih treble winner pada musim ini.
Menghadapi Athletic Bilbao pada partai final Copa del Rey barangkali tidak akan merisaukan skuat Barcelona. Pasalnya, yang memberatkan mereka meraih treble untuk musim ini adalah undian Liga Champions yang mempertemukan mereka dengan Bayern Munich. Barca akan menjamu Bayern terlebih dahulu di Camp Nou, lalu bertandang ke Allianz Arena.
Ini berpotensi memecahkan konsentrasi Barcelona karena agaknya mereka mesti bersusah payah menjaga konsistensi di La Liga dan Liga Champions. Lain dengan Bayern yang kemungkinan besar sudah mengunci gelar juara Liga Jerman pada musim ini.
Juventus
Bagi Juventus, keberhasilan menembus semifinal Liga Champions ini adalah yang pertama kalinya sejak 2003. Maximiliano Allegri selaku allenatore Juventus berhasil memaksimalkan potensi dari skuat tangguh sisa peninggalan Antonio Conte. Kans juara Serie-AÂ dan Coppa Italia yang hampir pasti di depan mata tentu menjadi nilai plus dan mengurangi tekanan saat mereka berkonsentrasi di Liga Champions.
Di Liga Champions, Juventus akan menghadapi Real Madrid yang ditinggal sebagian pemain andalannya karena cedera. Namun, pincangnya Real Madrid tentu tidak bisa dipandang sebelah mata. Pemain dan strategi kejutan seperti Javier âChicaritoâ Hernandez dan penempatan Sergio Ramos sebagai gelandang bertahan tentu menjadi kartu truf bagi Don Carlo yang kembali âpulangâ ke Italia.
Penutup
Banyak mitos dan cerita menarik dibalik gemerlapnya liga Champions. Final yang tahun ini di gelar di Berlin, Jerman melahirkan kemungkinan bahwa juara liga Champions musim ini bukan berasal dari Jerman. Mengapa? Sejak 1996-1997 lalu saat Dortmund juara di Munich, mereka adalah tim terakhir yang mampu juara dari negara penyelenggara partai final tersebut. Lalu, apakah Guardiola dan Bayern akan memecahkan rekor dan mitos tersebut? Atau mengulangi kisah pahit final 2011-2012 saat dikandaskan Chelsea?
Cerita lain yang beredar adalah pelatih lokal akan menjuarai klubnya di ajang ini dengan syarat selang-seling pasca pelatih asing menjuarainya. Hal ini sudah terjadi sejak Milan (Italia) menjuarai liga Champions 2006-2007 bersama pelatih lokal Italia, Carlo Ancelotti. Selanjutnya, MU bersama Fergie kemudian Pep bersama Barca, Inter Milan bersama Mou, kembali Barca bersama Pep, lalu Chelsea bersama Di Matteo, Munchen bersama Heynckess dan Real Madrid bersama Ancelotti adalah sederet kisah selang-seling pelatih lokal dan pelatih asing.
Jika menurut mitos tersebut, apakah Barcelona dengan Enrique-nya akan juara atau Juventus dengan Allegrinya yang akan menjadi pemenang? Atau malah Real Madrid yang berhasil mempertahankan gelar juaranya pada musim ini.
Komentar