Array
(
[article_data] => Array
(
[artikel_id] => 209845
[slug] => https://panditfootball.com/berita/209845/PFB/170902/laga-timnas-indonesia-melawan-fiji-yang-memakan-korban
[judul] => Laga Timnas Indonesia Melawan Fiji Memakan Korban Tewas
[isi] =>
Laga Indonesia melawan Fiji yang dihelat di Stadion Patriot Chandrabhaga, Bekasi, pada Sabtu (2/9/2017) ternyata tidak berakhir indah. Selain hasil imbang yang didapat oleh timnas, pertandingan tersebut ternyata memakan korban jiwa seorang suporter Indonesia.
Catur Yuliantono, seorang warga Duren Sawit, Jakarta yang berusia 33 tahun meninggal dunia ketika menonton laga antara Indonesia melawan Fiji. Ia terkena petasan yang disulut oleh seseorang dari tribun selatan Stadion Patriot. Menurut Head Security Officer PSSI dalam laga antara timnas Indonesia melawan Fiji, Nugroho Setiawan, korban meninggal dalam perjalanan ke rumah sakit. Oknum yang diduga sebagai pelaku, sudah diamankan juga.
"Korban saat ini dilarikan ke ke Rumah Sakit Mitra Bekasi Barat. Oknum yang diduga pelaku sudah kami amankan. Prosedur pengamanan ini sudah sangat ketat. Ini baru sekali terjadi, ini sangat fatal. Kami harus menunggu hasil penyelidikan dari polisi dan kami menyerahkan kepada polisi untuk penyelesaian kasus ini," ujar Nugroho.
"Saat ini pimpinan pertandingan menemani keluarga di RS dan PSSI akan bertanggung jawab atas kejadian ini. Kami meminta kepada media untuk mengecam siapapun yang ingin merusak sepak bola kita," tambahnya.
Kejadian ini terjadi setelah pertandingan selesai. Selama pertandingan, penonton yang menghadiri dan mendukung timnas Indonesia di Stadion Patriot memberikan dukungan dengan tertib. Sebanyak total 17.518 orang yang memberikan dukungan di stadion tidak melakukan tindakan macam-macam, sampai akhirnya tribun selatan menjadi awal mula terjadinya kecelakaan yang mengakibatnya adanya korban jiwa tersebut.
Ketika pertandingan hampir selesai, penonton di tribun selatan Stadion Patriot mulai menyalakan suar. Hal ini pun sontak membuat para penonton di tribun lain meneriaki mereka kampungan, sehingga suar pun berhenti menyala. Nahas, setelah pertandingan usai, ada sebuah petasan roket yang dilepaskan oleh penonton di tribun selatan.
Petasan roket itu pun mengenai alm. Catur yang sedang duduk di tribun timur. Korban pun terluka dan langsung dilarikan ke rumah sakit. Namun nyawanya tak tertolong dan ia meninggal dalam perjalanannya ke rumah sakit.
Perihal kejadian ini, Sekjen PSSI, Ratu Tisha pun mengungkapkan bahwa PSSI tidak akan tinggal diam. Selain mengecam tindakan ini, PSSI pun akan bertanggung jawab dan mengawal prosesi pemakaman korban sampai selesai.
"Kami mengutuk dan mengecam keras tindakan tidak bertanggung jawab ini. Jenazah korban sekarang ada di RS Mitra Bekasi Barat. PSSI bertanggung jawab sepenuhnya sampai nanti pemakaman. Sekarang (kasus ini) sudah ditangani kepolisian. Kami mengecam keras tindakan penonton yang diduga pelaku pelemparan petasan itu," ujar Tisha.
Sungguh sebuah malam yang haru bagi Indonesia. Selain imbang, ada korban jiwa juga yang meninggal karena sebuah tindakan yang bisa dibilang tidak perlu dilakukan.
(sf)
[gambar] => https://panditfootball.com/images/large/others/Stadion_Patriot.jpeg
[tanggal] => 02 Sep 2017
[counter] => 2.997
[penulis] => redaksi
[penulis_foto] => https://panditfootball.com/assets/images/logo/Logo-transparent.png
[penulis_slug] => https://panditfootball.com/profil/redaksi
[penulis_desc] => contact: redaksi[at]panditfootball.com
[penulis_initial] => RDK
[kategori_id] => 599
[kategori_name] => Berita
[kategori_slug] => berita
[kategori_url] => https://panditfootball.com/kategori/berita
[user_url] => http://www.panditfootball.com
[user_fburl] =>
[user_twitterurl] =>
[user_googleurl] =>
[user_instagramurl] =>
)
[tags] => Array
(
[0] => stdClass Object
(
[artikel_id] => 209845
[tag_id] => 77
[tag_name] => PSSI
[tag_slug] => pssi
[status_tag] =>
[hitung] => 61
)
[1] => stdClass Object
(
[artikel_id] => 209845
[tag_id] => 4395
[tag_name] => uji tanding
[tag_slug] => uji-tanding
[status_tag] =>
[hitung] => 1
)
[2] => stdClass Object
(
[artikel_id] => 209845
[tag_id] => 7021
[tag_name] => Indonesia
[tag_slug] => indonesia
[status_tag] => 2
[hitung] => 867
)
[3] => stdClass Object
(
[artikel_id] => 209845
[tag_id] => 8913
[tag_name] => Jeda Internasional
[tag_slug] => jeda-internasional
[status_tag] => 1
[hitung] =>
)
[4] => stdClass Object
(
[artikel_id] => 209845
[tag_id] => 9192
[tag_name] => Ratu Tisha
[tag_slug] => ratu-tisha
[status_tag] => 1
[hitung] =>
)
[5] => stdClass Object
(
[artikel_id] => 209845
[tag_id] => 10079
[tag_name] => Fiji
[tag_slug] => fiji
[status_tag] => 1
[hitung] =>
)
[6] => stdClass Object
(
[artikel_id] => 209845
[tag_id] => 10123
[tag_name] => Catur Yuliantono
[tag_slug] => catur-yuliantono
[status_tag] => 1
[hitung] =>
)
[7] => stdClass Object
(
[artikel_id] => 209845
[tag_id] => 10124
[tag_name] => Nugroho Setiawan
[tag_slug] => nugroho-setiawan
[status_tag] => 1
[hitung] =>
)
)
[related_post] => Array
(
[0] => Array
(
[artikel_id] => 6070
[slug] => https://panditfootball.com/berita/6070/PFB/140419/preview-everton-vs-manchester-united
[judul] => [Preview] Everton vs Manchester United
[isi] => David Moyes akan kembali pulang ke rumah lamanya, Goodison Park, Hari Minggu nanti dalam lanjutan pertandingan Premier League pekan ke-35 antara Everton melawan Manchester United.
Terakhir kali Moyes menginjakkan kaki di Goodison Park, sebagai manajer Everton, adalah saat Everton mengalahkan West Ham United 2-0 Mei lalu, sebuah pertandingan yang juga menandakan sebuah ucapan terima kasih dari para pendukung The Toffees setelah 11 tahun ia menjadi pemimpin Everton sebelum akhirnya bergabung dengan Manchester United.
Pindah dari Everton ke United seharusnya menjadi langkah besar bagi Moyes. Mungkin Moyes membayangkan, ia akan meninggalkan masa lalunya di belakang, ia tidak akan pernah lagi harus bekerja keras untuk hanya meraih posisi 4, 5, 6, atau 7. Duh!
Sedangkan sebaliknya, Roberto Martinez hanya dalam waktu 10 bulan saja dan dengan anggaran yang hampir sama dengan Moyes dulu di Everton, berhasil menjadi salah satu tim paling menghibur di Premier League musim ini dan berpeluang mengakhiri klasemen di posisi Liga Champion.
Jika The Toffees berhasil melakukan kemenangan ganda atas United, setelah sebelumnya mereka juga menang di Old Trafford, mereka akan mengambil langkah besar dalam perburuan posisi keempat.
Lalu untuk Moyes dan United, pertandingan ini adalah tentang menyelamatkan muka dan tempat mereka di Liga... Europa. Padahal sebelumnya waktu masih bersama Sir Alex Ferguson, United dekat dengan posisi tiga besar.
Dari kubu Everton, Steven Pienaar, Bryan Oviedo, Arouna Kone, Darron Gibson dan Lacina Traore masih absen karena cedera. Keraguan kebugaran juga terjadi untuk bek andalan mereka, Phil Jagielka.
Sedangkan dari kubu United, Rafael dan Marouane Fellaini, yang merupakan mantan jagoan Everton, diberitakan akan kembali bermain, sementara Wayne Rooney diragukan turun karena cedera kaki saat Setan Merah dikalahkan 3-1 oleh Bayern Munich di Liga Champion. Robin van Persie juga dikabarkan masih tidak akan bermain karena cedera lutut.
Kejutan kekalahan kandang 3-2 Everton Rabu lalu atas Crystal Palace meninggalkan mereka satu poin di Arsenal dengan empat pertandingan tersisa. Sedangkan United memiliki 11 hari ekstra untuk mempersiapkan pertandingan ini. Moyes telah cukup mendapat hasil buruk musim ini, ia dan United pasti sudah belajar banyak sejauh ini.
(dex)
[gambar] => http://www.panditfootball.com/wp-content/uploads/2014/04/Fellaini0_2_2755657b.jpg
[tanggal] => 19 Apr 2014
[counter] => 1.674
[penulis] => PanditFootball
[penulis_foto] => https://panditfootball.com/assets/images/logo/Logo-transparent.png
[penulis_slug] => https://panditfootball.com/profil/PanditFootball
[penulis_desc] => Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis sepakbola, baik Indonesia maupun dunia. Analisis yang dilakukan meliputi analisis pertandingan, taktik dan strategi, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya. Keragaman latar belakang dan disiplin ilmu para analis memungkinkan PFI untuk juga mengamati aspek kultur, sosial, ekonomi dan politik dari sepakbola. Akun twitter: @panditfootball contact: redaksi@panditfootball.com
[penulis_initial] => PND
[kategori_id] => 599
[kategori_name] => Berita
[kategori_slug] => https://panditfootball.com/kategori/berita
)
[1] => Array
(
[artikel_id] => 5886
[slug] => https://panditfootball.com/berita/5886/PFB/140419/infografis-perebutan-juara-liga-inggris-20132014-3
[judul] => [Infografis] Perebutan Juara Liga Inggris 2013/2014
[isi] => Perebutan gelar juara Liga Inggris musim ini memasuki tahap yang paling menentukan. Dengan persaingan antara tiga klub yakni Liverpool, Manchester City, dan Chelsea.
Liverpool sedang berada di atas angin setelah berhasil mengalahkan City, dengan skor tipis 3-2. Jika berhasil memenangkan semua sisa pertandingan, The Reds akan memperoleh total 89 poin. Raihan yang sama diperoleh City ketika menjuarai Liga Inggris 2011/2012.
Lalu bagaimana tim - tim papan atas bersaing merebut gelar sebagai juara Liga Inggris 2013/2014. Simak infografisnya berikut:
[gambar] => http://www.panditfootball.com/wp-content/uploads/2014/04/Tropi-EPL.jpg
[tanggal] => 19 Apr 2014
[counter] => 2.951
[penulis] => PanditFootball
[penulis_foto] => https://panditfootball.com/assets/images/logo/Logo-transparent.png
[penulis_slug] => https://panditfootball.com/profil/PanditFootball
[penulis_desc] => Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis sepakbola, baik Indonesia maupun dunia. Analisis yang dilakukan meliputi analisis pertandingan, taktik dan strategi, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya. Keragaman latar belakang dan disiplin ilmu para analis memungkinkan PFI untuk juga mengamati aspek kultur, sosial, ekonomi dan politik dari sepakbola. Akun twitter: @panditfootball contact: redaksi@panditfootball.com
[penulis_initial] => PND
[kategori_id] => 599
[kategori_name] => Berita
[kategori_slug] => https://panditfootball.com/kategori/berita
)
)
[prev_post] => Array
(
[artikel_id] => 209844
[slug] => https://panditfootball.com/article/show/berita/209844/PFB/170902/dapatkan-400-retweet-pria-ini-invasi-laga-malta-vs-inggris
[judul] => Dapatkan 400 Retweet, Pria Ini Invasi Laga Malta vs Inggris
[isi] =>
Seorang penonton menginvasi ke lapangan pertandingan sepakbola bukan hal yang baru. Di berbagai belahan dunia hal seperti ini pernah terjadi. Namun ada yang berbeda dengan invasi lapangan di laga antara Malta menghadapi Inggris di babak kualifikasi Piala Dunia 2018, Jumat (1/9).
Saat pertandingan memasuki menit ke-69, seorang penonton mengganggu jalannya pertandingan antara Malta menghadapi Inggris. Awalnya ia tidak berencana melakukan invasi tersebut. Mungkin baru pada babak pertama pertandingan ia tebersit untuk melakukan invasi tersebut.
Untuk melakukan invasi tersebut, ia mengajukan sebuah syarat; cuitannya mengenai rencana invasi pertandingan Malta vs Inggris harus mencapai 400 retweet. Ternyata targetnya jumlah retweet cuitan tersebut mencapai lebih dari 400 kali, yang hingga artikel ini ditulis mencapai lebih dari 600 kali retweet.
Pria bernama Jake Peachey yang mengetahui target retweetnya tercapai kemudian lantas bersiap-siap untuk melakukan invasi lapangan. Lalu ketika momennya datang, tanpa ragu ia masuk ke lapangan dan menghampiri pemain Inggris, salah satunya Harry Kane. Ia melakukan ini sambil live di akun instagramnya juga.
Walau begitu, Peachey tak bisa bebas begitu saja usai melakukan aksi invasi ini. Ia kemudian mendapatkan hukuman berupa denda sebesar 200 euro, satu tahun tidak boleh menyaksikan laga di Malta, ditahan selama satu hari, dan terakhir, juga yang paling parah, ia mendapatkan hukuman larangan menonton timnas Inggris seumur hidup. Hanya saja Peachey merasa puas walau mendapatkan hukuman tersebut.
Jika melihat akun Twitternya, Peachey sudah sedari lama ingin menjadi sosok yang diperbincangkan banyak orang, khususnya lewat Twitter. Berkat aksinya ini, tampaknya Peachey berhasil mewujudkan keinginannya tersebut.
Pernahkah Anda membayangkan menjadi seorang yang begitu terlihat hina di depan banyak orang, bahkan Anda merasa tak ada satu pun orang yang menginginkan Anda? Jika pernah, belajarlah dari seorang Marouane Fellaini.
Kembali ke 2013 silam ketika David Moyes yang baru diangkat menjadi manajer Manchester United, menggantikan Sir Alex Ferguson, mendatangkan salah satu gelandang paling energik di Liga Primer dengan harga 27,5 juta paun bernama Marouane Fellaini. Manchester United yang dikaitkan dengan Francesc Fabregas atau Ander Herrera (nama ini akhirnya menjadi penggawa United) pun mendapatkan cemooh ketika yang hadir justru adalah Fellaini. Ia dianggap tidak sematang Fabregas atau tidak semenjanjikan Herrera saat itu.
Hasilnya? Musim itu Manchester United babak belur. David Moyes hanya berhasil menyelesaikan 10 bulan dari enam tahun kontrak yang ia tandatangani. Fellaini menjadi kambing hitam di setiap pertandingan yang ia mainkan. Musim itu Manchester united seperti sedang menjalankan proyek seri komedi yang begitu layak ditertawakan setiap pekannya.
Selepas Moyes pergi, United kedatangan meneer asal Belanda yang mampu menggebrak dunia di ajang Piala Dunia 2014. Peringkat tiga berhasil direbut, dan suporter United bersorak ria menyambut kedatangan sang meneer. Fellaini? Ia dikabarkan akan angkat kaki dari Manchester, mengikuti mantan manajer yang membawanya ke klub. Setidaknya itulah prediksi sekaligus menjadi harapan seluruh suporter Manchester United.
Kedatangan Ander Herrera, Daley Blind, Angel Di Maria, Radamel Falcao, serta Marcos Rojo seolah membuat Fellaini sudah seharusnya pergi. Bahkan suporter berharap ia adalah orang yang pertama kali ditendang dari skuat The Red Devils. Namun takdir berkata lain. Fellaini cedera secara misterius di saat-saat terakhir bursa transfer, setelah ia dirumorkan selangkah lagi bergabung dengan Napoli.
Takdir adalah sesuatu yang begitu unik. Ia datang penuh dengan kejutan, memupuskan harapan dari seseorang tak jarang juga menghancurkan mimpi seseorang. Setidaknya itulah yang dirasakan suporter Manchester United saat mengetahui di musim 2014/2015 mereka masih akan melihat banyak sikutan dan kartu merah dari seseorang yang tidak diinginkan karena dinilai merugikan.
Jika Anda suporter United, jujurlah pada diri Anda, selepas musim yang begitu buruk Anda percaya bahwa setelah menendang David Moyes, membuang Fellaini adalah cara terakhir untuk mengembalikan kejayaan, kalau perlu jangan pernah menulis nama Fellaini dan Moyes di buku sejarah Manchester United.
Sekarang Anda bayangkan menjadi Fellaini. Analogikan begini: Awalnya Anda baru saja pindah ke sebuah perusahaan. Di perusahaan tersebut tidak ada satu pun yang menyukai Anda selain teman se-divisi Anda sendiri. Setiap Anda masuk ke kantor Anda hanya akan dipandang sinis, bahkan dicemooh dan diremehkan di depan wajah sendiri.
Setiap kali perusahaan tempat Anda bekerja mengalami sebuah kebuntuan, Anda dianggap sebagai penyebabnya, bahkan ketika Anda sedang sakit sekali pun. Seluruh orang di kantor Anda berdoa agar Anda tidak pernah sembuh atau bahkan dipecat karena sakit itu. Saya yakin dalam tiga bulan sebagian besar dari Anda akan memilih hengkang.
Namun Fellaini mengubah segala prediksi. Tidak menyia-nyiakan kesempatan dari cedera yang ia alami, ia bangkit dan perlahan mulai membuka keran golnya dan beberapa kali berhasil memecah kebuntuan yang dialami Manchester United. Diawali oleh gol spektakuler saat melawan West Bromwich Albion, dilanjutkan dengan beberapa gol lainnya.
https://www.youtube.com/watch?v=WSkYjounX2w
Singkat cerita musim berganti. Louis van Gaal memasuki musim keduanya dengan gebrakan hebat, mendatangkan dua gelandang tengah yang cukup mumpuni dalam diri Morgan Schneiderlin dan Bastian Schweinsteiger. Cobaan bagi Fellaini pun kembali bertambah dan belum usai. Namanya diprediksi menjadi pilihan nomor lima di bawah Michael Carrick, Morgan Schneiderlin, Ander Herrera, serta Bastian Schweinsteiger, bahkan ia harus merelakan nomer punggungnya (31) bagi Basti.
Di sisi lain, sikap suporter kepadanya tidak banyak berubah. Mereka sama sekali tidak membayangkan bahwa ada Fellaini di musim itu. Kebanyakan orang berpendapat bahwa Fellaini sudah tidak punya kesempatan, bahkan setelah satu golnya pada pertandingan melawan Club Brugge di kualifikasi Liga Champions memperbesar kesempatan lolos Manchester United ke Liga Champions, suporter United masih tidak peduli.
Musim itu, tepatnya musim 2015/2016, United kembali menjadi lelucon. Kali ini setiap pekan suporter seperti sedang menonton pertandingan catur yang bahkan sama buruknya dari komedi a la David Moyes. Manchester united begitu membosankan ketika bermain. Kendati berhasil menggondol gelar Piala FA (Fellaini menyumbang satu gol di semi-final dan satu asis di final), sekali lagi Fellaini menjadi kambing hitam karena dengan perannya sebagai pemantul bola permainan United menjadi membosankan, monoton, tidak kreatif, dan minim inspirasi.
Van Gaal pergi, Jose Mourinho datang membawa sang anak hilang dari Juventus, Paul Pogba. Fellaini diprediksi akan kembali tersisih, dan duet Schneiderlin-Pogba diprediksi menjadi pilihan utama dan diharapkan seperti itu. Setengah musim berjalan Fellaini terus dipercaya bahkan setelah kecerobohan yang dilakukan saat melawat ke markas Everton pada Desember 2017 yang menyebabkan hilangnya poin di saat krusial.
Amarah suporter membuncah atas hal tersebut. Mereka pun berharap Januari 2018 nomer punggung 27 sudah kembali kosong atau bahkan dipensiunkan dan dianggap nomer sial di Manchester United.
Tapi Jose Mourinho bergeming, memupuskan harapan para suporter dan justru menendang Schneiderlin dan Schweinsteiger keluar dari Old Trafford dan tetap mempertahankan Fellaini. Banyak yang mempertanyakan keputusan Mourinho saat mempertahankan pemain yang bahkan tidak bisa mengumpan panjang, tidak fasih saat mengoper bola datar, ceroboh saat bertahan, dan tidak cukup baik dalam menyerang.
Sosok Jose Mourinho, yang begitu percaya akan kemampuan Fellaini
Meski begitu, pada musim tersebut United cukup berprestasi dan lolos ke Liga Champions dengan gol Fellaini ke gawang Celta Vigo yang cukup untuk meloloskan Manchester United ke final Liga Europa sebelum akhirnya memenangkannya. Semenjak itu Fellaini mulai dicintai para suporter bahkan penampilannya kala berhadapan dengan Real Madrid saat Piala Super Eropa 2017 mengundang decak kagum. Fellaini tampil begitu perkasa dan ia mampu membuat United kembali stabil saat bertahan maupun menyerang.
Sesungguhnya Fellaini bisa saja pergi dengan cepat dari United. Namun, Fellaini seolah berubah dari pemain yang begitu emosional dan tak karuan saat tensi sedang memanas, menjadi seorang yang begitu bijak dan tenang (jika tidak percaya Anda bisa menonton keributan di saat-saat terakhir pertandingan semi-final Liga Europa melawan Celta Vigo). Fellaini bahkan dipercaya mengembah ban kapten pada satu pertandingan resmi untuk tim sebesar Manchester United. Fellaini menjadi pemain yang penting.
Pada akhirnya Fellaini membuat kita belajar bahwa menyerah bukanlah sebuah opsi. Lari sebagai pecundang adalah sebuah kekalahan terbesar. Ia mampu memanfaatkan peluang di saat kesulitan hadir, dan saat itulah ia mendapatkan tepuk tangan dari orang-orang yang membenci dirinya. Sebuah fase pendewasaan yang luar biasa dari seorang Marouane Fellaini.
Penulis berasal dari ibukota, tidak memiliki nama panjang, berasal dari kelas pekerja, melepas penat di akhir pekan dengan menonton Manchester United, bisa dihubungi di akun twitter @sayagiffar
Tulisan ini merupakan hasil kiriman dari penulis lewat rubrik Pandit Sharing. Isi dan opini di dalam tulisan merupakan tanggung jawab penuh penulis
Laga Indonesia melawan Fiji yang dihelat di Stadion Patriot Chandrabhaga, Bekasi, pada Sabtu (2/9/2017) ternyata tidak berakhir indah. Selain hasil imbang yang didapat oleh timnas, pertandingan tersebut ternyata memakan korban jiwa seorang suporter Indonesia.
Catur Yuliantono, seorang warga Duren Sawit, Jakarta yang berusia 33 tahun meninggal dunia ketika menonton laga antara Indonesia melawan Fiji. Ia terkena petasan yang disulut oleh seseorang dari tribun selatan Stadion Patriot. Menurut Head Security Officer PSSI dalam laga antara timnas Indonesia melawan Fiji, Nugroho Setiawan, korban meninggal dalam perjalanan ke rumah sakit. Oknum yang diduga sebagai pelaku, sudah diamankan juga.
"Korban saat ini dilarikan ke ke Rumah Sakit Mitra Bekasi Barat. Oknum yang diduga pelaku sudah kami amankan. Prosedur pengamanan ini sudah sangat ketat. Ini baru sekali terjadi, ini sangat fatal. Kami harus menunggu hasil penyelidikan dari polisi dan kami menyerahkan kepada polisi untuk penyelesaian kasus ini," ujar Nugroho.
"Saat ini pimpinan pertandingan menemani keluarga di RS dan PSSI akan bertanggung jawab atas kejadian ini. Kami meminta kepada media untuk mengecam siapapun yang ingin merusak sepak bola kita," tambahnya.
Kejadian ini terjadi setelah pertandingan selesai. Selama pertandingan, penonton yang menghadiri dan mendukung timnas Indonesia di Stadion Patriot memberikan dukungan dengan tertib. Sebanyak total 17.518 orang yang memberikan dukungan di stadion tidak melakukan tindakan macam-macam, sampai akhirnya tribun selatan menjadi awal mula terjadinya kecelakaan yang mengakibatnya adanya korban jiwa tersebut.
Ketika pertandingan hampir selesai, penonton di tribun selatan Stadion Patriot mulai menyalakan suar. Hal ini pun sontak membuat para penonton di tribun lain meneriaki mereka kampungan, sehingga suar pun berhenti menyala. Nahas, setelah pertandingan usai, ada sebuah petasan roket yang dilepaskan oleh penonton di tribun selatan.
Petasan roket itu pun mengenai alm. Catur yang sedang duduk di tribun timur. Korban pun terluka dan langsung dilarikan ke rumah sakit. Namun nyawanya tak tertolong dan ia meninggal dalam perjalanannya ke rumah sakit.
Perihal kejadian ini, Sekjen PSSI, Ratu Tisha pun mengungkapkan bahwa PSSI tidak akan tinggal diam. Selain mengecam tindakan ini, PSSI pun akan bertanggung jawab dan mengawal prosesi pemakaman korban sampai selesai.
"Kami mengutuk dan mengecam keras tindakan tidak bertanggung jawab ini. Jenazah korban sekarang ada di RS Mitra Bekasi Barat. PSSI bertanggung jawab sepenuhnya sampai nanti pemakaman. Sekarang (kasus ini) sudah ditangani kepolisian. Kami mengecam keras tindakan penonton yang diduga pelaku pelemparan petasan itu," ujar Tisha.
Sungguh sebuah malam yang haru bagi Indonesia. Selain imbang, ada korban jiwa juga yang meninggal karena sebuah tindakan yang bisa dibilang tidak perlu dilakukan.