CEO Bundesliga: Kehancuran yang Didapat Jika Kami Meniru Liga Inggris

Berita

by redaksi

CEO Bundesliga: Kehancuran yang Didapat Jika Kami Meniru Liga Inggris

CEO Bundesliga, Christian Seifert, mengatakan akan jadi sebuah kehancuran di Bundesliga jika mereka meniru apa yang diterapkan klub-klub Liga Inggris yang menguras dompet suporter dengan menaikan harga tiket yang kelewat mahal.

Berbeda dengan Inggris, Seifert mengatakan pihaknya malah mengintruksikan klub untuk mengurangi harga tiket. Bagusnya usulan ini diterima oleh pihak Klub-klub peserta Bundesliga secara sukarela, secara finansial memang kebijakan ini merugikan namun klub beranggapan menjaga hubungan baik dengan fans itu lebih penting. Ekses dari hubungan timbal balik ini adalah atmosfer stadion yang tetap penuh akan selalu terjaga, imbasnya persaingan di lapangan akan lebih ketat berkat stadion yang tak pernah kosong.

Seifert mengatakan stadion di Jerman amatlah ramah bagi siapapun, tak dibatasi oleh kelompok usia maupun latar belakang sosial yang berbeda. Hal ini sesuai dengan ciri klub-klub di Jerman yang memiliki tanggung jawab sosial dan mengesampikan taktik bisnis yang merugikan suporter.

Rata-rata harga tiket Bundesliga adalah € 23, bandingkan dengan rataan harga tiket di Liga Inggris yang mencapai € 500, amatlah jauh bukan? dengan harga tiket yang murah ini tingkat rataan di stadion 92% dengan kehadiran rata-rata mencapai 43.500 - sebuah angka tertinggi di Dunia.

"Tak selamanya harga murah itu merugikan, buktinya Bayern Munich bisa mendapat keuntungan setiap tahunnya 30 sampai 40 juta Euro," katanya.

"Pihak Bundesliga tak bisa mempengaruhi klub untuk mengatur harga tiket. Semua klub bisa memutuskannya sendiri tetapi tentu saja hal itu harus masuk akal" lanjutnya.
Dengan harga tiket yang murah maka pembeli yang datang tak pernah habis, tapi tentu saja ini adalah masalah mengingat tiket selalu terjual ke fans loka yang itu-itu saja. Karena itu kini klub-klub Jerman kini mulai membatasi menjual tiket musiman ke orang yang sama, hal ini dimaksudkan agar penggemar dari Jerman tak takut untuk mengunjungi negara dan menikmati Bundesliga secara langsung. "Permintaan sangat besar tapi klub memilih untuk membatasi penjualan tiket musiman hingga 50% karena mereka tidak ingin orang yang sama terjadi setiap minggu," tambahnya.

"Klub Jerman menginginkan semua orang memiliki kesempatan yang sama. Akan sangat mudah untuk menaikkan harga dan membuat lebih banyak uang dari para fans, tetapi klub cenderung memilih untuk tidak melakukannya. Dari perspektif ekonomi, Anda dapat mengatakan 'Apa yang kami lakukan adalah salah' tetapi, mengingat pendekatan holistik kami, saya akan mengatakan itu adalah pendekatan yang tepat."

Seifert mengatakan bahwa pendekatan ini didasarkan pada keinginan untuk menyatukan "finansial, sepakbola dan masyarakat: jika kita tidak sukses dalam tiga hal itu maka kita akan menganggap diri kita tidak sukses sama sekali."

Ia memuji "Aturan dasar" yang telah disepakati antara klub Jerman dan Bundesliga sejak tahun 2002. Dalam aturan tersebut menegaskan keyakinan bahwa klub merupakan bagian yang tak bisa dilepaskan dari masyarakat, fans, kota-kota atau daerah yang mengidentifikasi darimana mereka berasal.

Ya begitulah Liga Jerman, mereka lebih memiliki perikemanusiaan yang lebih tinggi dalam memberlakukan fans ketimbang Liga Inggris, anda sepakat dengan Seifert?

(wam)

Komentar