Lagi-lagi, Pesepakbola Palestina Tewas Karena Serangan Israel

Berita

by redaksi

Lagi-lagi, Pesepakbola Palestina Tewas Karena Serangan Israel

Lagi-lagi, pesepakbola Palestina meregang nyawa karena serangan Israel. Abdul Rahman Al-Zameli terbunuh Selasa (8/7) lalu karena serangan bom Israel ke Palestina.

Sebelumnya, Hamas mengaku bertanggung jawab atas peluncuran 80 roket ke wilayah Israel selatan. Ini sebagai aksi balasan setelah tiga tentara Israel menculik seorang anak Palestina, lalu membakarnya hidup-hidup.

Sebagai bentuk “pertahanan atas diri sendiri”, Israel pun meluncurkan serangan udara di hari yang sama. Hasilnya, puluhan warga Israel menjadi korban dari kekejaman ini. Salah satunya adalah Al-Zameli.

Tahun ini, Al-Zameli hanyalah satu dari beberapa pesepakbola Palestina yang tewas. Awal tahun lalu, dua pemain timnas Palestina, Ayman al-Kurd dan Wajih Mushtahi, tewas dalam serangan yang dilancarkan ke Jalur Gaza.

Ada kesamaan antara Al-Zameli dan Mushtahi, keduanya merupakan pejuang kemerdekaan Palestina. Keduanya memperjuangkan kemerdekaan Palestina lewat caranya sendiri, yakni dengan bermain bola.

Tariq Al-Quto juga dibunuh oleh tentara Israel di rumahnya sendiri. Ia dianggap sebagai anggota militan Hamas. Begitu pula dengan Ziyad Al-Kord yang rumahnya hancur karena serangan udara Israel.

Perilaku konyol Israel juga terjadi akhir Januari lalu. Mereka menembak dua pesepakbola muda Palestina yang baru pulang latihan. Mereka seolah sengaja tidak langsung membunuh mereka, melainkan menembak di bagian saraf sehingga keduanya tidak bisa lagi berjalan.

Israel menuduh dua pesepakbola ini berjalan terlalu dekat dengan pos pemeriksaan. Mereka pun menembak tanpa peringatan terlebih dahulu. Setelah itu, anjing penjaga pun dilepaskan. Ketika keduanya sudah terjatuh di tanah, tentara Israel lantas memukuli dan menyeret keduanya.

Selain terbunuh, banyak juga pesepakbola Palestina yang dipenjara oleh Israel atas tuduhan terorisme.

Bukan hanya membunuh, Israel juga membatasi waktu berlatih tim nasional Palestina. Mereka membatasi warga Palestina di Tepi Barat dan Jalur Gaza. Mereka dipersulit kala harus mendapatkan visa keluar dari Israel.

Begitu pula dengan stadion tempat mereka berlatih. Dua kali Stadion Palestine yang berkapasitas 10 ribu penonton tersebut dihancurkan oleh Israel. Akhirnya, hingga saat ini timnas Palestina bertanding di Stadion Faid Al-Husseini sejak 2012.

Sulit untuk menerka apa penyebab perilaku ganjil tentara Israel ini. Sepertinya, bukan hanya tentaranya, melainkan mayoritas penduduk Israel didoktrin untuk membenci Palestina dan menganggap “pertahanan terhadap diri sendiri” sebagai hal yang wajar.

Mereka resah dengan lemparan batu dari militan Palestina sehingga mesti dibalas lewat serangan udara yang membunuh puluhan anak Palestina.

Jika diibaratkan sebagai manusia, Israel lahir secara prematur.

Sumber gambar:

[fva]

Komentar