Setelah Desember Berakhir, Silakan Hakimi Leicester

Berita

by redaksi

Setelah Desember Berakhir, Silakan Hakimi Leicester

Tak ada material yang lebih kokoh di bumi ini selain intan. Setidaknya begitu menurut penelitian geolog Jerman, Friedrich Mohs. Ia mendefinisi kekerasan mineral dengan mengamati mineral satu menggores mineral lainnya. Dari percobaannya didapat sepuluh parameter mineral yang mewakili kekerasan pada masing-masing kelasnya. Dari Talk yang paling rapuh hingga yang terkuat yaitu intan.


Jauh berbeda dengan Skala Mohs, klasemen sepak bola bukanlah parameter-parameter yang eksak. Kesebelasan paling kokoh tak ditakar dengan nama-nama semisal Manchester United, Arsenal, Liverpool, Chelsea atau Manchester City. Penghuni klasemen?begitu kita biasa menyebut? ialah barangkali salah satu hal yang paling fluktuatif. Pekan ini menduduki peringkat pertama, tak berarti pekan esok masih di sana. Pekan lalu di dasar klasemen tak menjamin pula terus menerus di situ.


Liga Primer Inggris hingga pekan ini mencatat nama Leicester City sebagai pemuncak klasemen. Poin mereka berbeda tipis-tipis saja dengan peringkat dua, tiga, hingga empat. Leicester City hanya berselisih dua angka dengan Arsenal di peringkat empat. Ini berarti satu pertandingan saja di pekan berikutnya bisa mengubah pola peringkat klasemen yang ada saat ini.


Apalagi Leicester akan berhadapan dengan Manchester United yang notabene ada di posisi dua klasemen, terpisah satu strip saja di bawah Leicester pada 29/11 nanti. Terlebih kesebelasan papan atas lainnya, Manchester City, akan berhadapan dengan Southampton yang baru saja kalah dari Stoke City. Sementara itu, Arsenal hanya bertanding dengan kesebelasan papan bawah berperingkat enam belas (Norwich City). Pekan Liga Primer Inggris keempat belas sejatinya bakal menyajikan kembali pergeseran pola klasemen di papan atas.


Menilik produktivitas menjebol gawang, Leicester untuk sementara memang adalah kesebelasan yang paling getol mencetak gol. Tapi jangan salah, mereka adalah kesebelasan berperingkat tujuh dalam hal kebobolan dengan angka hingga dua puluh. Paling payah di antara tim empat besar Liga Primer Inggris saat ini.


Di satu sisi, Leicester memang bisa menaruh harapan besar pada ketajaman Jamie Vardy dan pemain asal Aljazair, Riyad Mahrez, untuk bisa memberikan rasa aman menggedor gawang. Namun di sisi lain, barisan belakang Leicester tampaknya tak bisa memberikan jaminan untuk mampu menangkal serangan lawan dan membuat gawang tetap perawan.


Penderitaan bagi siapa pun memang tak pernah berakhir, kecuali bagi mereka yang mengakali dan menikmatinya. Selain pekan depan yang menantang bagi Leicester City, badai pun nampaknya masih belum akan berlalu bagi The Fox, julukan Leicester. Karena setelah menghadapi skuat asuhan Louis van Gaal, kesebelasan yang akan dihadapi skuat asuhan Claudio Ranieri ini adalah Swansea City, Chelsea, Everton, Liverpool, dan pada 30 Desember Manchester City.


Kesebelasan-kesebelasan yang akan dihadapi Leicester City dimulai dari akhir pekani nanti hingga akhir tahun 2015 ini tentunya akan menjadi ujian sesungguhnya. Hingga akhir tahun nanti, kita akan bisa melihat sejauh mana kekuatan Leicester ini bisa bertahan di papan atas yang cukup asing mereka tempati.


Albert Camus dalam novel sunyinya Orang Asing (terjemahan Yayasan Obor Indonesia) mengatakan, “Semua persoalan, sekali lagi, hanyalah soal membunuh waktu.” Karenanya untuk persoalan Leicester City hingga akhir tahun 2015 pun, mari kita tunggu saja apa yang bisa mereka lakukan menghadapi lawan-lawan yang tampaknya tak akan mudah mereka kalahkan.


Foto: Getty Images

Komentar