8 Filosofi Sir Alex Ferguson yang Membuatnya Disebut "The Great Leaders"

8 Filosofi Sir Alex Ferguson yang Membuatnya Disebut
Font size:

Seseorang tidak bisa dengan serta merta disebut sebagai “The Great Leaders”. Salah satu syaratnya adalah dia mewariskan satu hal yang terus berlanjut hingga anak cucunya.

Mengapa bekas Presiden Korea Utara, Kim Il Sung dianggap sebagai presiden seumur hidup oleh masyarakat Korea Utara? Tentu, karena saat dia meninggal, ia mewariskan satu filosofi terbesar bagi negara berhaluan komunis tersebut. Ya, Il Sung mewariskan “Juche”sebagai filosofi Korea Utara, dan hingga kini masih dianggap sebagai aliran sosialisme terbesar di dunia. Pun dengan bekas pemimpin Republik Rakyat Tiongkok, Mao Zedong. Pemikirannya dirumuskan dalam Maoism yang merupakan turunan dari teori Marx-Lenin tentang strategi militer dan politik. Di Turki, Mustafa Kemal Attaturk, dianggap sebagai bapak modernisasi Turki. Ia menjadi aktor utama lepasnya turki dari Kerajaan Ottoman, yang merupakan kekhalifahan Islam yang terakhir. Lantas, siapa “The Great Leaders” di sepakbola? Ada yang menasbihkan Diego Armando Maradona sebagai The Great Leaders. Faktanya, sulit bagi banyak orang untuk mencontoh apa yang ia lakukan. Terlalu banyak hal negatif yang membuat penggemar mengerutkan dahi. Penggemar Manchester United pasti punya satu orang yang melegenda dan sepertinya sulit untuk tergantikan: Sir Alexander Chapman “Fergie” Ferguson. Pelatih yang lahir di Glasgow, Skotlandia ini memberikan satu hal prestisius yang membuat penggemar United bisa jumawa bukan hanya di depan penggemar Liverpool, tapi juga di hadapan dunia. Hal ini yang kemudian dipelajari oleh pengajar di Harvard Business School, Professor Anita Elberse. Ia meyakini terdapat delapan filosofi yang dimiliki Fergie dalam karier kepelatihannya. Filosofi ini tidak hanya bisa digunakan oleh pesepakbola, tapi juga bagi bisnis dan kehidupan. Mulailah dengan Fondasi Bangunlah sebuah klub, bukan hanya sebuah tim. Ajak bergabung para pemain muda. Insiprasilah orang-orang untuk menjadi lebih baik dan didiklah mereka sebagai mana halnya keluarga. Jika disarikan dalam berbisnis, pegawai yang berusia lebih muda biasanya memiliki semangat dan kreativitas yang menggebu. Selalu mulai dengan fondasi seperti ini. Berani Membangun Ulang Tim Anda Lakukan perencanaan secara matang. Meski Anda sedang menikmati kesuksesan, perhatikan penurunan kinerja pemain yang lebih tua dan cari anak muda yang bisa menggantikan mereka. Terapkan Standar Tinggi Rekrutlah pemain yang bertipe “bad boy”. Tanamkan etos kerja yang kuat dan sisipkan keinginan untuk menang. Anda akan mendapatkan pemain pekerja keras (Cristiano Ronaldo), atau pemain yang malas (David Beckham). Jangan Pernah Lepas Kontrol Jangan pernah lepaskan mata Anda dalam pengawasan. Bertindaklah cepat untuk mempertahankan disiplin. Sampaikan Pesan dalam Momen yang Tepat Memberi motivasi sama pentingnya dengan memberi kritik pada pemain. Terkadang, Anda harus menjadi dokter, guru, atau seorang ayah. Siap untuk Menang Selalu berpikir positif dan selalu siap menghadapi resiko. Berlatih untuk menghadapi yang terberat, dan persiapkan untuk menang. Bergantung pada Kekuatan Observasi Delegasikan sesi latihan pada asisten pelatih. Duduk dengan santai, lalu lihat dari jauh. Jangan Pernah Berhenti untuk Beradaptasi Lihat bagaimana lingkungan mengembangkan dan mengelola perubahan. Perlakukan setiap keberhasilan sebagai “sesuatu yang pertama”. Delapan filosofi Sir Alex tersebut dianggap bisa diterapkan baik dalam bisnis maupun kehidupan. Lantas, apakah Sir Alex bisa disebut sebagai “The Great Leaders”. Secara hasil dari pemain-pemain yang dia bina, Si Alex memang sukses. Tak terhitung pemain-pemain bintang yang dia olah. Namun jika soal warisannya sepeninggal dia di Man United? apakah Sir Alex layak disebut The Great Leaders? Bagaimana menurut Anda? Perlukah saya mengingatkan kalau warisan Sir Alex adalah peringkat tujuh pada musim lalu? Dan warisan terbaiknya adalah pria Skotlandia bernama “David Moyes”. Sumber gambar: Businessinsider.com
Ketika Orang Asia Mendikte Tradisi Menonton Sepakbola Inggris
Artikel sebelumnya Ketika Orang Asia Mendikte Tradisi Menonton Sepakbola Inggris
Skema Pellegrini dan Kedalaman Skuat Manchester City
Artikel selanjutnya Skema Pellegrini dan Kedalaman Skuat Manchester City
Artikel Terkait