Evolusi Coutinho

Cerita

by Redaksi 47

Redaksi 47

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Evolusi Coutinho

Liverpool berhasil membuka Liga Inggris musim 2015/2016 dengan kemenangan. Satu gol yang dicetak oleh Philippe Coutinho di menit 85 membuka Liverpool membawa pulang 3 poin dari Britannia Stadium. Selain 3 poin, kemenangan ini juga sekaligus menghapus kenangan buruk Liverpool di stadion yang sama, saat mereka harus takluk 1-6 dari Stoke City pada pertandingan terakhir musim lalu.

Coutinho bisa dikatakan menjadi pahlawan Liverpool pada pertandingan tadi malam. Liverpool yang masih melakukan bongkar pasang pada barisan penyerang, masih kesulitan untuk menemukan pola yang terbaik bagi serangan mereka. Hadirnya Benteke membuat Rodgers mulai mempertimbangkan permainan bola-bola panjang langsung ke depan sebagai alternatif permainan ball possession yang selama ini ia terapkan.

Namun hal ini tidak membuat permainan Coutinho terhambat. Pemain berusia 23 tahun ini tetap mampu menjadi motor serangan Liverpool. Coutinho tetap bisa menunjukan kemampuan menggiring bolanya yang selalu bisa mengobrak-abrik pertahanan lawan. Umpan-umpan terobosannya yang mematikan pun beberapa kali hampir menciptakan peluang bagi Liverpool. Tercatat 7 dribbling berhasil serta 2 umpan terobosa Coutinho berhasil dilakukan pada pertandingan semalam.

Di antara semua aksi Coutinho, yang paling diingat tentu saja tendangan keras jarak jauhnya yang berbuah satu-satunya gol pada pertandingan tersebut. Tendangan spektakuler tersebut bukan sekedar membawa Liverpool meraih 3 angka, namun juga seolah-olah Coutinho menunjukan kepada dunia bahwa kini, ia telah memiliki tendangan mematikan yang patut diwaspadai. Pasalnya, gol semacam itu bukan pertama kali dilakukan Coutinho. Musim lalu, ia pernah melakukan gol serupa 3 kali saat bertanding melawan Southampton, Bolton, dan Manchester City.

Polanya pun hampir serupa, ia melakukan penetrasi dari sisi kiri ke tengah, menempatkan bola untuk kaki kanannya, dan melepaskan bola ke pojok kanan atas gawang. Dan kiper pun tidak bisa berbuat banyak mengingat kerasnya tendangan dan arah yang sangat sulit dijangkau.

Dengan dicetaknya gol di Brittania Stadium tersebut, Coutinho seperti menunjukan bahwa ia sudah berhasil meng-uprgrade kemampuannya. Kini, ia tidak lagi sekedar memiliki kualitas menggiring bola dan operan yang maut. Namun ia sudah memiliki kapabilitas untuk melepaskan tendangan jarak jauh. Maka pembuat game-game sepakbola seperti EA Sports (FIFA), Sports Interactive (Football Manager), Konami (PES), dan yang lainnya, harus segera merevisi skill Coutinho, dan menambahkan kemampuan ‘long shooter’ ke dalam salah satu skill yang dikuasai Coutinho.

Namun siapa sangka, pada awal kedatangannya ke Liverpool, Coutinho sempat mendapatkan kritik keras dalam kemampuannya mencetak gol. Pada Desember 2013, ketika itu Liverpool harus menelan kekalahan atas Manchester City di Ettihad Stadium. Dalam pertandingan tersebut, Coutinho menyia-nyiakan dua kesempatan emas yang seharusnya bisa menjadi gol bagi Liverpool. Tendangannya dalam dua kesempatan tersebut terlalu lemah sehingga mudah diantisipasi oleh kiper City, Joe Hart.

Pada saat itu, Coutinho dianggap pemain yang tidak efektif. Semua orang mengakui soal kemampuannya menggiring bola dan melepaskan umpan. Semua tim akan mewaspadai dua kemampuan andalannya ini. Namun tidak ada tim yang terlalu khawatir ketika Coutinho memiliki kesempatan mencetak gol.

Coutinho dikatakan jarang mengambil inisiatif melepaskan tembakan ketika mendapatkan ruang. Ia lebih senang menggiringnya dan mencari kawan yang bisa diberikan operan. Dengan begitu, mudah saja bagi lawan. Mereka tidak perlu terlalu ketat menjaga Coutinho, cukup jaga pemain lain yang mungkin diberikan operan oleh Coutinho, atau ruang di depan gawang yang bisa menjadi tujuan Coutinho menggiring bola. Sebagai playmaker yang memainkan bola dari tengah, Coutinho sama sekali tidak berbahaya bagi gawang lawan.

Namun hal ini tidak membuat Coutinho menyerah. Ia menyadari satu kekurangan darinya. Sejak itu, ia pun mulai melatih kemampuannya untuk melepaskan tendangan ke gawang dengan akurat. Coutinho mengatakan bahkan ia rela mengambil porsi latihan lebih banyak, untuk bisa berlatih menembak bola. “Saat latihan, aku bekerja bersama para pelatih untuk meningkatkan kemampuanku menyelesaikan peluang,” katanya. “Kapanpun, jika dimungkinkan, aku selalu mencoba mengambil jadwal latihan lebih, untuk meningkatkan kemampuanku menembak bola,” tambah pemain kelahiran Rio de Janeiro ini.

Mengevaluasi semua penampilannya melalui video rekaman juga merupakan salah satu metode latihan yang ia lakukan. Pertandingan demi pertandingan ia saksikan untuk melihat kekurangan masih ia miliki. Dengan melihat hasil rekaman video, ia mencoba mencari solusi untuk menghilangkan kekurangan miliknya tersebut.

“Terkadang aku menyaksikan video permainanku untuk melihat sebaik apa aku bermain dan bagian mana yang harus aku kembangkan,” kata Coutinho.

Dan hasilnya, seperti yang kita lihat tadi malam. Coutinho bukan lagi pemain yang menyia-nyiakan kesempatan saat mendapatkan ruang tembak. Setelah di babak pertama usaha Coutinho harus mental oleh blok pemain bertahan Stoke, di babak kedua ia berhasil melepaskan tendangan maut andalannya untuk menaklukan kiper Stoke, Jack Butland.

Brendan Rodgers pun telah mengakui kemampuan sang pemain sejak musim lalu. Rodgers mengatakan bahwa kini Coutinho telah memiliki kemampuan menendang bola layaknya pemain-pemain Brasil lainnya. “Ia telah berhasil meningkatkan kualitasnya dengan kemampuan yang ia miliki,” kata Rodgers. “Ia sekarang memiliki kepabilitas untuk menendang layaknya seorang Brasil,” tambahnya.

Coutinho kini sudah memiliki kualitas sebagai penendang jarak jauh yang berbahaya. Dengan begitu, kualitasnya sebagai seorang playmaker pun semakin lengkap. Ia bisa menembus pertahanan lawan dengan dribling, bisa melepaskan umpan terobosan berbahaya, juga bisa melepaskan tendangan jarak jauh. Setiap lawan Liverpool tidak lagi bisa membiarkan Coutinho mendapatkan ruang. Karena memberikan ruang kepada Coutinho akan berujung pada tendangan keras yang sangat mungkin berbuah gol.

Komentar