Hendak ke Mana, Klopp?

Cerita

by Redaksi 43

Redaksi 43

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Hendak ke Mana, Klopp?

Kisah yang dimulai tujuh tahun lalu akan berakhir seiring dengan berakhirnya musim ini. Jürgen Klopp telah memutuskan untuk menyudahi kontraknya bersama Borussia Dortmund. Ia merasa dirinya sudah bukan lagi pelatih kepala terbaik untuk die Schwarzgelben, julukan Dortmund.

“Saya percaya bahwa keputusan ini sepenuhnya benar,” ujar Klopp saat mengumumkan pengunduran dirinya. “Kesebelasan ini pantas dilatih oleh seseorang yang 100 persen tepat untuk pekerjaan ini, dan sebuah keputusan harus diambil. Pagi ini saya membaca bahwa saya mundur karena lelah. Ini tidak benar. Saya tidak lelah dan tidak berencana untuk cuti panjang, dan saya juga belum menjalin kesepakatan dengan kesebelasan manapun.”

Tidak berencana cuti panjang berarti Klopp akan kembali ke dunia kepelatihan dalam waktu dekat. Belum menjalin kesepakatan dengan kesebelasan manapun berarti Klopp akan, dalam waktu dekat, melatih kesebelasan baru. Pertanyaannya adalah: kesebelasan mana?

Inggris sangat mungkin menjadi tujuan Klopp. Dengan nama besar yang ia miliki, Klopp pantas melatih kesebelasan besar. Mengingat Louis van Gaal dan José Mourinho tampak tak mungkin disingkirkan, pilihan mengerucut menjadi tiga: Manchester City, Arsenal, dan Liverpool.

Manchester City

Setelah tersingkir dari Champions League, beban pekerjaan City berkurang sehingga mereka seharusnya dapat berkonsentrasi mengejar Chelsea. Tapi faktanya, City malah tercecer dari perburuan gelar juara. Perlahan-lahan City terus mengalami penurunan posisi. Bukan tak mungkin Manuel Pellegrini harus rela kehilangan pekerjaannya karena kondisi ini. Bukan tak mungkin pula Pellegrini menyerahkan posisinya kepada sosok yang menyingkirkan dirinya dan Málaga pada perempat final Champions League 2012/13.

City sangat mungkin mendepak Pellegrini untuk memberi tempat kepada Klopp. Walau demikian, City tampaknya bukanlah kesebelasan yang tepat untuk Klopp. Jika saja City belum berubah menjadi kesebelasan kaya raya berisi para pemain bergaji tinggi, City mungkin sangat cocok untuk Klopp.

Dengan status bintang dan gaji besar yang mereka miliki, para pemain City sangat mungkin enggan menjalankan instruksi Klopp yang terdiri dari banyak aktivitas berlari dan sangat menguras energi. Klopp dapat menjalankan tugasnya dengan baik di Dortmund karena pemain-pemain yang ia miliki berusia muda dan menaruh rasa hormat yang besar kepadanya.

Arsenal

Sudah bukan rahasia lagi jika para pendukung Arsenal kini terbagi ke dalam dua kelompok besar: pro Wenger dan kontra Wenger. Kedatangan Klopp untuk mengisi posisi manajer di Arsenal, yang diiringi dengan naiknya Arsène Wenger ke posisi direktur olahraga, bisa menjadi pemecahan yang membuat kedua kelompok pendukung merasa menang.

Jika opsi tersebut dipilih, ini bisa menjadi hal yang baik bagi Arsenal; Wenger dapat dengan leluasa bermain-main di pasar dan pengembangan pemain tanpa harus dibebani kewajiban melatih dan mempersiapkan taktik, sementara Klopp berkonsentrasi terhadap hal-hal yang berhubungan dengan latihan dan pertandingan.

Tapi bagaimanapun, menggeser Wenger ke posisi direktur olahraga demi memberi tempat untuk Klopp bukanlah langkah yang sederhana dan tidak dapat begitu saja dilakukan. Tapi di sisi lain, menunjuk Klopp sebagai manajer Arsenal akan membawa perubahan besar yang belum tentu dapat diterima oleh para pemain Arsenal.

“Wenger suka menguasai bola, memainkannya, mengumpannya,” ujar Klopp. “Permainan Arsenal seperti sebuah orkestra. Namun itu adalah sebuah lagu yang sunyi. Saya suka heavy metal.” Pernyataan ini sedikit banyak menunjukkan bahwa ia tak begitu tertarik untuk melatih Arsenal.

Liverpool

Musim lalu, hanya satu kejadian yang tak terduga saja yang memisahkan Liverpool dan Brendan Rodgers dari gelar juara Premier League untuk keduanya. Tapi musim ini tamp menunjukkan bahwa Rodgers bukanlah orang yang tepat bagi Liverpool untuk meraih titel juara, terutama setelah ia menyebut Champions League sebagai gangguan terhadap persiapan-persiapan yang harus dilakukan Liverpool untuk menyambut setiap pertandingan Premier League.

Rodgers merasa bahwa Champions League, kejuaraan yang membuat Liverpool berdiri lebih tinggi dari kesebelasan-kesebelasan Inggris lainnya, sebagai sebuah gangguan. Alasan inilah yang membuat Klopp pantas menjabat posisi manajer Liverpool. Ia terbukti mampu membawa Dortmund mengakhiri musim di dua besar Bundesliga sembari tetap tampil gemilang di kompetisi Eropa.

Ditambah lagi, Liverpool memiliki banyak pemain muda yang semangat bermain sepakbolanya belum rusak karena status bintang dan gaji besar (bukan kau, Sterling!) sehingga Klopp memiliki apa yang ia butuhkan untuk mencapai kesuksesan. Selama, tentu saja, manajemen Liverpool rela mendepak Rodgers demi Klopp.

Komentar