Kiper Itu Dilahirkan Bukan Diciptakan

Cerita

by Redaksi 46

Redaksi 46

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Kiper Itu Dilahirkan Bukan Diciptakan

A good goalkeepers, like poets, are born, not made.

Leigh Roose dalam In The Book of Football yang diterbitkan pada 1906, menuliskan bahwa penjaga gawang adalah tentang kesempurnaan, seperti  sifat dasar dalam seni.

Kiper akan selalu menjadi sosok yang paling disorot saat sebuah kesebelasan kebobolan, meskipun itu bukan sepenuhnya kesalahannya. Tekanan yang ada di pundaknya jauh lebih besar ketimbang 10 pemain lainnya di atas lapangan.

Sejak masa aturan sepakbola baru tegas ditetapkan, kiper adalah posisi yang istimewa. Ia dianggap spesial karena satu-satunya di atas lapangan yang melanggar prinsip sepakbola itu sendiri: diperkenankan menggunakan tangan.

Bagi Roose, kesuksesan di atas lapangan adalah kombinasi kerjasama 10+1. 10 pemain di atas lapangan bekerjasama agar mereka bisa mencetak gol dan tidak kebobolan. Di sisi lain, kiper seperti bekerja sendirian.

“Dia harus bisa mengisi posisi yang secara prinsip dipaksakan bahwa ‘bagus bagi seseorang untuk sendirian’, sebuah posisi yang jelas-jelas pribadi dalam karakter yang inividualistis,” kata Roose.

Kiper adalah posisi yang paling berat karena memiliki tanggung jawab yang besar. Kesalahan pemain lain barangkali akan mudah dimaafkan. Namun, kesalahan sedikit saja pada kiper akan digolongkan pada dosa yang teramat besar. Satu kesalahan yang ia buat bernilai sama dengan semua kesalahan rekan setimnya jika digabungkan.

“Seorang kiper, kecuali dia berharap untuk murni meniru, seperti ulat sutera yang memproduksi material dari dirinya sendiri,” tulis Roose.

Sejumlah pelatih menilai kiper dari selera. Terutama kiper kesebelasan nasional. Ini juga yang dilakukan oleh Juergen Klinsmann yang tidak memanggil kiper botak ke kesebelasan negara Amerika Serikat.

John Cameroon, bekas pemain Queens Park, Everton, dan manajer Tottenham Hotspur, menuliskan ciri-ciri ideal dari seorang kiper. “Idealnya, posisi tersebut diisi oleh orang setinggi enam kaki dengan berat 13 stone, dengan mata setajam elang,” tulis Cameroon dalam buku yang ia terbitkan pada 1908, Association Football and How to Play It.

Kiper adalah seseorang yang pemberani. Ia harus menggunakan segala cara dengan menggunakan seluruh tubuhnya, untuk menghalau bola agar tidak masuk ke dalam gawang. Mulai dari merelakan wajahnya dihantam bola, hingga menjatuhkan diri demi menyergap bola di kaki lawan yang ada di dalam kotak penalti.

“Dia juga harus saling mengerti dengan bek, dan mereka (bek) harus percaya secara penuh yang membuat tanggung jawabnya lebih besar,” tulis Cameroon.

Soal latihan, kiper idealnya mendapat banyak latihan sprint pendek secara berulang-ulang. Ini penting karena kiper akan sering berhadapan dengan penyerang yang menerobos ke kotak penalti. Selain sprint, penting bagi kiper untuk menguasai teknik memukul bola dengan timing yang tepat. Kiper juga harus bisa mengomandoi rekan-rekannya.

Salah satu yang disoroti Cameroon adalah buruknya akurasi kiper saat mengumpan. Apalagi jika yang dihadapi adalah bola backpass dari bek yang terburu-buru karena tekanan lawan. “Aku sering melihat gol dicetak dengan mudah karena pengembalian yang buruk dari kiper,” tulis Cameroon.

Kala itu, hampir semua kesebelasan di Inggris memiliki kiper-kiper hebat. Beberapa di antaranya telah memperkuat kesebelasan negara Inggris di level internasional. Dari pengamatan Cameroon, kesamaan yang dimiliki para kiper tersebut adalah kemampuan mereka membaca bola dan memiliki timing yang tepat saat kapan harus menjangkau bola umpan silang, atau “menghajar” penyerang lawan yang masuk kotak penalti.

Salah satu alasan pelatih memilih kiper adalah soal kondisi ketahanan tubuh dan fisiknya.

Secara aturan, kiper juga dispesialkan. Ia memiliki keuntungan saat duel udara dengan lawan. Wasit akan memberikan pelanggaran jika pergerakan kiper dihalang-halangi oleh lawan.

“Kini dia terlindungi dari beragam cara, dan dia tidak bisa dituntut kecuali dalam kontak yang sebenarnya dengan bola. Ini peraturan yang bagus, dan telah memberikan keuntungan besar bagi pertandingan,” tutup Cameroon.

Pelatih kesebelasan negara India U-23, Tanumoy Basu, menyatakan dengan tegas bahwa kiper itu dilahirkan, bukan diciptakan. “Anda bisa selalu memoles kiper, melatihnya pada sejumlah aspek yang lebih baik. Anda bisa fokus pada reaksi, kebugaran, meningkatkan refleks tapi sejauh antisipasi dan kecepatan, aku merasa kiper merupakan keturunan dari gen mereka,” kata Basu.

Sementara Buffon menyarankan untuk tidak menjadi kiper.

Baca juga: kiper-kiper yang mencetak gol

Sumber gambar: talksport.com

Komentar