Kisah Lama Stadion di Italia yang Menimpa Genoa

Cerita

by Redaksi 41

Redaksi 41

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Kisah Lama Stadion di Italia yang Menimpa Genoa

Genoa tidak mendapatkan lisensi untuk tampil di Europa League. Tentu saja hal ini akan menjadi kisah yang memilukan. Hasil kerja keras Gian Piero Gasperini dan anak asuhnya tentu akan terlihat sia-sia. Untuk kesebelasan seperti Genoa, tampil di kancah Eropa tentu menjadi hal yang membanggakan. Pasalnya kesebelasan yang memiliki sembilan gelar scudetto ini sudah lama tidak merasakan atmosfer kompetisi Eropa.

Gasperini pun mengatakan jika hasilnya di Genoa merupakan perkembangan yang sangat memuaskan selama dalam karirnya. Seluruh pemain sangat percaya jika mereka akan tampil di Eropa. Namun jika mereka gagal setelah tidak mendapatkan rekomendasi dari FIGC, tentu itu menjadi ketidakadilan menurut Gasperini.

Alasan FIGC tidak memberikan lisensi UEFA kepada Genoa disebabkan permasalahan Stadion Luigi Ferraris yang dinilai masih kurang layak dan ada dokumen yang tak bisa dilengkapi Genoa. Sedangkan Sampdoria yang sebenarnya juga menggunakan stadion yang sama telah menemukan solusi dengan menggunakan Stadion Mapei di Sassuolo. Menurut FIGC, Stadion Luigi Ferraris membutuhkan pembangunan ulang untuk memenuhi standar UEFA.

Permasalahan stadon di Italia telah menjadi permasalahan klasik. Stadion yang kini banyak digunakan kesebelasan-kesebelasan di Liga Italia adalah peninggalan era Perang Dunia II. Italia memang sempat memperbarui stadion Jelang Piala Dunia 1990. Namun, tidak ada penambahan maupun perbaikan secara signifikan hingga saat ini.

Pada akhir musim 2012/2013, Napoli juga pernah mengalami permasalahan mengenai kelayakan Stadion San Paolo. Permasalahan tersebut nyaris mengancam Napoli yang berhak berlaga di Liga Champions karena menduduki posisi kedua Serie A. Kala itu Napoli menyanggupi untuk memberi kepastian menyelesaikan renovasi stadion untuk mendapatkan lisensi UEFA bagi stadion mereka.

Salah satu kendala utama merenovasi stadion adalah faktor mayoritas kesebelasan di Italia tak punya stadion, sebab stadion kebanyakan berstatus milik pemerintah. Belum lagi faktor hambatan perizinan andai ingin melakukan renovasi. Pengecualian, tentu saja, berlaku untuk Juventus yang berani berinvestasi membangun stadion sendiri.

Perjuangan untuk memiliki stadion pun akhirnya menjadi sangat sulit karena faktor perizinan itu. Presiden Napoli, Auerlio De Lurentis, pernah mengancam untuk memindahkan kesebelasannya jauh dari kota jika rencana untuk membuat stadion mendapatkan hambatan.

2160_stadio-di-genova-(5)
Sumber gambar gammaverde.it

Namun, gagalnya kesebelasan Italia untuk mendapatkan lisensi UEFA tidak saja terjadi pada Genoa. Musim lalu hal serupa juga pernah dialami AC Parma. Kesebelasan ini saat itu menyelesaikan kompetisi di peringkat keenam pada musim 2013/2014. Namun, mereka tidak bisa bermain di Europa League karena masalah pajak yang belum dibayar. Belakangan justru terungkap klub ini punya masalah dalam keuangan hingga dinyatakan bangkrut.

Hingga kini Genoa belum juga mau menyerah. Genoa mengajukan banding ke Komite Olimpiade Italia (CONI) karena mereka tidak mendapatkan lisensi UEFA akibat tidak diberikannya rekomendasi dari FIGC.  Cara ini akan menjadi opsi terakhir Genoa untuk memperjuangkan nasibnya andai dapat finis di peringkat  keenam pada akhir musim. Namun, jika hal tersebut tetap tidak berhasil, tentu saja Genoa dan Sampdoria harus merenovasi Luigi Ferraris selaku pengguna stadion.

Apalagi pemerintah Italia telah merevisi regulasi baru terkait stadion di Italia tahun 2013. Revisi yang mengacu pada aturan baru tersebut akan cukup meringankan dengan memiliki tiga prinsip, yang pertama kemungkinan untuk membangun venue olahraga meski menggunakan dana pribadi, yang kedua memangkas alur birokrasi yang memperlambat operasional dan ketiga adalah terbukanya kemungkina membangun struktur yang baru dan mengadakan aktivitas komersial di dalam venue tersebut.

Dan dengan di revisinya regulasi baru tersebut, sudah seharusnya seluruh kesebelasan Italia bergerak cepat melakukan pembenahan stadion yang sesuai dengan regulasi Serie A maupun UEFA. Jika tidak, kisah seperti ini akan terus terulang dan terulang lagi.

Baca juga: Agar Terus Hidup, Stadion Jangan Hanya untuk Olahraga 

Cerita Toilet-toilet di Stadion 

Komentar