Mungkinkah Ada Efek Bielsa Jenis Baru?

Cerita

by Redaksi 43

Redaksi 43

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Mungkinkah Ada Efek Bielsa Jenis Baru?

Bulan Februari lalu, tepatnya pada tanggal 27, Olympique de Marseille menderita kekalahan mengejutkan ketika menjamu Stade Malherbe Caen. Kemenangan Caen di Stadé Velodrome tak hanya menyudahi rangkaian dua belas pertandingan kandang tanpa kekalahan; kemenangan Caen juga menjadi penanda Efek Bielsa.

Efek Bielsa adalah efek samping keberadaan Marcelo Bielsa selaku manajer atau pelatih kepala di sebuah kesebelasan. Gejala Efek Bielsa berupa penurunan performa yang diakibatkan penumpukan rasa lelah. Efek ini pernah menjangkit semua kesebelasan yang ditangani Bielsa, termasuk Athletic Bilbao dan tim nasional Argentina. Normalnya, Efek Bielsa baru terasa di tahun kedua. Tidak begitu adanya di Marseille.

Bielsa, yang ditunjuk menjadi juru strategi Marseille pada Mei tahun lalu, mulai bekerja begitu musim 2013/14 berakhir. Dalam dua pertandingan pertamanya di Ligue 1, Bielsa hanya berhasil mempersembahkan satu angka. Dalam delapan pertandingan setelahnya, Marseille menggila dengan mencatatkan delapan kemenangan beruntun. Termasuk di antara kedelapan kemenangan tersebut adalah empat gol tanpa balas saat menjamu OGC Nice dan lima gol berbalas nol saat bertandang ke Stade de Reims. Marseille mendapatkan apa yang mereka inginkan dari Bielsa.

Memasuki pekan kesebelas, Marseille mulai akrab dengan kegagalan. Sejak saat itu hingga putaran pertama berakhir, Marseille menderita tiga kekalahan dari pertandingan melawan Olympique Lyonnais, Paris saint-Germain, dan AS Monaco serta satu hasil imbang dari pertandingan melawan FC Lorient; keempatnya adalah pertandingan tandang. Di Stadé Velodrome, Marseille terus mengantungi kemenangan. Posisi puncak yang menjadi milik mereka sejak pekan keenam pun tetap mereka genggam.

Catatan buruk pertandingan tandang berlanjut di putaran kedua. Dalam dua pertandingan pertama mereka selepas jeda, Marseille kalah dari Montpellier HSC dan Nice dengan skor sama, 1-2. Dua pertandingan tandang setelahnya, Marseille bermain imbang 1-1 melawan Stade Rennais dan 2-2 melawan AS Saint-Étienne. Di antara keempat pertandingan tandang ini Marseille menjalani tiga pertandingan kandang dan berhasil mengumpulkan tujuh angka. Setelahnya Marseille berhadapan dengan Caen dalam sebuah pertandingan yang membuka mata.

Melawan Caen yang sedang meroket, Marseille unggul dua gol hingga satu jam walau gagal mengeksekusi penalti di menit ketiga. Pada menit ke-67, Caen memangkas defisi. Tiga menit setelahnya, Caen menyamakan kedudukan. Tiga menit menjelang berakhirnya waktu normal, Caen berbalik unggul dan mengunci kemenangan. Dapat dipastikan bahwa Efek Bielsa telah benar-benar menjangkit Marseille.

Gejala awal sebenarnya telah terasa sejak pekan kesebelas, sejak Marseille mulai gagal meraih kemenangan tandang dari pertandingan yang dengan sendirinya sudah menguras tenaga. Kekalahan kandang dari Caen mempertegas semuanya.

Permainan menekan dan menyerang yang diperagakan Bielsa menguras begitu banyak tenaga sehingga Efek Bielsa menjadi sesuatu yang tak bisa dihindari. Bukan tanpa alasan Marseille menderita efek ini jauh lebih cepat ketimbang kesebelasan-kesebelasan lain yang pernah ditangani Bielsa. Kedalaman skuat yang ada di Marseille tidak cukup dalam untuk Bielsa. Sosok berjuluk Si Gila tersebut tidak bisa melakukan rotasi sesuka hati untuk memberi banyak waktu istirahat kepada para pemainnya.

Mengenai kedalaman squad ini, para pendukung Marseille boleh menyalahkan Vincent Labrune. Sang presiden kesebelasan berjanji mendatangkan dua belas pemain yang diminta Bielsa, namun tak satupun ia datangkan. Lebih parah lagi, Morgan Amalfitano yang dibutuhkan Bielsa malah dilepas ke West Ham United. Bielsa praktis hanya memiliki tujuh belas outfield player utama dan para pemain pelapis yang hanya ia mainkan jika kondisi benar-benar memaksa.

Selain Labrune, Bielsa juga sebenarnya bisa disalahkan. Sifat keras kepalanya keterlaluan. Bielsa sadar bahwa dirinya memiliki pilihan terbatas, namun tetap enggan memainkan pemain yang tidak ia inginkan. Matheus Dória Macedo, pemain muda yang banyak mendapat pujian dari seluruh dunia, akhirnya dipinjamkan ke São Paulo hingga akhir musim.

Sebagai catatan, selepas pertandingan Caen, Marseille menjalani dua pertandingan tandang dan mencetak sepuluh gol dalam kemenangan 6-1 di pertandingan melawan Toulouse dan 4-0 melawan RC Lens. Mungkinkah Bielsa telah menemukan antidot untuk efek yang ia hadirkan sendiri? Atau, mengingat di antara kedua pertandingan tersebut Marseille hanya mampu bermain imbang saat menjamu Lyon, telah muncul Efek Bielsa jenis baru: sulit menang melawan kesebelasan besar? Jawabannya akan tersaji dini hari nanti, saat Marseille menjamu PSG dalam pertandingan akbar bernama Le Classique.

Komentar