Zlatan XI: Ketika 'The God' Ibra Memilih Tim Impiannya

Cerita

by Ardy Nurhadi Shufi

Ardy Nurhadi Shufi

Juru Taktik Amatir
ardynshufi@gmail.com

Zlatan XI: Ketika 'The God' Ibra Memilih Tim Impiannya

Zlatan Ibrahimovic adalah pemain hebat, semua orang tak memungkirinya. Dan sebagai pemain hebat, ia pun tentunya bermain di klub hebat. Bermain di Malmo sebagai awal perjalanan karirnya, Ibra kemudian bergabung bersama Ajax Amsterdam, Juventus, Inter Milan, Barcelona, AC Milan, hingga akhirnya menjadi kapten di Paris Saint-Germain.

Dengan berbagai klub hebat yang pernah ia bela, ia pun menentukan 10 pemain yang pernah bermain bersamanya untuk masuk dalam Zlatan XI, tim impian Ibrahimovic. Pada sebuah video yang diunggah akun YouTube Paris Saint-Germain, Ibra menyebutkan kesepuluh nama pemain beserta satu kata yang menggambarkan mereka di mata Ibra (pada akhir video, Ibra menjuluki dirinya sendiri sebagai ‘The God’).

Rasanya akan bingung ketika Ibra memilih tim impian yang pemainnya diisi oleh pemain-pemain yang pernah/sedang menjadi rekan setimnya. Hal ini mengingat Ibra pernah bermain dengan banyak legenda sepakbola. Saking banyaknya, ia tak memasukkan nama-nama seperti Thierry Henry, Alessandro Del Piero, hingga Javier Zanetti.

Lantas siapa sajakah mereka yang terpilih? Berikut tim impian pilihan Zlatan:

Penjaga Gawang: Gianluigi Buffon

Zlatan memilih Buffon yang mengisi posisi penjaga gawang tim impiannya. Keduanya pernah bermain bersama saat Zlatan membela Juventus selama dua musim pada 2004 hingga 2006. Tak heran memang, karena Buffon merupakan salah satu kiper terbaik dunia, di mana ia pun menjadi kiper termahal dunia saat ditransfer dari Parma pada 2001.

Kiper yang kini berusia 36 tahun tersebut dirasa Ibra lebih baik dari Victor Valdes, Francesco Toldo, Christian Abbiati, dan Salvatore Sirigu, kiper-kiper yang juga pernah bermain bersama Ibra. Ibra sendiri menjuluki Buffon sebagai ‘The Wall’.

Bek Kanan: Lilian Thuram

Posisi berikutnya dihuni oleh bek asal Prancis, Lilian Thuram. Mantan rekannya di Juventus ini merupakan salah satu legenda Prancis, di mana ia telah menorehkan 142 caps bersama timnas. Thuram pun merupakan salah satu pemain yang mengantarkan Prancis menjadi juara dunia pada 1998. Ketangguhan dan kegarangan Thuram menjaga lini pertahanan membuat Ibra menjulukinya sebagai ‘The Animal’.

Bek Tengah: Thiago Silva

Bek tengah pertama yang dipilih Ibra adalah kapten tim nasional Brasil pada Piala Dunia 2014, Thiago Silva. Ibra dan Silva bermain bersama sejak keduanya bermain untuk AC Milan hingga saat ini menjadi kekuatan utama Paris Saint-Germain.

‘Complete’, kata itulah yang Ibra berikan pada rekan dekatnya ini. Entah apa yang dimaksu Ibra, yang jelas, keduanya berhasil membuat AC Milan mengangkat trofi Serie A pada musim 2010/2011. Keduanya pun sudah menghadiah PSG dengan dua trofi Ligue 1.

Bek Tengah: Fabio Cannavaro

Legenda lain yang pernah bermain bersama Ibra, Fabio Cannavaro. Canna merupakan kapten Juventus saat keduanya bermain bersama. Ketangguhannya di lini pertahanan tak perlu diragukan lagi. Kala bermain bersama (2004-2006), ‘The Pitbull’ menyabet gelar pemain terbaik Serie A, Pemain Italia terbaik Serie A, Bek terbaik Serie A, Ballon d’Or, serta penghargaan-penghargaan individu lainnya berkat penampilan gemilangnya pada Piala Dunia 2006.

Saat bermain bersama Ibra, Cannavaro memang sedang menapaki puncak karirnya, selain berhasil mengantarkan Juve meraih scudetto (yang kemudian dicabut karena Calciopoli), bek yang kini melatih klub Cina ini menjadi kapten Italia yang menjuarai Piala Dunia 2006.

Bek Kiri: Sherrer Maxwell

Ketika posisi bek kanan Ibra memilih Thuram, saya sempat berpikir Ibra akan menempatkan legenda Inter Milan, Javier Zanetti, pada posisi bek kiri. Namun nyatanya, Maxwell, rekan setim Ibra saat di Barcelona dan kini di PSG, lebih dipilih ketimbang Zanetti.

Pada video tersebut, Ibra mengatakan bahwa Maxwell merupakan pemain yang elegan.

Sayap Kanan: Andres Iniesta

Magic! Satu kata itulah yang Ibra pilih untuk Andres Iniesta untuk menghuni sayap kanan tim impiannya. Ketika bersama bola, Iniesta memang seolah memiliki sihir karena kemampuan penguasaan bola, akurasi umpan, dan kemampuan dribbling-nya di atas rata-rata.

Iniesta jelas masuk dalam tim impian Ibra meski saat di Barcelona Ibra jarang tampil (sering turun dari bangku cadangan meski bermain sebanyak 29 kali dalam satu musim). Tapi tentu saja tak mungkin ia melupakan mantan rekan setimnya yang merupakan seorang peraih juara dunia bersama Spanyol.

Gelandang Tengah: Patrick Vieira

Ibra berpartner dengan Patrick Vieira cukup lama. Menjadi rekan setim di Juventus selama satu musim, keduanya pun hijrah ke Inter Milan pasca meninggalkan Juve yang terdegradasi karena kasus calciopoli. Dari kebersamaannya ini, hal yang tak bisa dilupakan Ibra adalah kepemimpinan seorang Vieira.

Ibra memang tak berlebihan menjuluki Vieira sebagai ‘The Leader’. Karena selama karirnya, ban kapten selalu menghiasi lengannya. Di Cannes, ia sudah menjadi kapten sejak berusia 19 tahun. Saat Tony Adams pensiun pada 2002 pun Vieira langsung menjabat jadi kapten Arsenal. Pun begitu ketika Zinedine Zidane tak bisa membela timnas Prancis karena suspensi, Vieira-lah yang akan menjadi kapten timnas Prancis.

Gelandang Tengah: Xavi Hernandez

Jika Ibra bermain bersama Iniesta di Barcelona, sudah barang tentu ia pun akan bermain bersama Xavi Hernandez. Iniesta dan Xavi adalah sosok sentral bagi Barcelona dan Spanyol dalam meraih banyak trofi satu dekade terakhir.

Baik di Barcelona atau pun timnas Spanyol, Xavi adalah seorang metronom atau pengatur tempo permainan. Jumlah umpan yang ia torehkan dalam satu laga sering menjadi yang terbanyak dan terakurat sepanjang karirnya. Ibra sendiri menjuluki Xavi sebagai pemain yang sempurna.

Sayap Kiri: Pavel Nedved

Saat bermain di Juventus, Ibra memang bermain dengan banyak legenda. Setelah Buffon, Thuram, Cannavaro, dan Vieira, Ibra pun memasukkan satu legenda lain yang merupakan mantan rekannya ketika bermain bersama ‘Si Nyonya Tua’, dan ia adalah gelandang asal Rep. Ceko, Pavel Nedved.

Nedved yang gantung sepatu pada 2009 terkenal dengan permainannya yang bertenaga, memiliki lari cepat, dan staminanya yang tak menurun pada 90 menit. Pemain yang Ibra sebut sebagai ‘The Machine’ ini pun merupakan peraih gelar Ballon d’Or pada tahun 2003.

Penyerang: Lionel Messi

Meski Messi merupakan pemain yang membuat Ibra selalu duduk dibangku cadangan saat di Barcelona, Ibra tetap mengakui bahwa Messi adalah pemain yang hebat. Ibra sendiri menyukai gaya bermainnya yang sangat handal dalam mengecoh lawan sehingga Ibra menyebutnya sebagai pemain yang jenius.

Kemampuan dan prestasi Messi memang tak perlu diragukan lagi. Trofi dan penghargaan-penghargaan individu telah banyak diraih oleh pemain yang kini berusia 27 tahun tersebut. Bahkan belum lama ini, Messi berhasil menjadi pencetak gol terbanyak sepanjang sejarah La Liga dan Liga Champions.

B3YB6aoIgAA8wxv

foto: youtube.com

Komentar