Pada musim 2001/2002. Atas kekalahan Inter di kandang Lazio pada 5 Mei 2002, akhirnya Juve berhasil menempelkan emblem perisai di jersey mereka.
Pada 30 Maret 2002, Inter sebenarnya sudah unggul 6 angka atas Juve yang berada di posisi ke-2. Akan tetapi, lantaran kalah dari Atlanta dan hanya mampu bermain imbang dengan Chievo, di pekan terakhir selisih angka Inter dengan Juve hanya terpaut satu angka.
Di posisi ketiga ada klub asal ibukota, AS Roma. Mereka diam-diam menguntit keduanya. Pada pekan ke-33, I Lupi berhasil memangkas jarak dengan dua kandidat juara itu. Mereka hanya terpaut 2 angka dari Inter.
Ya, setelah memainkan 33 laga, Inter memimpin klasemen dengan 69 poin, disusul Juventus dengan 68 poin, dan Roma di posisi ketiga dengan 67 angka. Praktis, secara matematis ketiga tim tersebut punya peluang untuk menjadi juara. Siapapun yang terpeleset di matchday terakhir, sudah pasti tergelincir.
Di penghujung liga tersebut, ketiga kandidat juara harus melakoni partai tandang. Juve ke stadion Friulli, kandang Udinese. Roma bertandang ke Turin, untuk menghadapi Torino. Sedangkan Inter, bertandang ke stadion Olimpico, berhadapan dengan Lazio.
Di hari itu Juve berhasil menang 2-0 atas tim tuan rumah, Roma juga menang tipis, 1-0, atas Torino. Namun Inter justru mendapat celaka. Anak asuh Hector Cuper takhluk 4-2 atas tim tuan rumah. Sebuah hasil yang menguntungkan untuk tim Hitam-Putih.
Dengan hasil tersebut Juve-lah yang keluar sebagai jawara Negeri Pizza musim 2001/2002. Scudetto ke-26 si Nyonya Tua.
(mul)
Komentar