Menimbang Nasib Rafael da Silva

PanditSharing

by Pandit Sharing

Pandit Sharing

Ingin menulis di PanditFootball.com? Kirimkan ke sharingpandit@gmail.com

1. Lengkapi dengan biodata singkat dan akun Twitter di bawah tulisan
2. Minimal 900 kata, ditulis pada file Ms. Word
3. Tulisan belum pernah dipublikasikan di media apapun (blog, website, forum, dll)
4. Tambahkan alamat lengkap dan nomor HP (tidak dipublikasikan)

Menimbang Nasib Rafael da Silva

Dikirim oleh: Freddi Sidauruk*


Turnamen Nike Premier di Hongkong pada 2005 menjadi awal karir Rafael Pereira Da Silva. Bakatnya tercium pemandu bakat Manchester United, yang juga memberikan kontrak bagi saudara kembarnya, Fabio Pereira Da Silva pada Februari 2007.

Debut keduanya untuk Manchester United sempat tertunda karena usia mereka yang belum genap 18. Kesempatan itu baru muncul pada 4 Agustus 2008 dalam pertandingan persahabatan menghadapi Peterborough United. Pada kompetisi resmi, Rafael baru memulai debutnya pada pertandingan pertama Liga Inggris musim 2008/2009 kala ditahan imbang Newcastle United 1-1. Setelah itu, Rafael menjadi salah satu pilihan untuk mengisi sektor kanan pertahanan United.

Di pos fullback kanan, Rafael mesti bersaing dengan sejumlah pemain senior seperti kapten Gary Neville, hingga John O’Shea, Wes Brown, dan Chris Smalling. Namun, Rafael masih tetap mendapatkan kesempatan menit bermain lumayan untuk pemain seusianya di kesebelasan sebesar MU.

Pensiunnya Gary Neville pada akhir musim 2010/2011 serta hengkannya O’Shea dan Brown ke Sunderland pada awal musim 2011/2012, memberikan peluang bermain yang lebih banyak bagi Rafael. Pasalnya ia hanya akan bersaing dengan Smalling yang juga bisa ditempatkan sebagai bek tengah. Pada musim yang sama, Rafael pun melakukan debutnya untuk kesebelasan negara Brasil pada usi 21 tahun 10 bulan dan 17 hari.

Pada awal musim 2012/2013 Rafael mendapatkan perpanjangan  kontrak hingga 2016 dan diberikan kesempatan mengenakan nomor punggung “2” yang terakhir kali dikenakan Gary Neville.

Puncak permainan Rafael terjadi pada musim 2012/2013, di mana ia menjadi starter dalam 27 pertandingan Liga Inggris. Ini memperlihatkan betapa percayanya Sir Alex Ferguson kepadanya. Atas penampilannya tersebut, Rafael banjir pujian tak terkecuali dari Gary yang menyatakan permainan Rafael begitu kuat dan sulit ditembus. Gary pun meyakini ia bisa menjadi bek kanan United untuk bertahun-tahun ke depan.

Masuknya David Moyes menggantikan Sir Alex pada awal musim 2013/2014 seakan memberikan efek negatif bagi Rafael. Rafael hanya mendapatkan 19 kali kesempatan bermain dan 13 pertandingan namanya tak dimasukan dalam daftar pemain.

Pada musim 2014/2015, di bawah kepemimpinan Louis Van Gaal, keberuntungan pun sepertinya tidak memihak kepada Rafael. Cedera yang dialaminya membuat Van Gaal tidak terlalu memberikan kepercayaan kepadanya dan lebih mempercayakan Valencia sebagai bek kanan. Musim lalu, hampir separuh musim dihabiskan Rafael di bangku cadangan dan tidak dimasukkan ke dalam daftar skuad. Tentu hal ini tidak terlalu baik bagi pesepakbola yang sudah menginjak usia 25, di mana itu adalah usia emas pesepakbola.

Awal musim ini, Setan Merah mendatangkan Matteo Darmian dari Torino dengan nilai transfer 18 juta euro. Di Torino, Darmian memiliki pengaruh yang begitu penting. Secara statistik, Darmian selalu mencatatkan penampilan sebanyak 30 kali tiap musimnya.

Kedatangan Darmian tentu mengancam juga posisi Valencia. Hal ini akan menghasilkan persaingan sengit di antara ketiga pemain tersebut. Darmian memang bisa dimainkan sebagai gelandang sayap, tetapi Van Gaal sendiri menyatakan bahwa Darmian akan menjadi pelapis Valencia, bukan Ashley Young ataupun Angel Di Maria.

Rafael pun mau tak mau menjadi pilihan ketiga Van Gaal. Dengan kondisi seperti ini, akan sulit bagi Rafael untuk mendapatkan tambahan menit bermain. Padahal, Rafael membutuhkan menit bermain yang lebih banyak. Ini juga diperlukan untuk membuka jalan bagianya di timnas Brasil. Saat ini Rafael baru mencatatkan dua caps untuk Brasil. Terakhir kali ia bermain menghadapi Argentina pada 6 September 2012 dalam pertandingan persahabatan.

Pilihan masa depan Rafael tentu ada pada dirinya sendiri; apakah ia akan mencoba bersaing dengan kedua pemain yang lebih senior darinya sebagaimana disebutkan diatas, atau mencoba mencari petualangan baru di kesebelasan yang dapat menjanjikan menit bermain yang lebih banyak baginya. Pilihan  pindah ke klub lain mungkin lebih menjanjikan bagi Rafael. Hal ini sudah dilakukan terlebih dahulu oleh saudara kembarnya yang memilih dipinjamkan ke Queens Park Rangers pada awal musim 2012/2013 untuk mendapatkan kesempatan tampil lebih banyak dan sekarang bermain untuk Cardiff City yang sekarang bertanding di Divisi Championship.

Hal yang sama juga dilakukan oleh Martin Montoya pada awal musim ini yang pindah dari dari Barcelona ke Inter Milan setelah kedatangan Aleix Vidal, yang membuatnya berada pada pilihan ketiga posisi bek kanan tim Blaugrana. Demi mendapatkan menit bermain lebih banyak, Montoya meninggalkan klub yang telah dibelanya sejak junior tersebut.

Kemampuan dari seorang Rafael tentu sangat disayangkan kalau tidak dimanfaatkan dengan baik. Rafael tentu dapat memutuskan langkah apa yang akan diambil pada musim ini untuk mendukung karirnya ke depan, sehingga kita masih dapat menyaksikan permainan terbaik Rafael sebagaimana yang ditampilkan pada musim 2012/2013.

Foto: goal.com

*Penulis adalah mahasiswa berakun twitter @freddisidauruk

Komentar